Keterampilan Proses Sains TINJAUAN PUSTAKA

6 Dalam konteks kontruktivisme, siswa dapat diajak berbincang tentang SETS dari berbagai macam cara dan dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa bersangkutan. Dalam pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS, kecakupan bahan pembelajaran subjek tertentu juga harus dikaitkan dengan kecukupluasan serta dalamnya bahan pembelajaran subjek tertentu dibahas serta diperlakukan dalam konteks kesalingterkaitan unsur SETS. Kunci keberhasilan pembelajaran bervisi SETS dan berpendekatan SETS bukan sekedar pada keberadaan fasilitas ICT atau TIK yang canggih saja, akan tetapi sangat ditentukan oleh semangat, upaya, dan kesungguhan para pelaksana pendidikannya untuk melakukan dengan sebaik- baiknya proses perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran itu Binadja, 2005b.

2.4 Keterampilan Proses Sains

Perkembangan ilmu kimia sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi serta perubahan kondisi masyarakat yang sangat pesat ini menyaratkan guru harus mengembangkan keahliannya. Peranan guru kimia dalam perkembangan IPTEK sangat besar terutama dalam membina kemampuan awal siswa untuk menghadapi masa industrialisasi di masa sekarang dan masa depan. Kemampuan awal tersebut dapat berupa kemampuan dasar dan keterampilan proses sains Widhy, 2010. Keterampilan proses sains sebagaimana yang dijelaskan oleh Sheeba 2013:109 proses yang dapat diterapkan pada hampir setiap sisi kehidupan yang harus dimiliki dan digunakan oleh setiap individu dalam masyarakat melek sains Scientific Literate Societies untuk meningkatkan kualitas dan standar hidup. Keterampilan proses sains memungkinkan siswa untuk menerapkan konsep-konsep ilmiah, prosedur dan perilaku hidup mereka yang lebih luas. Hal ini meningkatkan nilai pembelajaran sains siswa karena siswa mendapatkan pemahaman yang luas dan konsep praktis bagaimana konsep-konsep ilmiah dan prinsip-prinsip berlaku untuk diri sendiri, kelompok, keluarga dan bangsa. Salah satu tujuan diajarkan mata pelajaran kimia di sekolah adalah membekali siswa agar mampu mengembangkan kemampuan mengobservasi dan eksperimentasi serta berpikir taat asas. Siswa tidak hanya mengetahui fakta, konsep atau prinsip, tetapi juga terampil untuk menerapkan pengetahuannya dalam menghadapi masalah dalam kehidupan dan teknologi. Oleh karena itu, keterampilan-keterampilan proses sains harus ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya Wardani dkk, 2009. Menumbuhkan keterampilan proses sains di lingkungan sekolah harus didukung oleh semua elemen terutama guru dan siswa. Sebuah lingkungan belajar dengan keterampilan proses sains membutuhkan partisipasi aktif dari siswa Duran dkk, 2011:467. Menurut Weztel 2008 sebagaimana yang dikutip oleh Maknun 2012:144 keterampilan proses terpadu meliputi: 1 Merumuskan hipotesis, membuat prediksi tebakan berdasarkan bukti dari penelitian sebelumnya atau penyelidikan. 2 Mengidentifikasi variabel, penamaan dan pengendalian terhadap variabel independen, dependen, dan variabel kontrol dalam penyelidikan. 3 Membuat defenisi operasional, mengembangkan istilah spesifik untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam penyelidikan berdasarkan karakteristik yang diamati. 4 Percobaan, melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data 5 Interpretasi data, menganalisis hasil penyelidikan. Menurut Sheeba 2013:109 keterampilan proses sains merupakan refleksi dari metode yang digunakan oleh para ilmuwan ketika menghasilkan informasi tentang ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains meliputi keterampilan intelektual, psikomotor dan afektif yang berkaitan dengan pembelajaran ilmu pengetahuan dalam segala aspeknya. Keterampilan kognitif mencakup membandingkan, berkomunikasi, menyimpulkan, meramalkan, menggunaan sejumlah hubungan-hubungan antar materi, menggunakan hubungan wakturuangmembuat definisi operasional, merumuskan hipotesis, mengendalikan variabel, menafsirkan data, menggeneralisasikan, membuat pertanyaan, menerapkan, mengukur, mengevaluasi, merancang penyelidikan, menemukan hubungan dan pola. Keterampilan psikomotorik meliputi mengamati, mengklasifikasi, memanipulasi, bereksperimen dan mengukur. Sedangkan keterampilan afektif meliputi bertanya-tanya ‘mengapa’, menikmati proses penemuan, tekun atau pantang menyerah di tengah-tengah kesulitan dan kesiapan diri dalam menerima pembuktian hipotesis. Keterampilan proses ini sangat membantu dalam memajukan pengetahuan siswa dalam sains dan disiplin ilmu lainnya. Banyak keterampilan proses sains yang harus ditingkatkan oleh siswa tetapi keterampilan proses sains minimal yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan proses dasar. Saptorini 2011:54 menyebutkan ada 9 keterampilan keterampilan proses sains yaitu: 1 Mengobservasi, 2 Membuat hipotesis, 3 Merencanakan penelitian, 4 Mengendalikan variabel, 5 Menginterpretasi atau menafsirkan data, 6 Menyusun kesimpulan sementara inferensi, 7 Meramalkan, 8 Menerapkan, 9 Mengkomunikasikan, Berikut ini adalah indikator dari masing – masing keterampilan dasar sebagaimana disebutkan oleh Saptorini 2011:54. Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya KPS Indikator Melakukan Pengamatan Observasi • Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda. • Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa. • Membaca alat ukur. • Mencocokan gambar dengan uraian tulisanbenda. • Menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba. Membuat Hipotesis • Menyatakan dugaan sementara tentang pengaruh variabel manipulasi terhadap variabel respon. Merencanakan Penelitian Penyelidikan • Menentukan alat dan bahan. • Menentukan variabel atau perubah yang terlibat dalam suatu percobaan . • Menentukan variabel terikat dan variabel bebas. • Menentukan apa yang diamati, diukurditulis. • Menentukan cara dan langkah kerja. Mengendalikan Variabel • Mengidentifikasi variabel bebas. • Mengidentifikasi variabel terikat. • Mengidentifikasi variabel kontrol. Menafsirkan Data Interpretasi • Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan. • Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasan yang logis. • Menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan . Inferensi • Menggunakan informasi dari pengamatan untuk membuat kesimpulan awal. • Menggunakan berbagai sumber-sumber informasi dari pengamatan. • Menggunakan kesimpulan awal untuk menentukan pengamatan berikutnya. Meramalkan Prediksi • Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrunganpola yang sudah ada. Menerapkan Subkonsepprinsip • Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk menjalaskan apa yang sedang terjadi. Mengkomunikasikan • Mengutarakan suatu gagasan. • Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian. • Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.

2.5 Diktat Praktikum Kimia