3.1.8.3 Sampel
Berdasarkan populasi diatas akan diambil sampel 1 kelas dan
pengambilan sampelnya berdasarkan Purposive Sampling. Sampel dari penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 Sugiyono, 2010:118.
Pada uji coba skala luas ini, siswa melakukan praktikum menggunakan diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS
yang dikembangkan oleh peneliti. Pada kegiatan praktikum ini, aktivitas dan kinerja siswa diukur dengan lembar observasi, penugasan yang berupa laporan.
Pada akhir pelaksanaan uji coba ini siswa diminta mengisi angket tanggapan terkait penggunaan diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-
Inquiry bervisi SETS.
3.1.9 Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian skala lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.
3.1.10 Pembuatan Produk Masal
Bila produk dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka produk itu dapat diterapkan pada skala luas. Untuk dapat memproduksi masal,
maka peneliti perlu bekerja sama dengan perusahaan atau pihak lainnya.
3.2 Prosedur Pengembangan
Berdasarkan model penelitian dan pengembangan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, maka prosedur penelitian dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1. Metode Tes
Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data hasil keterampilan proses sains. Tes yang digunakan adalah tes tertulis tipe objektif
Identifikasi masalah Kajian pendahuluan dan kajian pustaka
Studi lapangan
Melakukan analisis produk yang akan
dikembangkan
Mendesain model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS, RPP, alat
evaluasi pembelajaran dan instrumen penilaian.
Validasi produk tim ahli
Revisi desain
uji coba produk skala kecil
Revisi produk Mengumpulkan data
Uji coba skala luas
Revisi produk Produk akhir
Draft I
Draft II
Draft III
berjumlah 30 butir soal. Dalam 30 butir soal tersebut mencakup indikator keterampilan proses sains terdiri dari soal C2 jenjang kemampuan pemahaman,
soal C3 jenjang kemampuan penerapan, dan soal C4 jenjang kemampuan menganalisis. Pengerjaan tes selama 90 menit. Sebelum instrumen tes digunakan
dalam penelitian, instrumen tes harus diujicobakan dahulu untuk mengukur validitas, daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Uji coba dilakukan di
kelas XII IPA 2 SMA N 1 Kajen dengan pertimbangan siswa di kelas tersebut telah mendapatkan materi kimia kelas XI.
3.3.2 Dokumentasi
Metode ini dilakukan denngan mengambil dokumen atau data–data yang mendukung penelitian yaitu daftar nama dan daftar nilai ulangan harian siswa
kelas XI IPA SMA N 1 Kajen yang menjadi subjek penelitian.
3.3.3 Observasi
Observasi digunakan untuk merekam sikap siswa ketika pembelajaran berlangsung. Observasi di lakukan di SMA N 1 Kajen meliputi kegiatan
pembelajaran di dalam kelas dan di laboratorium. Hasil kegitan observasi ditulis pada lembar observasi yang sebelumnya telah dinyatakan valid dan reliabel.
Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi aspek psikomotorik dan aspek afektif.
3.3.4 Angket atau Kuesioner
Angket digunakan untuk mengukur tanggapan responden terhadap standar kelayakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry
bervisi SETS yang telah dikembangkan oleh peneliti. Responden ahli meliputi
dosen dan guru mata pelajaran kimia di tempat penelitian dilaksanakan. Selain itu, angket berupa sejumlah pertanyaan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS. Dari lembar tersebut kemudian dijadikan acuan untuk memperbaiki
kekurangan dalam diktat tersebut.
3.3.5 Portofolio Penugasan
Setelah melaksanakan praktikum, siswa ditugaskan mengkomunikasikan hasil percobaannya dalam bentuk laporan. Penugasan yang diberikan oleh guru
kepada siswa adalah laporan hasil praktikum dan laporan hasil diskusi.
3.4 Instrumen Penelitian dan Teknik Analisisnya
3.4.1 Instrumen Tes
Teknik tes dalam penelitian ini berupa soal objektif. Tes dilakukan sebelum pembelajaran Pretest dan di akhir pembelajaran Posttest. Uji coba
instrumen tes digunakan untuk menentukan soal-soal yang memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian yang baik. Instrumen dikatakan baik apabila
memenuhi persyaratan antara lain validitas, reliabilitas, daya beda dan kesukaran yang telah ditetapkan. Analisisnya dijabarkan sebagai berikut:
3.4.1.1.Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran seimbang, artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat
kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus :
JS JB
IK =
Keterangan :
IK
= Indeks kesukaran
JB
= Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
= Jumlah seluruh siswa Adapun kriteria yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kesukaran
seperti ditunjukkan Tabel 3.1. Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Interval Kriteria
IK = 0,00 0,00 IK ≤ 0,30
0,30 IK ≤ 0,70 0,70 IK 1,00
IK = 1,00 Sangat Sukar
Sukar Sedang
Mudah Sangat Mudah
3.4.1.2 Daya Beda Soal
Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung daya beda soal yaitu mengurutkan skor hasil tes uji coba mulai dari skor tertinggi hingga skor terendah,
mengelompokkan siswa menjadi kelompok atas J
A
dan kelompok terbawah J
B
, kemudian menghitung daya pembeda soal menggunakan rumus :
B B
A A
J B
J B
D −
=
Keterangan: D = Daya pembeda
BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Banyaknya siswa pada kelompok atas JB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Soal-soal yang akan dipakai soal-soal yang memiliki daya beda soal berkategori cukup, baik, dan sangat baik. Kategori daya beda soal disajikan dalam
Tabel 3.2 Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda
Interval Kriteria
0,00 0,00
0,20 0,20
0,40 0,40
0,70 0,70
1,00 Sangat jelek very poor
Jelek poor Cukup satisfactory
Baik good Sangat baik excellent
3.4.1.3 Validitas Tes Objective
Sedangkan untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi poin biserial yaitu sebagai berikut.
q p
S X
X r
t t
p pbis
− =
Keterangan : : Koefisien korelasi biseral
p
X
: Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
t
X
: Rata-rata skor total
t
S
: Standar deviasi skor total
p
: Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal p = Banyaknya siswa yang menjawab benar Jumlah seluruh siswa
q
: Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal q = 1 – p
DP
≤
DP
≤
DP
≤
DP
≤
DP
≤
Hasil kemudian digunakan untuk mencari signifikasi
dengan rumus :
2
1 2
pbis pbis
r n
r t
− −
=
Keterangan: t = t
hitung
atau nilai t yang diperoleh melalui perhitungan
pbi
γ
= Koefisien korelasi point biserial n = Jumlah siswa
Menurut Sudjana 2005, kriteria : jika t
hitung
lebih dari t
tabel
1- α dengan dk n-2 dan n jumlah siswa, maka butir soal tersebut valid.
3.4.1.4 Reliabilitas Tes Objective
Reliabilitas dalam penelitian ini dicari dengan rumus Kuder Richardson, yaitu KR-21.
=
11
r
− −
−
t
kV X
k X
k k
1 1
keterangan :
11
r
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
k
= Jumlah butir soal
t
V
= Varians total
X
= Rata-rata skor total Setelah
11
r
diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel. Apabila
11
r
lebih dari
tabel
r
maka instrumen tersebut reliabel.
pbis
r
hitung
t
Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas Soal
Interval Reliabilitas Kriteria
0,000 ≤ r ≤ 0,200 Sangat rendah
0,200 ≤ r ≤ 0,400 Rendah
0,400 ≤ r ≤ 0,600 Cukup
0,600 ≤ r ≤ 0,800 Tinggi
0,800 ≤ r ≤ 1,000 Sangat tinggi
3.4.2 Instrumen Silabus dan RPP
Instrumen dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah diktat praktikum kimia yang dikembangkan peneliti, silabus dan
rancana pelaksanaan pembelajaran RPP. Validitas silabus dan RPP dilakukan oleh ahli Expert Judgement.
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut: 1 Menghitung skor penilaian dari masing – masing komponen
Data angket mengenai peniliaian validitas oleh pakar terkait kualitas petunjuk praktikum dianalisis dengan kriteria:
Skor 4 = Baik Skor 3 = Cukup baik
Skor 2 = Kurang baik Skor 1 = Tidak baik
2 Menghitung nilai keseluruhan dengan rumus; NA =
Keterangan : NA = Nilai persen yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh
SM = Skor maksimum yang diharapkan 3 Menghitung rata-rata nilai dari keseluruhan responden.
4 Menentukan kriteria kelayakan silabus dan RPP berdasarkan Tabel. 3.4 Tabel 3.4 Kriterian Kelayakan Silabus dan RPP
Rata- rata skor Kritera
3 4
Sangat layak 2
3 layak
1 2
Cukup layak = 1
Kurang layak
3.4.3 Instrumen Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menilai segala aktivitas siswa saat proses pembelajaran. Data yang diperoleh dari lembar observasi merupakan hasil
belajar pada aspek psikomotorik dan afektif siswa. Kriteria instrumen lembar observasi adalah valid dan reliabel. Validitas lembar observasi adalah validitas
isi, maka penentuanv alid tidaknya divalidasi oleh pembimbing atau ahlinya Expert Judgement, tidak dihitung, dilakukan sebelum uji coba. Reliabilitas
lembar observasi dilakukan sesudah uji coba, penentuan reliabilitas menggunakan reliabilitas antar penilai atau observer Inter Raters Reliability.
3.4.4 Instrumen Lembar Angket
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap diktat yang dikembangkan oleh peneliti yaitu diktat praktikum berbasis Guided
Discovery – Inquiry bervisi SETS. Kriteria instrumen bentuk angket adalah valid dan reliabel. Validitas
lembar angket adalah validitas isi, maka penentuan valid tidaknya divalidasi oleh
pembimbing atau ahlinya Expert Judgement. Reliabilitas lembar angket ditentukan dengan Cronbach–alpha.
= 1
Rumus untuk mencari varian total adalah: =
.
Rumus untuk mencari varians tiap butir adalah: =
.
Keterangan: = Reliabilitas instrumen
= Banyaknya butir pertanyaan = Jumlah varians butir
= Varians total = Jumlah keseluruhan nilai responden
= Jumlah nilai suatu aspek = Banyaknya responden
Hasil analisis diperoleh dibandingkan dengan nilai
:
. Butir angket dinyatakan reliabel jika
:
. 3.4.5
Instrumen Portofolio
Lembar portofolio berupa laporan praktikum secara individu setelah melaksanakan praktikum dan laporan hasil diskusi siswa secara kelompok.
Kriteria instrumen portofolio adalah valid dan reliabel. Validitas instrumen portofolio adalah validitas isi, maka penentuan valid tidaknya divalidasi oleh
pembimbing atau ahlinya Expert Judgement.
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Data Validasi Ahli terhadap Diktat Praktikum SMA Berbasis
Guided Diccovery -Inquiry Bervisi SETS
Data angket mengenai penilaian validitas oleh pakar terkait kualitas petunjuk praktikum dianalisis dengan kriteria:
Skor 4 = Sangat baik Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup baik Skor 1 = Kurang baik
Kemudian data yang telah diberi skor kemudian dianalisis dengan menghitung rerata masing-masing komponennya. Kriteria penilaian setiap
komponennya disajikan dalam tabel 3.5 berikuti ini. Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Setiap Komponen Diktat
Rata- rata skor Kritera
3 4
Sangat baik 2
3 Baik
1 2
Cukup baik = 1
Kurang baik
Sedangkan untuk menentukan seberapa valid model diktat praktikum maka digunakan kriteria penilaian skor total seperti pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kriteria Total Penilaian Tahap II terhadap Diktat
Rata- rata nilai kelas Kritera
186 228
Sangat layak 143
186 Layak
100 143
Cukup layak 57
100 Kurang layak
3.5.2 Data Hasil Belajar
3.5.2.1. Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik dan Afektif
Kriteria penilaian aspek melakukan pengamatanobservasi adalah: Skor 4 = Sangat baik
Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup baik
Skor 1= Kurang baik Kemudian data yang telah diberi skor kemudian dianalisis dengan
menghitung rerata masing-masing aspeknya. Kriteria penilaian setiap aspeknya disajikan dalam tabel 3.7 berikuti ini.
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Tiap Aspek Psikomotorik dan Afektif
Rata- rata skor Kritera
3 4
Sangat Tinggi 2
3 Tinggi
1 2
Cukup Tinggi = 1
Rendah
Sedangkan untuk mengetahui nilai psikomotorik dan afektif siswa setelah menggunakan model diktat praktikum maka digunakan kriteria penilaian skor
total seperti pada tabel 3.8, 3.9 dan 3.10. Tabel 3.8 Kriteria Hasil Rata-rata Nilai Psikomotorik Praktikum
Rata- rata nilai kelas Kritera
35 44
Sangat baik 27
35 Baik
19 27
Cukup baik 11
19 Kurang baik
Tabel 3.9 Kriteria Hasil Rata-rata Nilai Psikomotorik Diskusi
Rata- rata nilai kelas Kritera
26 32
Sangat baik 20
26 Baik
14 20
Cukup baik 8
14 Kurang baik
Tabel 3.10 Kriteria Hasil Rata-rata Nilai Afektif
Rata- rata nilai kelas Kritera
22 48
Sangat baik 17
22 Baik
12 17
Cukup baik 7
12 Kurang baik
3.5.2.2 Hasil Belajar pada Aspek Kognitif
Hasil belajar pada aspek kognitif yaitu portofoliopenugasan berupa laporan praktikum, laporan diskusi dan hasil posttest.
Cara untuk menghitung nilai akhir dari hasil belajar aspek kognitif yaitu dengan rumus:
NA= Keterangan:
NA= Nilai akhir A = Nilai postest
B = Nilai laporan 1 C = Nilai laporan 2
D = Nilai laporan diskusi Hasil belajar siswa dikatakan telah memenuhi nilai ketuntasan individu apabila
nilai akhir lebih atau sama dengan 75 sesuai dengan kriteria KKM. Ketuntasan
klasikal dikatakan telah tercapai jika minimal 23 dari 30 siswa memenuhi kriteria belajar individu sesuai dengan KKM.
3.5.3 Uji Signifikansi Peningkatan Keterampilan Proses Sains KPS
Uji signifikansi digunakan untuk mengetahui perbedaan sebelum
perlakuan dan sesudah perlakuan yaitu ada atau tidaknya peningkatan
keterampilan proses sains siswa sebelum dan sesudah menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery–Inquiry bervisi SETS. Desain
eksperimen yang dilakukan adalah One-Group Pretest dan Posttest Design dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai
model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery–Inquiry bervisi SETS before-after. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut.
X
Gambar 3.3 Desain Eksperimen One-Group Pretest dan Posttest Keterangan :
= Nilai pretest sebelum diberi diktat X = Perlakuan dengan memberikan diktat
= Nilai posttest sebelum diberi diktat Analisis
data hasil implementasinya menggunakan rumus t-test Suharsimi: 2010.
= 1
Keterangan : Md = mean dari perbedaan antara pre test dan post test posttest- pretest
xd = deviasi masing-masing subjek
= jumlah kuadrat deviasi N
= banyaknya subyek Tes signifikansinya adalah nilai t dari perhitungan di atas dikonsultasikan
dengan tabel nilai t dengan db= N-1 dan taraf kesalahan sebesar 5. Jika nilai t hitung lebih dari t tabel, maka dikatakan terdapat peningkatan keterampilan proses
sains siswa secara signifikan.
3.5.4 Data Angket Tanggapan Siswa
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut: 1 Menghitung skor penilaian dari masing – masing komponen
Data angket mengenai tanggapan siswa terkait kualitas petunjuk praktikum dianalisis dengan kriteria:
Skor 4 = Sangat setuju Skor 3 = Setuju
Skor 2 = Kurang setuju Skor 1 = Tidak setuju.
2 Menghitung rata-rata skor dari keseluruhan responden. 3 Menentukan kategori tanggapan siswa berdasarkan kriteria pada tabel
3.11. Tabel 3.11 Kriteria Hasil Tanggapan Siswa
Rata- rata skor Kritera
48 60
Sangat layak 37
48 Layak
26 37
Cukup layak 15
36 Kurang layak
3.6 Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian dalam pengembangan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS adalah:
1 Rata-rata skor validasi para ahli terhadap model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS lebih besar dari 143
kategori layak atau sangat layak. 2 Model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry
bervisi SETS dikatakan efektif jika terdapat peningkatan yang signifikan katerampilan proses sains siswa dengan menggunakan model diktat
praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS. 3 Minimal 23 dari 30 siswa mampu mencapai nilai akhir
75 sesuai dengan kriteria KKM.
4 Minimal 23 dari 30 siswa mampu mencapai hasil belajar aspek psikomotorik dan afektif dengan kategori minimal baik.
5 Rata-rata skor tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS lebih besar dari 37 kategori
baik atau sangat baik.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.
1 Hasil Penelitian
Penelitian dan pengembangan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS dilaksanakan menggunakan
metode Research and Development RD. Hasil penelitian pengembangan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi
SETS meliputi hasil studi lapangan, validitas oleh ahli, hasil belajar, data pengaruh penggunaan model diktat praktikum terhadap peningkatan KPS dan
hasil tanggapan siswa.
4.1.1 Hasil Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi awal tentang permasalahan dalam pembelajaran di laboratorium. Pengambilan data awal pada
studi lapangan ini melalui wawancara dengan 2 guru kimia SMA N 1 Kajen, observasi kegiatan pembelajaran siswa, dan penyebaran angket kepada siswa.
Berdasarkan hasil studi lapangan di SMA N 1 Kajen didapatkan informasi bahwa siswa tidak mempunyai buku khusus yang berisi panduan praktikum kimia atau
diktat, model pembelajaran di laboratorium masih konvensional yang hanya menekankan pada prosedur-prosedur atau cara kerja bukan pada konsep dasarnya,
siswa kurang diberi kesempatan untuk berpikir independen atau membangun pengetahuannya sendiri, pembelajaran masih cenderung berpusat pada guru
sehingga siswa kadang merasa bosan, siswa kurang memahami tentang penerapan
57