BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran Kimia di Laboratorium
Belajar adalah
suatu aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan perubahan dari semula yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang
tidak bisa menjadi bisa. Menurut Anni 2009:82 belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar mencakup segala sesuatu
yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang. Banyak faktor yang mempengaruhi belajar. Faktor – faktor yang memengaruhi belajar digolongkan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dalam diri siswa seperti faktor psikologis, emosi, motivasi dan bakat. Faktor eksternal meliputi segala
sesuatu yang berasal dari luar individu, kondisi siswa, tujuan pembelajaran dan pemberian umpan baik Saptorini, 2011.
Dalam proses pembelajaran sains, siswa dituntut untuk aktif dari awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran. Siswa tidak hanya diam
menerima materi secara teoritis, tetapi mereka melakukan penyelidikan dan menyimpulkan segala sesuatu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran
sains. Hakikat sains meliputi empat unsur utama yaitu:
1 Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar; sains bersifat open ended.
10
2 Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. 3 Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
4 Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep sains dalam kehidupan sehari- hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri sains yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, untuk mencapai produk
pembelajaran sains yang optimal peserta didik perlu melakukan kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum dapat membawa siswa mengalami proses berpikir
karena dari kegiatan praktikum siswa berhadapan langsung dengan suatu masalah yang berkaitan dengan materi dan diberi kesempatan untuk menemukan
jawabannya dengan membuktikan secara langsung. Menurut Surianto 2012:14 tujuan adanya praktikum di laboratorium
adalah: 1 Meningkatkan keterampilan kognitif seperti:
a Melatih agar teori dapat dimengerti. b Agar segi – segi teori yang berlainan dapat diintegrasikan.
c Agar teori dapat diterapkan kepada problem yang nyata. 2 Meningkatkan keterampilan afektif seperti:
a Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri. b Belajar bekerjasama.
c Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya.
3 Meningkatkan keterampilan psikomotorik seperti: a Belajar memasang peralatan sehingga benar- benar berjalan.
b Belajar mamakai peralatan dan instrumen tertentu. Salah satu sasaran praktikum kimia adalah menuntun dan melatih siswa
untuk berpikir dari abstrak ke konkret. Dalam hal ini, kegiatan dalam laboratorium merupakan mata rantai untuk menghubungkan beberapa aspek di antaranya ialah
apresiasi aspek estetika dari ilmu kimia, membangkitkan keingintahuan terhadap kimia, mengenal baik zat- zat kimia yang umum dan bagaimana reaksinya, dan
siswa dapat berpartisipasi aktif.
2.2 Guided Discovery- Inquiry