Teori- teori Belajar KAJIAN TEORI

Anak-anak Sekolah Dasar mempunyai kecenderungan sebagai berikut: beranjak dari hal-hal yang kongrit, memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu kebutuhan, terpadu, dan melalui proses manipulatif. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif anak. Pembelajaran IPA di SD di sesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik serta karakteristiknya. Dilihat dari kemampuan berfikir dan karakteristik peserta didik maka strategi pembelajaran di Sekolah Dasar perlu dibedakan dengan pembelajaran di jenjang yang lebih tinggi.

2.1.3. Teori- teori Belajar

Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang belajar. Dalam setiap pembelajaran mempunyai sudut pandang berbeda, dari sinilah teori belajar terbentuk. Thomas B. Roberts dalam Lapono dkk, 2008: 1-43 membagi teori belajar menjadi 4: 2.1.3.1. Teori Belajar Behaviorisme Teori Behaviorisme didasarkan pemikiran bahwa belajar merupakan salah satu jenis perilaku peserta didik yang dilakukan secara sadar. Individu berperilaku apabila ada rangsangan, sehingga dapat dikatakan peserta didik akan belajar apabila menerima rangsangan dari guru. Ada 3 jenis teori belajar menurut Teori Behaviorisme yaitu teori 1 Respondent Conditioning; 2 Operant Conditioning; 3 Observational Learning atau Social-Cognitive Learning. 2.1.3.2. Teori Belajar Kognitivisme Teori belajar kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental struktur ingatan atau cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan Lefrancois,1985. Tekanan utama psikologi kognitif adalah struktur kognitif, yaitu perbendaharaan pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan jangka panjangnya. Psikologi kognitif memandang manusia sebagai makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses. Teori belajar kognitivisme juga dapat disebut sebagai : 1 perkembangan kognitif; 2 kognisi sosial; 3 pemrosesan informasi. 2.1.3.3. Teori Belajar Konstruktivisme Pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi kembali pengalaman atau pengetahuan yang telah dimilikinya. Oleh sebab itu konstruktivisme merupakan satu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka. Peserta didik akan mengaitkan materi baru dengan materi pembelajaran lama. 2.1.3.4. Teori Belajar Humanisme Teori Humanisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Dalam proses pembelajaran, kebutuhan- kebutuhan tersebut perlu diperhatikan agar peserta didik tidak merasa dikecewakan. Dari teori belajar diatas, dapat kita lihat pada masing-masing teori belajar memiliki sudut pandang yang khas dalam menjelaskan pengertian dan hakikat belajar serta pembelajaran, akan tetapi semuanya saling melengkapi satu sama lain dan memiliki dampak pedagogis yang relatif sama. Teori belajar yang menonjol di dalam pendidikan IPA adalah teori konstruktivisme, karena mengacu pada kenyataan setiap individu memiliki kemampuan untuk mengkontruksi kembali pengetahuan yang telah dimilikinya.

2.1.4. Belajar