Teori Konstruktivisme Terhadap Perkembangan Bahasa Anak

61 kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli. 2. Pertanggungjawaban kelompok Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya. 3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan Pembelajaran kooperatif menggunakan metode scoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode scoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

2.1.7.2 Teori Konstruktivisme Terhadap Perkembangan Bahasa Anak

Menurut Jonasson dalam Smith, 2009: 84 konstruktivis percaya bahwa pembelajar mengonstruksi realitasnya sendiri atau paling tidak menafsirkannya berdasarkan pada persepsi-persepsi pengalaman mereka. Kelas konstruktivistik dalam pembelajaran dibangung atas lima prinsip dasar yaitu 1 meletakkan permasalahan yang relevan dengan kebutuhan siswa; 2 menyusun pembelajaran 62 di sekitar konsep-konsep utama; 3 menghargai pandangan siswa; 4 materi pembelajaran menyesuaikan terhadap kebutuhan siswa; dan 5 menilai pembelajaran secara konstekstual Rusman, 2012: 114. Perkembangan bahasa yang terjadi pada anak dipengaruhi oleh faktor konstitusi dan lingkungan. Maka dari itu, menurut Soeparwoto 2007: 134 upaya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa diantaranya: a. Mengupayakan lingkungan yang dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perkembangan bahasa secara optimal. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat perlu dikembangkan menjadi lingkungan yang dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar, berlatih, dan mengembangkan kemampuan bahasa. Kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat mutlak diperlukan dalam pengembangan bahasa. b. Pengenalan sejak dini terhadap lingkungan yang memiliki variasi kemampuan bahasa pada anak sangat diperlukan untuk memacu perkembangan bahasanya. Situasi yang menunjang perkembangan bahasa perlu diciptakan dan dikembangkan oleh orang tua dalam keluarganya, guru di sekolah, dan warga di masyarakatnya. Dukungan masyarakat dalam bentuk psikologis, sosial, dan kultural sangat diperlukan dalam perkembangan bahasa anak di lingkungannya. c. Mengembangkan strategi untuk mempermudah penguasaan bahasa, antara lain: cara untuk mengingat, meniru, mengalami langsung, bermain. Perkembangan kognitif ditandai oleh semakin meningkatnya kemampuan menyelesaikan berbagai alternatif secara simultan, melakukan kegiatan bersamaan, dan mengalokasikan perhatian secara runtut pada berbagai situasi 63 tertentu. Perkembangan bahasa dalam psikolinguistik diartikan sebagai proses untuk memperoleh bahasa language acquisition, menyusun tatabahasa dari ucapan-ucapan, memilih ukuran penilaian tata bahasa yang paling tepat dan paling sederhana dari bahasa tersebut. Anak-anak melihat kenyataaan bahasa yang dipelajari dari tatabahasa asli orang tua dewasa, kemudian menyusun suatu tatabahasa yang disederhanakan dengan pembaharuan-pembaharuan tertentu Tarigan, 2008: 129. Perkembangan bahasa ini bersifat universal berlaku umum pada semua manusia. Neugarten dalam Soeparwoto, 2007: 112 mengatakan perbedaan individu dalam hal perkembangan bahasa akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Semakin bertambah usia seseorang akan semakin bervariasi lingkungan perkembangannya, semakin kompleks kemampuan bahasanya, maka akan semakin berbeda antar individu dalam perkembangan bahasanya

2.1.8 Media Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02 SEMARANG

3 21 216

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VC SDN KARANGAYU 02 SEMARANG

2 27 251

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH SISWA KELAS VB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 8 248

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBAHASA JAWA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS II SDN GUNUNGPATI 02 SEMARANG

0 10 228

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

1 14 264

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BAHASA JAWA MELALUI METODE MIND MAPPING SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 29 224

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN WHOLE LANGUAGE DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA KELAS V SDN SEKARAN 02 SEMARANG

0 9 352

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA LUGU MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IIA SDN KARANGAYU 02 SEMARANG

1 19 188

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PEMBIASAAN MENULIS CATATAN HARIAN BAGI Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Pembiasaan Menulis Catatan Harian Bagi Siswa Kelas V SDN 03 Kaliwuluh, Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelaja

0 2 15

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA LUGU MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IIA SDN KARANGAYU 02 SEMARANG.

0 0 2