Lingkungan Kerja Penelitian Terdahulu

2.8 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana karyawan melakukan aktivitas setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Menurut Board of Certification for Professional Ergonomists 2013 , Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang ditandai dengan adanya interaksi antara parameter sebagai berikut: 1. Seorang pekerja dengan atribut ukuran, kekuatan, rentang gerak, kecerdasan, pendidikan, harapan dan kemampuan fisikmental lainnya. 2. Pengaturan kerja yang terdiri dari bagian, peralatan, panel kontrol dan tampilan benda fisik lainnya. 3. Sebuah lingkungan kerja yang diciptakan oleh iklim, pencahayaan, temperatur, vibrasi, kebisingan, warna, debu dan kualitas atmosfer lainnya. Menurut Sutalaksana,dkk 2006:83 “Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di sekeliling manusia pada saat manusia melaksanakan kegiatannya. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila didalamnya manusia dapat melaksanakan kegiatannya den gan aman, sehat dan nyaman”. Suatu kondisi lingkungan yang baik tidak dapat diperoleh begitu saja, tetapi harus dengan ilmu pengetahuan dan melalui tahapan-tahapan pengujian atas setiap kondisi yang mungkin. Sebagaimana kita ketahui, keadaan lingkungan dibentuk oleh berbagai unsurnya, yaitu temperatur dan kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, kadar debu, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

2.9 Penelitian Terdahulu

1. Taufik Dwi Laksono Jurnal Teolodita, Vol.12 No.1 Juni 2010: 1-12 Melakukan penelitian yang berjudul “Metode Kerja dan Produktivitas Tukang Batu Pada Pekerjaan Plesteran” . Dalam penelitiannya terhadap metode kerja dan produktivitas tukang plester pada pekerjaan plesteran disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas tukang plester adalah metode kerja yang digunakan dan waktu kegiatan yang diperlukan. Pada analisis metode kerja diperoleh bahwa metode kerja yang terdiri dari 11 kegiatan membutuhkan waktu total rata-rata seluruh kegiatan adalah 616,1 detik sehingga produktivitas yang dihasilkan sebesar 6m 2 jam. Sedangkan metode kerja yang memiliki 12 kegiatan membutuhkan waktu total rata-rata seluruh kegiatan adalah 642,3 detik sehingga produktivitas yang dihasilkan sebesar 5,4m 2 jam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode kerja yang digunakan akan berpengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan. 2. Hani Shafeek Asian Transactions on EngineeringATE ISSN: 2221- 4267 Vol.1 No.6 Jan 2012: 1-9. Melakukan penelitian dengan judul “Maintenance Practices in Cement Industry”. Penelitian dilakukan disebuah pabrik semen yang berlokasi di Kerajaan Saudi Arabia dan bertujuan menganalisa manajemen yang diterapkan diperusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan Universitas Sumatera Utara terfokus pada target yang harus dicapai. Manajemen yang diterapkan tidak memenuhi kriteria baik. Perusahaan tidak mempunyai laporan lengkap keuangan pembelian dan penjualan, tidak melakukan program pelatihan kepada karyawan, perusahaan tidak mempunyai jadwal perbaikan mesin secara berkala. Penulis merekomendasikan penerapan manajemen yang baik pada perusahaan, karena manajemen yang baik sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan. 3. Sri Maryati dkk Jurnal Teknik Industri Vol.5 No.2: 95-105 tahun 2012. Penelitian ini berjudul “Perbaikan Metode Kerja di Bagian Pelintingan Rokok dengan Menggunakan Studi Gerak dan Waktu untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja Studi Kasus di P.R. Sumber Rejeki Wajak Malang ”. Permasalahan yang terjadi adalah perusahaan hanya bisa memenuhi 75 target produksi yang ada. Sri Maryani dkk melakukan perbaikan metode kerja menggunakan studi gerak dan waktu dengan menggabungkan gerakan-gerakan kerja dan mengeliminasi gerakan menunggu. Hasil penelitian menunjukkan perbaikan ini mempercepat waktu siklus yang semula membutuhkan waktu 2,16 detik menjadi 1,83 detik. Perbaikan ini berhasil meningkatkan jumlah produksi. 4. Gurunath V Shinde, Prof. V.S. Jadhav International Journal of Engineering and Technology IJET, ISSN : 0975-4024, Vol 4 No 4 Aug-Sep 2012: 220-227. Penelitian di perusahaan perakitan pada stasiun kerja pengelasan. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini berjudul “Ergonomic Analysys of An Assembly Workstation to Identify Time Consuming and Fatique Causing Factors Using Application of Motion Study ”, berlokasi di Karad-India. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah hasil produksi menurun dan frekuensi kecelakaan kerja tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, diidentifikasi bahwa faktor penyebab adalah layout, alat kerja dan gerakan kerja repetitif yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi. Perbaikan yang dilakukan peneliti adalah: a. Perbaikan layout kerja baru sesuai dengan prinsip ergonomi b. Penghapusan gerakan repetitif dan penerapan prinsip ergonomi dalam gerakan kerja pada proses pengelasan. c. Perbaikan alat las dan perbaikan pencahayaan serta ventilasi udara. 5. Sultan Ayoub Meo, Abdul Majeed Al-Drees, Abeer A. Al Masri, Fawzia Al Rouq, M.Abdul Azeem. International Journal Of Environmental Research and Public Health, January 2013 Vol.10 No.1, 390-398; doi:10.3390ijerph10010390. Tulisan ini berjudul “Effect of Duration of Exposure to Cement dust on Respiratory Function of Cement Mill Workers ”. Para penulis melakukan penelitian pada sebuah pabrik semen di Pakistan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari paparan debu semen terhadap fungsi pernafasan pekerja pabrik semen. Hasil penelitian menunjukkan paparan debu semen sangat mempengaruhi fungsi pernafasan pekerja. Pekerja Universitas Sumatera Utara pada umumnya mengalami penyakit paru obstruktif, penyakit paru restriktif, peradangan paru lainnya, bahkan kanker paru pada paparan di atas 15 tahun dan tanpa pelindung. Untuk mengatasi risiko menghirup dan mengalami reaksi penyakit dalam tubuh akibat debu semen, langkah pencegahan yang dapat diambil adalah menghindari paparan terhadap paparan debu semen, dengan menggunakan peralatan kesehatan dan keamanan saat bekerja, seperti penutup kepala, kaca mata khusus goggle, masker atau alat penutup hidung dan mulut lainnya, baju khusus, sepatu khusus, dan berbagai macam perlengkapan yang didesain untuk mencegah masuknya debu ke dalam saluran pernapasan. Selain itu, para pekerja juga diharapkan tidak makan atau minum di lokasi dimana debu semen bertebaran, untuk menghindari masuknya debu ini ke dalam saluran cerna kemudian ke dalam darah, karena efeknya dapat membahayakan organ- organ tubuh dalam jangka panjang, dan memeriksakan kesehatan secara berkala ke bagian kesehatan pabrik. 6. M. Muhundhan Indian Textile Journal, May 2013 Vol 123. No.8:57-66 Penelitian yang berjudul “Ergonomy for Productivity” dilakukan pada sebuah pabrik garmen di India. Pada awalnya, perusahaan tidak menerapkan prinsip ergonomi pada proses pembuatan pakaian, tapi produktivitas perusahaan terus menurun karena karyawan sering mengalami sakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Hasil penelitian menunjukkan peranan ergonomi sangat penting bagi peningkatan Universitas Sumatera Utara produktivitas perusahaan. Penerapan ergonomi pada metode kerja adalah menghilangkan gerakan repetitif, menggunakan gerakan kerja sesuai prinsip ekonomi gerakan. Penerapan ergonomi pada alat dan fasilitas kerja adalah menyesuaikan alat dengan postur tubuh. Penerapan ergonomi pada lingkungan kerja adalah pencahayaan yang cukup pada bagian pemotongan kain, pengendalian kebisingan pada bagian bordir, pengaturan ventilasi pada bagian jahit. Dengan pelatihan dan instruksi yang tepat, penggunaan alat pelindung kerja yang tepat dan sistem kerja ergonomis, pekerja garmen dapat memproduksi produk di tempat kerja yang aman dan sehat dan produktivitas perusahaan meningkat. 7. Irena Sabaric, Snjenaza Brnada, Stana Kovacevic Industrial Engineering Journal, 2013 Vol.4 No.100:55-59. Melakukan penelitian dengan judul “Application of the MODAPTS Method with Innovative Solutions in the Warping Process”, berlokasi di Zagreb- Croatia. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan gerakan tidak efektif pada proses penyusunan gulungan benang di perusahaan tekstil dengan merancang alat bantu kerja yang inovatif. Hasil penelitian menyatakan dari perhitungan studi gerakan menggunakan MODAPTS dapat menghemat waktu sebesar 75,87 mods sesudah perbaikan akibat dari penyederhanaan gerakan kerja dengan menggunakan troli inovatif. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

3.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Yoga Wibawa Mandiri berdiri pasca bencana tsunami melanda Provinsi Aceh tahun 2004. Pasca tsunami, berbagai bantuan dari seluruh dunia berdatangan, bantuan dalam bentuk pangan, sandang, obat-obatan, dan bantuan rehabilitasi rumah serta bangunan lainnya yang rusak akibat tsunami. Tingginya kebutuhan semen untuk pembangunan kembali rekonstruksi Aceh, membuat sejumlah pengusaha asal Aceh yang berada di Sumatera Utara yang tergabung dalam Aceh Sepakat membentuk sebuah konsorsium untuk membangun terminal pengantongan semen yang diberi nama PT. Yoga Wibawa Mandiri berlokasi di Pelabuhan Krueng Geukuh-Lhokseumawe dengan akte pendirian perusahaan nomor 20 tanggal 6 Maret 2006. Peletakan batu pertama pembangunan infrastruktur terminal senilai 30 milyar berlangsung pada tanggal 30 April 2007 di area pelabuhan Krueng Geukeuh. Direksi PT. Yoga Wibawa Mandiri, Irsahuddin Hasan menyebutkan terminal di Krueng Geukeuh memiliki kapasitas pengantongan 10.000 ton per bulan dan selama ini kebutuhan semen yang dipasok untuk pantai timur Aceh saja mencapai 23.000 ton setiap bulannya. Jadi dengan membuka sendiri terminal pengantongan semen dan membangun kemitraan dengan Semen Padang diharapkan keberadaan terminal mampu menghidupkan Pelabuhan Krueng Geukeuh dan mengurangi jumlah pengangguran. Universitas Sumatera Utara