h. Tata letak fasilitas kerja sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga
dapat membentuk kondisi kerja yang baik. 3.
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan:
a. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila
penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakan dengan kaki dapat ditingkatkan.
b. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai
lebih dari satu kegunaan. c.
Peralatan sebaiknya
dirancang sedemikian
rupa sehingga
memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan. d.
Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus
sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.
2.4 Studi Gerakan
Studi gerakan adalah analisa terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Tujuan dari studi gerak adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan gerakan yang kurang efektif agar mendapatkan gerakan yang cepat dan
efektif Lawrence, 2000:208.
Untuk mempermudah penganalisaan terhadap gerakan ‐gerakan yang ada, terlebih
dahulu mengetahui gerakan ‐gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan tujuan ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan kode dari gerakan
‐gerakan dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIG. Di sini Frank dan Lilian Gilberth menguraikan gerakan
‐gerakan kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligs, ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Gerakan Dasar Therbligs No
Gerakan Kerja 1
Mencari Search 2
Memilih Select 3
Memegang Grasp 4
Menjangkau Reach 5
Membawa Move 6
Memegang untuk Memakai Hold 7
Melepas Release 8
Mengarahkan Position 9
Mengarahkan Sementara Pre position 10 Pemeriksaan Inspect
11 Perakitan Assembly 12 Lepas Rakit Disassemble
13 Memakai Use 14 Kelambatan yang Tak Terhindarkan Unavoidable delay
15 Kelambatan yang dapat Dihindarkan Avoidable delay 16 Merencana Plan
17 Istirahat untuk Menghilangkan Fatigue Rest to Overcome
Universitas Sumatera Utara
2.5 Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Melalui peta kerja kita dapat melihat semua langkah atau proses yang dialami
oleh suatu benda kerja kemudian menggambarkan semua langkah yang dialami benda kerja, seperti: transportasi, operasi mesin, pemeriksaan, perakitan, sampai akhirnya
menjadi produk jadi. Apabila kita ingin melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka
pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari stau proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk
mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisis suatu pekerjaan sehingga mempermudah perencanaan
perbaikan kerja. Peta kerja dibagi atas peta pekerja keseluruhan peta proses operasi, peta aliran proses dan peta pekerja setempat peta tangan kiri dan kanan, peta pekerja
dan mesin.
2.5.1 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta tangan kiri dan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara mendetail sesuai
dengan elemen-elemen Therblig yang membentuk gerakan. Dengan menganalisa detail gerakan yang terjadi maka langkah perbaikan dapat diusulkan. Peta ini tepat digunakan
untuk menganalisa gerakan yang terjadi secara berulang repetitive motion dan
Universitas Sumatera Utara
dilakukan secara manual. Berdasarkan analisa yang dilakukan maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan
bisa diusulkan untuk perbaikan. Demikian pula akan diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri, sehingga siklus kerja akan
berlangsung dengan lancar dalam ritme gerakan yang lebih baik yang akhirnya mampu memberikan delays maupun operator fatigue yang minimum.
2.5.2 Peta Pekerja dan Mesin Man and Machine Process Chart
Peta pekerja mesin ini akan menunjukan hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator pekerja dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja lainnya yang
ditangani oleh pekerja dan mesin ini sering bekerja secara bergantian. Ada empat kemungkinan terjadi hubungan kerja antara pekerja dan mesin tersebut, yaitu:
a. Operator bekerja
– mesin menganggur idle b.
Operator menganggur – mesin bekerja.
c. Operator bekerja
– mesin bekerja. d.
Operator menganggur – mesin menganggur.
Pada dasarnya kondisi menganggur, apakah itu terjadi pada operator maupun mesin adalah suatu hal yang merugikan. Waktu menganggur ini harus dihilangkan atau
paling tidak ditekan seminimal mungkin dengan tetap mempertimbangkan batas-batas kemampuan manusia dan mesin. Peta Pekerja Mesin bisa digunakan hanya jika terdapat
hubungan kerja sama antara pekerja dengan mesin dan sebaliknya, dengan peta ini dapat diketahui waktu menganggur pekerja dan mesin.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Teknik Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu
kerja ini berhubungan dengan usaha ‐usaha untuk menetapkan waktu baku yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan Wignjosoebroto, 2008:169.
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata
‐rata untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini meliputi waktu kelonggaran yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi
pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini dapat digunakan sebagai alat untuk membuat
rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan serta berapa jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Teknik ‐teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi dua, yaitu pengukuran
waktu kerja secara langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung. Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung, yaitu ditempat
dimana pekerjaan diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti stopwatch time study dan sampling
kerja work sampling. Sebaliknya cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus ditempat pekerjaan yang diukur. Disini aktivitas yang
dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel ‐tabel
waktu yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1 Kelonggaran
Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator terganggu
oleh hal-hal yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah. Sifat alamiah menyebabkan waktu kerja menjadi cenderung bertambah lama, karena ‘gangguan-gangguan’ ini
muncul tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran secara umum dapat dibagi kedalam 3 jenis, yaitu:
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Yang termasuk dalam kebutuhan pribadi seperti minum sekedarnya untuk menghilangkan haus dan ke kamar kecil.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan.
3. Kelonggaran hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak lepas dari hambatan- hambatan yang datang pada saat pekerja sedang melakukan pekerjaannya.
Hambatan ini dapat berupa mengobrol, merokok, membaca koran, dan sebagainya. Untuk hambatan jenis ini, maka upaya yang harus dilakukan
adalah menghilangkan delay tersebut dengan cara melakukan perbaikan kerja. Namun demikian, ada hambatan lain yang benar-benar diluar kendali
pekerja, misalnya listrik padam, peralatan rusak, menerima telepon, serta gangguan-gangguan kerja lainnya.
Besarnya nilai kelonggaran ini ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh. Faktor
Contoh Pekerjaan Kelonggaran
A. Tenaga Yang
Dikeluarkan
Ekivalen Beban Pria Wanita
1. Dapat Diabaikan
Bekerja Dimeja, Duduk Tanpa Beban 0,0-6,0 0,0-6
2. Sangat Ringan
Bekerja Dimeja, Berdiri 0,00-2,25 Kg 6,0-7,5 6,0-7,5
3. Ringan
Menyekop, Ringan 2,25-9,00 7,5-12,0 7,5-16
4. Sedang
Mencangkul 9,00-18,00 12,0-19,0 16,0-30
5. Berat
Mengayun Palu Yang Berat
19,00-27,00 19,0-30,0
6. Sangat Berat
Memanggul Beban 27,00-50,00 30,00-50,0
7. Luar Biasa Berat
Memanggul Karung Berat Diatas 50 Kg
B. Sikap Kerja
1. Duduk
Bekerja Duduk, Ringan 0,0
– 1,0
2. Berdiri Diatas Dua Kaki
Badan Tegak, Ditumpu Dua Kaki
1,0 – 2,5
3. Berdiri Diatas Satu Kaki
Satu Kaki Mengerjakan Alat Kontrol
2,5 – 4,0
4. Berbaring
Pada Bagian Sisi, Belakang Atau Depan
Badan 2,5
– 4,0
5. Membungkuk
Badan Dibungkukkan Bertumpu Pada Dua Kaki
4,0 – 10,0
C. Tenaga Yang
Dikeluarkan
Ekivalen Beban Pria Wanita
8. Dapat Diabaikan
Bekerja Dimeja, Duduk Tanpa Beban 0,0-6,0 0,0-6
9. Sangat Ringan
Bekerja Dimeja, Berdiri 0,00-2,25 Kg 6,0-7,5 6,0-7,5
10. Ringan
Menyekop, Ringan 2,25-9,00 7,5-12,0 7,5-16
11. Sedang
Mencangkul 9,00-18,00 12,0-19,0 16,0-30
12. Berat
Mengayun Palu Yang Berat
19,00-27,00 19,0-30,0
13. Sangat Berat
Memanggul Beban 27,00-50,00 30,00-50,0
14. Luar Biasa Berat
Memanggul Karung Berat Diatas 50 Kg
D. Sikap Kerja
6. Duduk
Bekerja Duduk, Ringan 0,0
– 1,0
7. Berdiri Diatas Dua Kaki
Badan Tegak, Ditumpu Dua Kaki
1,0 – 2,5
8. Berdiri Diatas Satu Kaki
Satu Kaki Mengerjakan Alat Kontrol
2,5 – 4,0
9. Berbaring
Pada Bagian Sisi, Belakang Atau Depan
Badan 2,5
– 4,0
10. Membungkuk
Badan Dibungkukkan Bertumpu Pada Dua Kaki
4,0 – 10,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Lanjutan FAKTOR
KELONGGARAN E. Keadaan Temperatur Tempat Kerja °C
Normal Berlebihan
1. Beku
Di bawah 0 Di atas 10
Di atas 12 2.
Rendah 0 - 13
10 s.d 5 12 s.d 5
3. Sedang
13 - 22 5 s.d 0
8 s.d 0 4.
Normal 22 - 28
0 s.d 5 0 s.d 8
5. Tinggi
28 - 38 5 s.d 40
8 s.d 100 6.
Sangat tinggi
Di atas 38 Di atas 40 Di atas 100
F. Keadaan Atmosfer 1.
Baik Ruang yang berventilasi baik, udara
segar 2.
Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan
0 s.d 5 3.
Kurang baik
Adanya debu beracun atau tidak beracun tapi banyak
5 s.d 10 4.
Buruk Adanya bau-bauan berbahaya harus
menggunakan alat pernafasan 10 s.d 20
G. Keadaan Lingkungan Yang Baik 1.
Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 2.
Siklus kerja berulang antara 5 - 10 detik 0 s.d 1
3. Siklus kerja berulang antara 0 - 5 detik
1 s.d 3 4.
Sangat bising 0 s.d 5
5. Jika faktor yang berpengaruh dapat menurunkan
kualitas 0 s.d 5
6. Terasa adanya getaran lantai
5 s.d 10 7.
Keadaan yang luar biasa bunyi, kebersihan, dan lain-lain
5 s.d 10 Sumber: Sutalaksana,dkk 2006
Universitas Sumatera Utara
2.7 Modular Arrangement of Predermined Time Standards MODAPTS
Modular Arrangement of Predetermined Time Standards MODAPTS adalah salah satu metode untuk menganalisis gerakan dan menetapkan waktu standar gerakan.
Metode ini cocok digunakan pada proses yang memiliki waktu siklus singkat dengan gerakan berulang. MODAPTS dikembangkan pertama kali di Australia oleh G.C Heyde
pada tahun 1960 untuk pekerjaan yang dikontrol secara manual Niebel, 1993. Karakteristik MODAPTS cocok digunakan dalam perancangan metode kerja,
dengan karakteristik sebagai berikut: a.
Metode ini mudah digunakan dan mudah dimengerti untuk perbaikan- perbaikan operasi kerja.
b. Tidak memerlukan alat-alat pengukuran
c. Perbedaan waktu gerakan berhubungan dengan perbedaan bagian-bagian
tubuh d.
Kode MODAPTS adalah sama dengan kode waktu dan gerakan. e.
Penganalisaan mudah dan hasilnya sebaik hasil yang diperoleh dengan metode detail.
f. Sistem ini dapat berperan untuk perbaikan aktivitas yang berulang.
MODAPTS dirancang untuk memperkirakan standar waktu untuk berbagai tugas dan meningkatkan produktivitas suatu organisasi. MODAPTS digunakan untuk estimasi
waktu standar, keseimbangan kerja, peningkatan produktivitas dan peningkatan penerapan ergonomi di tempat kerja. Perbandingan metode time study dan MODAPTS
ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Perbandingan Metode Time Study dan Modapts. TIME STUDY
MODAPTS Stopwatch Required.
Stopwatch diperlukan untuk mencatat berapa lama waktu yang diperlukan
pekerja dalam melaksanakan aktivitasnya.
No Stopwatch Required for people work Penggunaan stopwatch saat pengukuran
menyebabkan konsentrasi
pekerja terganggu, pekerja pada umumnya ingin
terlihat sempurna dihadapan peneliti.
Performance Rating Required.
Faktor penyesuaian digunakan untuk ketika pekerja bekerja dalam kondisi
tidak wajar, misalkan terburu-buru. No Performance Rating.
Saat ini makin banyak peneliti yang tidak setuju dengan penerapan rating
factor. Pada dasarnya pekerja yang diamati adalah pekerja yang sudah
berpengalaman. Not Ergonomically Sensitive.
Tidak menekankan
pada resiko
kesehatan pekerja akibat gerakan kerja Ergonomically Sensitive.
Menekankan pada gerakan berhubungan dengan tubuh.
Not Methods Sensitive. Semua aktivitas dicatat
Methods Sensitive. Yang dicatat bagaimana gerakan itu
dilakukan Sumber : Industrial Engineering and Production School.
MODAPTS memiliki tiga klasifikasi gerakan yaitu aktivitas perpindahan, aktivitas terminal, dan aktivitas bantu. Perhitungan waktu standar dengan metode MODAPTS
dilakukan dengan menjumlahkan nilai MODAPTS dan melakukan konversi ke waktu standar. Satu nilai MOD setara dengan 0,129 detik. Kode MODAPTS dan nilai MOD
ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Kode MODAPTS.
Classification No
Activity Symbol
MOD Explanation
Remark
Movement Activities
1 Finger
M1 1
Movement from the knuckle 2,5 cm
2 Hand
M2 2
Movement from the wrist hand or palm
must move 5 cm
3 Forearm
M3 3
Movement from the elbow. Wrist must move
15 cm 4
Whole arm M4
4 Movement from the shoulder.
Elbow must move 30 cm
5 Extended
arm M5
5 Movement from the shoulder fully to
the left, right, or across the body. Shoulder must move.
40 cm
Terminal Activities
6 Grasp
G0 Acquire contact
7 Grasp
G1 1
Acquire Simple Grasp 8
Grasp G2
2 Grasping around axis
9 Grasp
G3 3
Evaluate feedback Conscious
10 Grasp
G11 11
Movement of fingertips Conscious
11 Put
P0 Simply Place
12 Put
P2 2
Put with Feedback Conscious
13 Put
P3 3
Sensual feedback is required Conscious
14 Put
P5 5
Put with Feedback Conscious
Auxiliary Activities
15 Weight
L1 1
Load factor added to put activities when the object being handles is
heavy 16
Sight E2
2 Eye Fixation, eye travel
Independent 17
Judgement D3
3 Momentary Decision
Independent 18
Press A2
2 Pressure movement lower than 2 kg
Independent 19
Press A4
4 Pressure movement higher than 2 kg
Independent 20
Walk W5
5 Walk one step or rotate
21 Regrasp
R2 2
Regrasp small thing Independent
22 Regrasp
R4 4
Regrasp large thing Independent
23 Step
F3 3
Hill on the ground and step or release 24
Rotate C4
4 Moving in a circular path
25 Bend
B17 17
Bend and elevate waist 26
Bend B8
8 Sequential B17 movements
27 Sit and
Stand S30
30 This includes both the up and down
movements
Universitas Sumatera Utara
2.8 Lingkungan Kerja