cxxxi .
Gambar 4.13. Interaksi Metode belajar, kemampuan awal, dan gaya belajar
. Gambar 4.12. Menunjukan bahwa metode belajar, kemampuan awal dan gaya
belajar menunjukan interaksi dengan prestasi belajar, tipe JIGSAW berinteraksi pada titik antara 70.0 sd 72,5 dan pada tipe STAD pada titik 66,33. pada kemampuan
awal tinggi berinteraksi pada titik 76.0 dan kemampuan awal rendah pada titik 62.0. Sedangkan pada gaya belajar kinestetik pada titik antara 62 sd 64 dan gaya belajar
visual pada titik 70 sd 72.
D. PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dan tipe STAD
terhadap prestasi belajar, ada atau tidaknya pengaruh kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar, ada atau tidaknya pengaruh gaya belajar kinestetk
dan visual terhadap prestasi belajar, ada atau tidaknya interaksi antara kemampuan awal dengan metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dan tipe STAD terhadap
cxxxii prestasi belajar, ada tidaknya interaksi antara gaya belajar dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dan tipe STAD terhadap prestasi belajar, ada atau tidaknya interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi
belajar, ada atau tidaknya interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar dengan metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dan tipe STAD terhadap prestasi
belajar siswa pada materi usaha dan energi. Pengukuran kemampuan awal dan gaya belajar dilaksanakan sebelum
pembelajaran, dengan cara test dan pemberian angket. Dalam penelitian ini pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif, merupakan metode
pembelajaran yang menitik beratkan pada upaya pemecahan masalah, sehingga siswa harus melakukan kooperatif untuk mendapatkan informasi agar dapat menemukan
konsep mentalnya sendiri dengan mengikuti petunjuk guru berupa diskusi dan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran yang dipakai adalah cooperative learning pembelajaran kelompok, oleh karena itu dilakukan pembentukan kelompok dalam pembelajaran ini.
Pembentukan kelompok yang dilakukan harus dibuat heterogen dengan memperhatikan berbagai faktor seperti, perbedaan kemampuan akademik dan jenis
kelamin, ras, agama, dan tingkat ekonomi. Tujuan pembentukan kelompok ini agar terjadi interaksi siswa didalam kelompoknya, dengan harapan siswa yang memiliki
kemampuan akademik yang lebih tinggi dapat membantu proses pemahaman konsep bagi teman yang berkemampuan lebih rendah.
1. Hipotesis Pertama.