cxxxvii pembelajaran dan kemampuan awal siswa yang digunakan dalam penelitian. Dengan
demikaian ada interaksi antara metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW maupun tipe STAD dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar.
5. Hipotesis Kelima
Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama, aspek prestasi belajar diperoleh P-Value = 0,013 0,05, sehingga Ho ditolak.
Hal ini berarti ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa pada materi usaha dan energi. Rangkuman
hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel 4.18 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 210. Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat
mempengaruhi proses pencapaian prestasi baik didalam diri maupun diluar dari diri siswa, diluar faktor metode pembelajaran dan gaya belajar yang digunakan dalam
penelitian. Dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa ada interaksi antara gaya belajar dengan metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW tipe STAD terhadap prestasi
belajar.
6. Hipotesis Keenam
Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi tiga jalan dengan sel tidak sama, aspek prestasi belajar diperoleh P-Value 0,05, sehingga Ho ditolak.
Hal ini berarti tidak ada interaksi antara kemampuan awal dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa pada materi usaha dan energi. Rangkuman hasil uji
anava dapat dilihat pada Tabel 4.18. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 211. Untuk aspek afektif diperoleh P-Value 0,05, sehingga Ho tidak
ditolak. Hal ini berarti ada interaksi antara kemampuan awal dengan gaya belajar
cxxxviii terhadap prestasi belajar siswa pada materi usaha dan energi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar.
Tingkat kemampuan awal dari siswa, yang memiliki gaya belajar kinestetik akan memiliki prestasi belajar sains yang lebih baik daripada siswa yang memiliki gaya
belajar visual. Sebaliknya tingkat kategori gaya belajar, baik kinestetik ataupun visual, siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi akan memiliki prestasi
belajar sains yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa ada interaksi antara kemampuan awal
dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar sains pada materi usaha dan energi.
7. Hipotesis Ketujuh