Pengaruh fee based income dan trading income terhadap risiko Pengaruh variabel kontrol terhadap kinerja dan risiko berbasis

69 Selanjutnya, hasil pengujian secara parsial menyatakan bahwa trading income berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap kinerja bank berbasis pasar baik yang diukur melalui nilai Tobin’s Q maupun nilai market-to-book ratio. Trading income merupakan pendapatan yang diperoleh bank dari kegiatan di pasar modal seperti perdagangan efek-efek, sekuritas, transaksi valuta asing, dan lain sebagainya. Apabila pendapatan suatu bank meningkat, maka profitabilitas yang diterima bank juga akan meningkat sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja bank semakin baik. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sawada 2013 di Jepang yang menyatakan bahwa trading income mempengaruhi nilai bank secara positif dan signifikan. Ini dapat terjadi karena perbankan di Jepang umumnya banyak melakukan investasi dan perdagangan surat berharga. Sementara itu, bank-bank di Indonesia masih kurang dalam menggali potensi pendapatan berbasis perdagangan. Bahkan, perbankan di Indonesia tidak jarang mengalami kerugian loss dari aktivitas di pasar modal maupun kerugian akibat penurunan nilai mata uang. Hal ini dikarenakan ekonomi Indonesia masih belum cukup stabil dan sering mengalami pergolakan.

b. Pengaruh fee based income dan trading income terhadap risiko

berbasis pasar Penelitian ini menemukan bahwa fee based income berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap risiko pasar bank yang diukur melalui nilai beta. Menurut Markowitz 1952, risiko sistematis atau juga disebut risiko pasar Universitas Sumatera Utara 70 merupakan risiko yang berasal dari faktor-faktor yang secara sistematis mempengaruhi perusahaan dan tidak dapat dieliminasi dengan diversifikasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sawada 2013 yang menemukan bahwa diversifikasi pendapatan tidak mempengaruhi beta secara signifikan. Hal ini disebabkan karena fee based income merupakan pendapatan yang didasarkan pada pelayanan kepada nasabah, seperti kiriman uang, inkaso, kliring, bank garansi, dan lain sebagainya, dimana pendapatan-pendapatan ini tidak memiliki hubungan dengan pasar. Selanjutnya, penelitian ini menemukan bahwa trading income berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap risiko bank yang diukur melalui nilai beta. Hal ini disebabkan karena perbankan di Indonesia pada umumnya melakukan investasi pada surat berharga yang bebas risiko seperti obligasi pemerintah. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sawada 2013 di Jepang yang menemukan bahwa trading income memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap risiko pasar.

c. Pengaruh variabel kontrol terhadap kinerja dan risiko berbasis

pasar Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 variabel, yaitu bank size, equity-to-assets, cost-to-icome, bad loan ratio, loan growth rate, dan ROA. Variabel bank size mempunyai pengaruh negatif secara signifikan baik terhadap kinerja bank yang diproksikan melalui nilai Tobin’s maupun nilai MB. Ini berarti bahwa semakin besar ukuran bank, maka kinerja Universitas Sumatera Utara 71 bank akan semakin menurun. Hal ini dapat dijelaskan bahwa perbankan di Indonesia kurang mempunyai kapabilitas dalam mengelola aset untuk meningkatkan kinerjanya. Hasil estimasi regresi nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa rasio equity- to-assets mempunyai pengaruh positif signifikan. Ini berarti bahwa peningkatan leverage akan meningkatkan nilai bank. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diterima dari penggunaan dana bank lebih besar dari pada beban tetap dari penggunaan dana tersebut. Selanjutnya, hasil estimasi regresi beta menunjukkan bahwa ROA bepengaruh positif signifikan terhadap nilai beta. Ini berarti bahwa apabila ROA meningkat, maka beta saham juga akan meningkat. Hal ini disebabkan karena ROA berhubungan erat dengan kemampuan bank menghasilkan laba. Semakin tinggi laba, maka semakin tinggi dividen yang diterima oleh pemegang saham. Dan semakin tinggi dividen, maka harga saham semakin tinggi dan risiko juga akan meningkat high risk-high return. Di sisi lain, variabel cost-to-income, bad loan ratio, loan growth rate, dan ROA memiliki probabilitas di atas nilai alpha. Hal ini memberikan bukti bahwa rasio-rasio di atas tidak berpengaruh bagi kinerja berbasis pasar maupun risiko berbasis bank. Universitas Sumatera Utara 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan