Loan to Deposit Ratio LDR Net Interest Margin NIM

17 NPL = Jumlah Kredit Bermasalah Total Kredit x 100

2.6. Loan to Deposit Ratio LDR

Almilia dan Herdiningtyas 2005 Loan to Deposit Ratio LDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. Menurut Dendawijaya 2009:116 Loan to Deposit Ratio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, sejauh mana pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh Bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar. Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas LDR berada pada tingkat 85 - 100 dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 265BPPP tanggal 29 Mei 1993. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI akan memperlakukan Peraturan Bank Indonesia No.1219PBI2010 yang berisi ketentuan standar LDR pada tingkat 78 - 100. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 mei 2004, rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: LDR = Jumlah kredit yang diberikan Jumlah dana pihak ketiga x 100 18

2.7. Net Interest Margin NIM

Net Interest Margin merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk mengahasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil Almilia dan Herdiningtyas. 2005. Menurut Koch dan Scott 2000 Net Interest Margin penting untuk mengevaluasi kemampuan bank dalam mengelola risiko terhadap suku bunga. Saat suku bunga berubah, pendapatan bunga dan biaya bunga bank akan berubah. Sebagai contoh saat suku bunga naik, baik pendapatan bunga manupun biaya bunga akan naik karena beberapa aset dan liability bank akan dihargai pada tingkat yang lebih tinggi. NIM yang baik menurut Surat Edaran Bank Indonesia tahun 2004 adalah di atas 2. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 mei 2004, rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: NIM = Pendapatan Bunga Bersih Rata − rata Asset Produktif x 100

2.8. Penelitian Terdahulu