Volatilitas Harga Saham Stock Price Volatility

14 disperse disekitar suatu tedensi pusat central tedency. Lebih spesifik untuk suatu aset tertentu, volatilitas mengukur seberapa jauh harga sekarang dari aset tersebut menyimpang dari harga rata-rata masa lalu. Semakin besar penyimpangan berarti semakin besar voaltilitasnya. Sebaliknya, apabila harga hampir tidak pernah berubah berarti volatilitas rendah. Volatilitas dipandang sebagai ukuran resiko,dan return yang paling akurat. semakin tinggi volatilitas semakin tinggi pula resiko dan juga return. Ukuran volatilitas return saham yang paling umum digunakan adalah simpangan baku Standar deviasi dari perubahan harga, yang mengukur disperse dari return saham. Pengetahuan mengenai simpangan baku dari return saham sangat penting karena menunjukan peluang terjadinya nilai-nilai return yang ekstrim. Bila nilai simpangan baku besar berarti volatilitas juga besar, yang mengimplikasikan peluang terjadinya return yang positif atau negatif juga besar. Volatilitas mengukur kecepatan perubahan harga suatu saham. Semakin tinggi volatilitas, maka kemungkinan naik atau turunnya harga saham akan semakin besar. Perhitungan volatilitas akan dilakukan dengan metode statistik untuk memperoleh simpangan baku standard deviasi. Standar deviasi merupakan alat pengukur volatilitas dari suatu varian yang memiliki penyebaran yang konstan homokedastik. Standar deviasi adalah ukuran lebar disperse titik tengah distribusi profitabilitas, yakni jarak rata-rata dari perubahan return terhadap nilai mean sebagai puncak dari distribusi. Standar deviasi adalah akar kuadrat dari varian Rahmi, 2009. 15

B. Pengertian Dividen

1. Dividen

Dividen menurut Weston dan Copeland 2005 dalam buku Rodoni dan Ali adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada pemegang saham dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya. Pengertian dividen dalam undang-undang PPh Pasal 4 Ayat 1 2008: ”pengertian dividen adalah dividen dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. Kata- kata “dengan nama dan dalam bentuk apapun” memberikan makna yang luas bagi dividen yang misalnya tidak terikat pada nama dividen atau bentuk uang.” Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Secara teoritis perubahan harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Marzuki Usman mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah dividend yield, price earning ratio dan nilai buku Marzuki Usman, 1990:155. Menurut Bharbatosh Banerje 2008, kebijakan dividen yaitu: Dividend decision comprises one of the major decision areas of financial management. Dividend policy is the plan of action adopted by the board of directors of company whenever a dividend decison is made.It may be referred to as the policy relating to the amount to profits to be distributed to the equity shareholder in proportion of their holdings. 16 Peirson and Birds 1998, menjelaskan kebijakan dividen adalah: An important aspect of mangements decisions on these distributions is dividen policy which determines how much of a companys profit will be paid to shareholders as dividends and how muh will be retained. Kebijakan dividen penting karena dua alasan yaitu pertama, pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham, dengan demikian akan berpengaruhpula dengan perdagangan saham. Kedua, pendapatan yang ditahan retained earning biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri equity capital yang terbesardan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan. Kedua alasan tersebut merupakan dua sisi kepentingan perusahaan yang agak kontroversial. Agar kedua kepentingan itu dapat terpenuhi secara optimal, manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan teliti kebijakan dividen yang harus dipilih. Banyak perusahaan yang menyadari adanya dua hal tentang reaksi investor atas dividen: a. Tingkat dividen absolut akan dikurangi hanya jika ada indikasi bahwa penurunan laba akan terjadi pada periode yang relative lama. b. Penurunan harga saham berhubungan dengan penurunan tingkat dividen absolut. Dampak positif utama terhadap harga saham adalah untuk menjaga target rasio pembayaran dividen sepanjang wakru. Jadi, pembagian dividen sangat erat hubungannya dengan investasi dana yang ada dalam perusahaan. 17

2. Teori Tentang Dividen

Ada berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen antara lain :

a. Teori “ Dividen Tidak Relevan “ dari Modigliani dan Miller

Mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh suhartono 2004, yang mendukung Modigliani dan Miller MM , nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak EBIT dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan. Beberapa ahli menyoroti asumsi tidak adanya pajak. Jika ada pajak maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains kenaikan harga saham akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui atau di nikmati. Dengan kata lain, investor lebih untung karena dapat menunda pembayaran pajak. Investor lebih suka bila perusahaan menetapkan DPR yang rendah, menginvestasikan kembali keuntungan dan menaikkan nilai perusahaan atau harga saham.

b. Teori “ The Bird in the Hand “

Brigham, et al. 1999 dalam ariwibowo 2007. Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada 18 capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan KS adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. KS adalah keuntungan dari dividen dividend yield ditambah keuntungan dari capital gains capital gains yield. Modigliani dan Miller menganggap bahwa argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu kesalahan MM menggunakan istilah “The Bierd in the hand Fallacy “. Menurut MM, pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama.

c. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividen lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa. Jika manajemen percaya bahwa teori “ Dividen tidak relevan “ dari MM adalah benar, maka perusahaan tidak perlu memperdulikan