Cacing Cambuk Trichuris trichiura
kopulatriks yaitu suatu alat bantu kopulasi. Tubuh A. duodenale dewasa mirip huruf C. Rongga mulutnya memiliki dua pasang gigi dan satu pasang tonjolan.
Cacing betina mempunyai spina kaudal. Tubuh N. americanus dewasa lebih kecil dan lebih langsing dibanding badan A. duodenale. Tubuh bagian anterior cacing
melengkung berlawanan dengan lengkungan bagian tubuh lainnya sehingga bentuk tubuh mirip hurus S. Di bagian rongga mulut terdapat 2 pasang alat
pemotong cutting plate. Dan badan cacing betina tidak terdapat spina kaudal Soedarto, 2011.
Telur cacing tambang pada pemeriksaan tinja di bawah mikroskop sinar, dan bentuk telur berbagai spesies cacing tambang mirip satu dengan lainnya, sehingga
sukar dibedakan. Telur cacing tambang berbentuk lonjong, tidak berwarna, berukuran sekitar 65 x 40 mikron. Telur cacing tambang yang berdinding tipis dan
tembus sinar ini mengandung embrio yang mempunyai empat blastomer Soedarto, 2011.
Gambar 2.4. Telur dan Larva Hookworm
Daur hidup cacing tambang hanya membutuhkan satu jenis hospes definitife yaitu manusia. sesudah keluar dari usus penderita, telur cacing tambang yang
jatuh di tanah dalam waktu dua hari akan tumbuh menjadi larva rabditiform yang tidak infektif karena dapat hidup bebas di tanah. Dalam waktu seminggu akan
berkembang menjadi larva filariform yang infektif. Kemudian larva filariform akan menginfeksi kulit manusia, menembus pembuluh darah dan limfe
selanjutnya masuk ke dalam darah dan mengikuti aliran darah menuju ke jantung
kanan, lalu masuk ke dalam kapiler paru. Kemudian larva filariform menembus dinding kapiler masuk ke dalam alveoli dan migrasi ke bronki, trakea, laring dan
faring dan tertelan masuk ke dalam saluran esofagus. Migrasi ini berlangsung sekitar sepuluh hari. Dari esophagus larva masuk ke usus halus, dan tumbuh
menjadi cacing dewasa jantan dan betina. Dalam waktu satu bulan, cacing betina sudah mampu bertelur Soedarto, 2011.
Cacing dewasa yang berada di dalam usus terus menerus mengisap darah penderita. Cacing dewasa N. americanus dapat menyebabkan hilangnya darah
penderita sampai 0,1 cc per hari, sedangkan seekor cacing A. duodenale dapat menimbulkan kehilangan darah sampai 0,34 cc per hari. Pada waktu menembus
kulit penderita larva cacing menimbulkan dermatitis dengan gatal – gatal yang
hebat ground itch. Sedangkan larva cacing tambang yang beredar di dalam darah akan menimbulkan bronchitis dan reaksi alergi yang ringan. Untuk menentukan
diagnosis pasti infeksi cacing tambang harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis atas tinja untuk menemukan telur cacing Soedarto, 2011.