128
6. Perjuangan Pangeran Antasari
Pangeran Antasari adalah pejuang dan pahlawan dari Kalimantan. Bertepatan dengan penggantian tahta kerajaan, Belanda menghendaki
Tamjid Illahi untuk naik tahta. Pilihan Belanda ini sudah diperhitungkan akan memberikan keuntungan kepada Belanda. Melihat hal ini, rakyat
kemudian mendekati Pangeran Hidayatullah yang sesungguhnya lebih berhak menduduki tahta kerajaan. Belanda berusaha menyelesaikan
permasalahan ini dengan cara kekerasan. Akibatnya, perlawanan rakyat mulai berkobar pada tahun 1859 dibawah pimpinan Pangeran
Hidayatullah. Namun Pangeran Hidayatullah tidak lama memimpin perlawanan karena beberapa tahun kemudian beliau tertangkap dan
diasingkan ke Cianjur.
Walaupun Pangeran Hidayatullah tertangkap, perlawanan tetap diteruskan. Kali ini pemegang pucuk pimpinan perlawanan adalah
Pangeran Antasari. Dengan semangat berkobar-kobar, Pangeran Antasari dan rakyat Kalimantan mempertahankan wilayah Kalimantan dengan
mati-matian sampai tahun 1863.
7. Perjuangan Rakyat Aceh
Perang Aceh dimulai pada tahun 1873. Perang ini terjadi karena Belanda ingin menguasai Aceh yang terletak di pintu gerbang Selat
Malaka. Letak Aceh ini sangat strategis untuk menguasai nusantara.
129 Serangan pertama Belanda di bawah pimpinan Jenderal Kohler
berhasil dipatahkan oleh Teuku Umar, Cut Nya’ Dien, Teuku Cik Di Tiro, Panglima Polem, dan Cut Mutia. Jenderal Kohler sendiri tewas dalam
perang ini dan prajuritnya kembali ke Batavia. Dengan segala taktiknya, Belanda kemudian berhasil menguasai Kotaraja. Namun, ketika hendak
menguasai daerah di luar kota, Jenderal Kohler tewas dalam perang.
Beberapa kali Belanda mengganti siasat untuk menghadapi perlawanan rakyat Aceh yang gigih. Semula, siasat yang digunakan adalah
Kultur Stelsel yang bersifat mempertahankan diri dalam benteng. Ternyata siasat ini tidak menguntungkan Belanda. Oleh karena itu, siasat adu domba
pun dilaksanakan, namun tetap tidak membawa hasil. Bahkan Teuku Umar berhasil memperdayai Belanda dengan cara berpura-pura menyerah.
Dengan menggunakan perlengkapan perang yang diperolehnya dar Belanda, Teuku Umar kembali melawan Belanda. Pada tahun 1899, Teuku
Umar gugur di medan perang sebagai pahlawan bangsa, tetapi perlawanan rakyat masih terus berkobar sampai tahun 1903.
8. Perlawanan Sisingamangaraja XII dan Rakyat Batak
Di daerah Tapanuli, perlawanan rakyat Batak terhadap kekuasaan Belanda dipimpin oleh raja Batak, Sisingamangaraja XII. Perang
berlangsung antara tahun 1883-1907. Dua puluh lima tahun merupakan waktu yang cukup lama untuk suatu peperangan. Pada tahun 1907,
Sisingamangaraja tertembak dalam suatu pertempuran hingga akhirnya gugur. Meskipun Sisingamangaraja telah tiada, sesuai dengan kepercayaan
rakyat Batak, rohnya dipercaya masih tetap ada melawan penjajah Belanda. Hal ini mempengaruhi semangat perlawanan rakyat Batak,
walaupun pemimpinnya sudah wafat, rakyat Batak tetap melanjutkan perjuangan mereka melawan Belanda.
Lampiran 2