22
4 Fumigasi a.
Fumigasi kapal dilakukan berdasarkan hasil pemeriksana adanya tanda-tanda kehidupan tikus dan atas permintaan pihak kapal nakhodapemilik.
b. Dilakukan apabila dalam pemeriksaan dijumpai adanya tanda-tanda
kehidupan tikus. c.
Kegunaannya adalah untuk melakukan hapus tikusserangga diatas kapal sebagai syarat untuk mendapatkan dokumen kesehatan Internasional Surat
Keterangan Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal. d.
Bila fumigasi dilakukan, harus ditentukan fumigan yang dipakai HCN, CH
3
Br atau CO
2
.
2.2. Determinan Perilaku
Menurut Green dan Kreuter 2005, kesehatan individumasyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor di luar
perilaku non-perilaku. Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor : 1 Faktor predisposisi predisposing factors mencakup pengetahuan
individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial, dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat; 2 Faktor pendukung enabling factors yaitu
tersedianya sumber daya, saranaprasarana kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya; 3 Faktor pendorong reinforcing factors berasal dari kelompok atau
individu yang dekat dengan seseorang termasuk keluarga, teman, guru, pengambil kebijakan dan petugas kesehatan. Pendidikan kesehatan mempunyai peranan penting
Universitas Sumatera Utara
23
dalam mengubah dan menguatkan ketiga kelompok faktor tersebut agar searah dengan tujuan kegiatan sehingga menimbulkan perilaku positif dari masyarakat
terhadap program tersebut dan terhadap kesehatan pada umumnya. Determinan perilaku dapat juga dibedakan menjadi dua, yakni faktor internal
yang merupakan karakteristik orang yang bersangkutan seperti tingkat kecerdasan, tingkat emosional, dan sebagainya. Sedangkan faktor ke dua adalah faktor eksternal
baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya Notoatmodjo, 2003. Beberapa karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin, status
perkawinan, pendidikan, tanggung jawab dan status masa kerja Robbin, 1996. Sedangkan menurut Ajzen 1991 dalam teori perilaku terencana Theory of planned
behavior, sikap dan kepribadian seseorang berpengaruh terhadap perilaku hanya jika secara tidak langsung dipengaruhi beberapa faktor yang terkait erat dengan perilaku.
Perilaku kesehatan bertitik tolak dari adanya dukungan sosial dari masyarakat sekitar, ada tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan, otonomi
pribadi yang bersangkutan dalam mengambil tindakan atau keputusan dan situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak Kar dalam Notoatmodjo,
2003. 1 Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2003 yang mengutip pendapat Blum, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
Universitas Sumatera Utara
24
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan teliga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang over
behavior. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan indera peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif : a. Tahu know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. b. Memahami comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang dilakukan dan dapat mengintepretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi yang harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan sebagainya
terhadap yang dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
25
c. Aplikasi aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. Aplikasi disini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi lain. d. Analisis analysis
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat
bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Evaluasi evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi obyek, penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden Notoatmodjo, 2003.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Notoatmodjo 2003 yang
mengutip pendapat Rogers, bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, dalam dirinya orang tersebut terjadi proses berurutan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
26
a. Awarenes kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek.
b. Interest, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus. c. Evaluation, orang sudah mulai menimbang-imbang terhadap baik tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial, dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,dan sikapnya terhadap stimulus.
2 Sikap Menurut Gibson 1996, sikap adalah kesiap-siagaan mental yang dipelajari
dan diorganisasi melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, objek dan situasi yang berhubungan
dengannya. Sikap dipelajari pada satu periode waktu dan diorganisasi oleh pengalaman dan menimbulkan pengaruh tertentu terhadap perilaku seseorang. Sikap
merupakan faktor penentu perilaku, karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi.
Menurut Azwar 2003 yang mengutip hasil penelitian Thurstone et.al, bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
favourable maupun perasaan tidak mendukung atau memihak unfavourable. Sedangkan menurut Sarwono 2004, sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan
untuk berespon secara positif maupun negatif terhadap orang, objek ataupun situasi tertentu. Sikap mengandung penilaian emosional senang, benci, sedih dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
27
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku Notoatmodjo, 2003. 1 Komponen pokok sikap
Menurut Notoatmodjo 2003 yang mengutip pendapat Alport, sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu ; kepercayaan keyakinan, ide dan konsep
terhadap suatu obyek.kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek, dan kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama
membentuk sikap yang utuh total attitude. 2 Jenis sikap
Menurut Purwanto 1999, sikap dapat dibedakan dalam : a Sikap positif yaitu kecenderungan pendidikan mendekati, menyenangi,
mengharapkan objek tertentu. bSikap negatif terhadap kecenderungan pendidikan untuk menjalani
menghindari, membenci dan tidak menyukai obyek tertentu. 3 Tingkatan sikap
Menurut Notoatmodjo 2003, berbagai tingkatan sikap adalah :
Universitas Sumatera Utara
28
a Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang subyek mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan obyek. Misalnya sikap ABK terhadap pengendalian vektor dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap pelaksanaan
program yang sudah ada. b Merespon responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
c Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang Chip cook kapal mengajak para ABK lain untuk selalu menjaga kebersihan di atas kapal, lalu
para ABK melakukannya atau mendiskusikan tentang risiko keberadaan vektor di atas kapal adalah suatu bukti bahwa seorang Chip cook telah mempunyai
sikap positif terhadap keberadaan vektor tersebut. d Bertanggung jawab responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko, adalah merupakan sikap yang paling tinggi, misalnya seorang Chip cook
kapal mau melakukan pengendalian vektor di atas kapal meskipun pekerjaan tersebut sering membosankan karena harus dilakukan secara rutin.
Universitas Sumatera Utara
29
Pengukuran sikap dapat juga dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan- pernyataan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden.
4 Ciri-ciri sikap Sebagaimana dikemukakan Walgito 2001, ciri-ciri sikap yaitu :
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungan dengan obyeknya. b.
Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah-ubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-
keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada seseorang tersebut.
c. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap sesuatu. d.
Obyek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan.
3 Tindakan Menurut Notoatmodjo 2003, terdapat hubungan yang erat antara sikap dan
tindakan yang didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak. Tindakan nampak lebih konsisten dengan
sikap bila sikap individu sama dengan sikap kelompok dimana ia adalah bagiannya
Universitas Sumatera Utara
30
atau anggotanya. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Tingkat-tingkat tindakan atau praktek, yaitu:
a. Persepsi perception
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya seorang ibu dapat
memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya. b.
Respon terpimpin guided response. Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua. Misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotongnya,
lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya. c.
Mekanisme mechanism. Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adaptasi adaptation Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan sudah berkembang dengan baik,
artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari,
Universitas Sumatera Utara
31
atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
2.3. Landasan Teori