Hubungan antara variabel faktor pendukung dengan pengendalian Hubungan antara variabel faktor pendorong dengan pengendalian

60 Tabel 4.17 Hubungan Variabel Faktor Predisposisi dengan Pengendalian Vektor Pengendalian Vektor Penyakit Jumlah Faktor Predisposisi Baik Tidak Baik p n n n Umur Dewasa dini 9 23,7 29 76,3 38 100,0 0,664 Dewasa madya 1 12,5 7 87,5 8 100,0 Masa kerja ≤ 3 tahun 6 21,4 22 78,6 28 100,0 1,000 3 tahun 4 22,2 14 77,8 18 100,0 Kebangsaan WNI 9 30,9 21 70,0 30 100,0 0,130 WNA 1 6,3 15 93,8 16 100,0 Pengetahuan Tinggi 7 21,2 26 78,8 33 100,0 1,000 Sedang 3 23,1 10 76,9 13 100,0 Sikap Baik 7 20,0 28 80,0 35 100,0 0,838 Kurang Baik 2 28,6 5 71,4 7 100,0 Tidak Baik 1 25,0 3 75,0 4 100,0

4.3.2 Hubungan antara variabel faktor pendukung dengan pengendalian

vektor penyakit Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki ketersediaaan sarana yang lengkap lebih besar persentasenya yaitu 80,6 tidak melakukan pengendalian vektor dengan baik dibandingkan dengan responden yang memiliki sarana kurang lengkap yaitu sebesar 73,3 . Sedangkan responden yang memiliki ketersediaan waktu yang kurang, lebih besar persentasenya untuk tidak Universitas Sumatera Utara 61 melakukan tindakan pengendalian vektor dengan baik yaitu 88,9 jika dibandingkan dengan responden yang memiliki waktu cukup hanya 40,0 yang tidak melakukan pengendalian vektor dengan baik, seperti dapat dilihat pada tabel 4.18. Tabel 4.18 Hubungan antara Variabel Faktor Pendukung dengan Pengendalian Vektor Pengendalian Vektor Penyakit Jumlah Faktor Pendukung Baik Tidak Baik p n n n Ketersediaan Sarana Lengkap 6 19,4 25 80,6 31 100,0 0,706 Kurang Lengkap 4 26,7 11 73,3 15 100,0 Ketersediaan Waktu Cukup 6 60,0 4 40,0 10 100,0 0,003 Kurang 4 11,1 32 88,9 36 100,0

4.3.3 Hubungan antara variabel faktor pendorong dengan pengendalian

vektor penyakit Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki dukungan teman seprofesi kurang baik lebih besar persentasenya yaitu 90,6 yang tidak melakukan pengendalian vektor dengan baik dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan teman seprofesi baik yaitu 50,0 . Responden yang memiliki dukungan kapten kurang baik lebih besar persentasenya yaitu 88,2 tidak melakukan pengendalian vektor dengan baik dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan baik yaitu 54,5 . Sedangkan responden yang memiliki dukungan petugas baik lebih besar persentasenya yaitu 82,1 untuk tidak Universitas Sumatera Utara 62 melakukan pengendalian vektor dengan baik dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan petugas kurang baik yaitu 72,2 yang tidak mengendalikan vektor, seperti terlihat pada Tabel 4.19. Tabel 4.19 Hubungan Variabel Faktor Pendorong dengan Pengendalian Vektor Penyakit Pengendalian Vektor Penyakit Jumlah Faktor Pendorong Baik Tidak Baik p n n n Dukungan Seprofesi Baik 7 50,0 7 50,0 14 100,0 0,005 Kurang Baik 3 9,4 29 90,6 32 100,0 Dukungan Kapten Baik 6 54,5 6 54,5 12 100,0 0,012 Kurang Baik 4 11,8 30 88,2 34 100,0 Dukungan Petugas Baik 5 17,9 23 82,1 28 100,0 0,480 Kurang Baik 5 27,8 13 72,2 18 100,0 4.4. Analisis Multivariat Analisis ini menggunakan uji regresi logistik ganda untuk memperoleh model yang terdiri dari beberapa variabel independen yang dianggap terbaik untuk memprediksi kejadian variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sepuluh variabel yang diuji, terdapat 4 empat variabel independen yang potensial masuk kandidat model multivariat yaitu variabel kebangsaan, ketersediaan waktu, dukungan seprofesi dan Universitas Sumatera Utara 63 dukungan kapten kapal karena memenuhi syarat p0,25 seperti terlihat pada Tabel 4.20. Tabel 4.20 Nilai Signifikansi Uji Analisis Bivariat Variabel Penelitian p Umur X1 0,664 Masa kerjaX2 1,000 Kebangsaaan X3 ` 0,130 Pengetahuan X4 1,000 Sikap X5 0,838 Ketersediaan Sarana X6 0,706 Ketersediaan Waktu X7 0,003 Dukungan Seprofesi X8 0,005 Dukungan Kapten Kapal X9 0,012 Dukungan Petugas KKP X10 0,480 Selanjutnya keempat variabel yang memperoleh nilai p0,25 diikutkan dalam analisis multivariat. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Variabel Penelitian B Exp B p Kebangsaan 1,785 0,168 0,256 Ketersediaan Waktu 3,691 40,095 0,010 Dukungan Seprofesi 2,881 17,937 0,029 Dukungan Kapten Kapal 2,219 9,200 0,103 Constant -11,192 0,000 0,014 Universitas Sumatera Utara 64 Hasil tersebut pada Tabel 4.21 dapat dilihat nilai signifikansi masing-masing variabel dan bila ada variabel yang nilainya p0,05 maka dikeluarkan dari model dengan cara bertahap satu per satu yang dimulai dari variabel yang nilai p terbesar. Dalam hal ini variabel kebangsaan memiliki nilai p yang terbesar sehingga analisis selanjutnya tidak mengikutsertakan variabel kebangsaan. Hasil uji ketiga variabel selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Ganda Variabel Penelitian B ExpB p Ketersediaan waktu 3,916 50,204 0,008 Dukungan seprofesi 2,755 15,722 0,026 Dukungan kapten kapal 2,715 15,100 0,034 Constant -14,212 0,000 0,001 Dari hasil uji tersebut di atas dapat dibuktikan bahwa variabel ketersediaan waktu, variabel dukungan seprofesi dan variabel dukungan kapten kapal mempunyai nilai p0,05, artinya ketiga variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap pengendalian vektor penyakit. Berdasarkan nilai Beta, bahwa nilai tertinggi terdapat pada variabel ketersediaan waktu yaitu sebesar 3,916 dan nilai p=0,008, artinya variabel ketersediaan waktu merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi tindakan ABK dalam pengendalian vektor penyakit di pelabuhan. Nilai percentage correct diperoleh 89,1 artinya diprediksi variabel yang mempengaruhi pengendalian vektor sebesar 89,1 , sedangkan 10,9 dipengaruhi variabel lain. Universitas Sumatera Utara 65

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengendalian Vektor Penyakit

Pengendalian vektor di atas kapal merupakan upaya yang harus dilakukan secara sustainable dalam rangka pemutusan mata rantai penularan penyakit menular seperti penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah. IHR 2005 telah mengisyaratkan bahwa setiap alat angkut yang meninggalkan pintu masuk dari daerah pelabuhan harus dijaga agar bebas dari vektor penyakit. Oleh sebab itu seyogyanya negara-negara di dunia yang menjadi anggota WHO harus menyetujui pelaksanaan hapus serangga dan hapus tikus dan tindakan pengendalian lainnya terhadap alat angkut yang dilakukan oleh negara lain selama metode yang digunakan sesuai dengan anjuran WHO, namun kenyataan di lapangan bahwa kapal-kapal yang berlayar lintas internasional belum sepenuhnya melaksanakan amanat IHR 2005. Fakta menunjukkan kapal-kapal yang masuk malalui pelabuhan-pelabuhan laut khususnya melalui pelabuhan Belawan masih teridentifikasi membawa vektor penyakit. Hal ini dapat disebabkan oleh masih rendahnya pengendalian vektor penyakit yang dilakukan oleh ABK. Beberapa indikator rendahnya tingkat pengendalian vektor penyakit di atas kapal oleh ABK adalah masih dijumpainya vektor tikus, kecoa di atas kapal, perangkap tikus dibiarkan tersimpan rapi di gudang, rat guard tidak terpasang dengan baik, tangga kapal tidak dinaikkan setinggi 60 cm, tidak melakukan penyemprotan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Identifikasi Kebutuhan Pelatihan pada Jabatan Pandu dan Anak Buah Kapal (ABK) Divisi Pelayanan Kapal di PT X Cabang Belawan

1 50 118

Hubungan Komponen Health Belief Model (HBM) dengan Tindakan Penggunaan Kondom pada Anak Buah Kapal (ABK) di Pelabuhan Belawan Tahun 2012

3 62 165

PengaruhFaktor Risiko Terhadap keberadaan Vektor Penyakit di Kapal Pada Pelabuhan Tembilahan Tahun 2011

1 42 132

Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Anak Buah Kapal (ABK) Terhadap Pemanfaatan Klinik Voluntary Conselling Testing Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Tahun 2006 – 2008

2 51 106

Karakteristik Anak Buah Kapal ( ABK ) Yang Mengikuti Skrining HIV Di Klinik VCT Di Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Medan

3 34 90

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Kapal dan Keberadaan Vektor Pembawa Penyakit (Larva Nyamuk, Musca Domestica, Periplaneta Americana dan Tikus) Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2016

50 253 142

PERAN INTERNATIONAL LABOUR ORGANIZATION (ILO) TERHADAP PELANGGARAN HAM BERUPA PERDAGANGAN ORANG YANG TERJADI PADA ANAK BUAH KAPAL (ABK).

0 5 9

SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPADATAN KECOA PADA KAPAL MOTOR YANG SANDAR DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

1 1 15

1 BAB I PENDAHULUAN - SANITASI KAPAL, KUALITAS AIR BERSIH, DAN KEBERADAAN TIKUS DALAM KAITANNYA DENGAN STATUS KESEHATAN ANAK BUAH KAPAL ( Studi pada Kapal dengan Berat Antara 6 – 30 Grosston yang Sandar di Pelabuhan Tegal ) - Repository Universitas Muhamm

0 1 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - SANITASI KAPAL, KUALITAS AIR BERSIH, DAN KEBERADAAN TIKUS DALAM KAITANNYA DENGAN STATUS KESEHATAN ANAK BUAH KAPAL ( Studi pada Kapal dengan Berat Antara 6 – 30 Grosston yang Sandar di Pelabuhan Tegal ) - Repository Universitas Mu

0 2 19