Konsumen banyak melakukan peralihan merek, karena konsumen memiliki sedikit kepercayaan, memiliki sebuah merek tanpa terlalu banyak
mengevaluasi. Pada waktu berikutnya, konsumen beralih ke merek yang lain karena rasa bosan atau karena ingin rasa yang berbeda. Peralihan merek terjadi
karena alasan untuk variasi dan bukan karena ketidakpuasan. Pemasar harus berusaha untuk mendorong perilaku pembelian menurut
kebiasaan dengan mendominasi rak-rak penjualan, menghindari situasi kehabisan stok dan mensponsori iklan yang sering untuk mengingatkan
mereknya. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga murah, hadiah, kupon, sampel gratis, dan iklan yang memberikan alasan
untuk mencoba sesuatu yang baru.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH SINGKAT RESTORAN J.CO DONUTS COFFEE
1. Sejarah Berdirinya J.CO DONUTS COFFEE di Indonesia
PT. J.CO Donuts and Coffee didirikan oleh Johnny Andrean. Johnny Andrean adalah seorang pengusaha putra Indonesia keturunan Thionghoa, pria
beristerikan Tina ini sebelumnya dikenal sebagai pemilik salon yang boleh dibilang terbesar dengan 202 cabang di seluruh Indonesia terdiri dari 202
jaringan salon dan 41 sekolah salon dimilikinya, serta sejumlah produk
Universitas Sumatera Utara
kecantikan dan shampo. Namun insting sang penata rambut kemudian membawanya terjun ke bisnis makanan. Johnny juga pemegang hak waralaba
perusahaan roti Singapura, BreadTalk yang sangat sukses.
Sejak tahun 2003 ia aktif mengembangkan J.CO Donuts Coffee. J.CO Donuts Coffee adalah produk dalam negeri dengan menggunakan konsep dari
luar negeri dan disempurnakan dengan modernisasi dan kualitas terbaik. J.CO Donuts Coffee ditujukan untuk menyerbu pasar asing. Persiapan J.CO Donuts
Coffee membutuhkan waktu yang lama. Selama 3 tahun Johnny Andrean dan timnya mempelajari bisnis donat, mengeksplorasi resepnya, serta melakukan riset
pasar dan sampling. Karena menyukai donut, Johnny sering berpikir bagaimana menjadikan donut sebagai sebuah gaya hidup.
Lebih jauh lagi, J.CO Donuts Coffee sudah dipersiapkan untuk merambah dunia internasional. Karena itu, Johnny sengaja memilih nama yang
mudah diucapkan dalam bahasa apa pun. Penataan ruang juga diberi perhatian khusus agar menimbulkan kesan modern. Johnny juga tidak perlu merasa malu
meniru sistem dapur terbuka yang dipelajarinya dari BreadTalk. Bahan makanan yang dipakai juga berstandar internasional. Johnny juga tidak sungkan-sungkan
melibatkan enam konsultan asing dengan keahlian berbeda.
Johnny meluncurkan J.CO Donuts Coffee dengan konsep apa yang disukainya dan hal ini bisa diterima masyarakat. Maka, Johnny memutuskan
untuk mengembangkan donat sendiri tanpa harus membeli salah satu hak waralaba yang sudah eksis di AS. Dia memilih menyempurnakan bentuk dan rasa
donat yang pernah dicicipinya, khususnya dari sisi kualitas bahan baku dan
Universitas Sumatera Utara
proses produksi. Jadi, selain rasanya yang berbeda, konsep tokonya pun dibuat open kitchen sehingga pengunjung bisa melihat berbagai atraksi pembuatan donat
mulai dari pengadonan sampai siap disajikan. Donat-donat ini dibuat dengan menggunakan mesin, mulai dari adonan,
memasak hingga pengglasuran dan pen-topping-an di permukaan donat dengan cara menambahkan keju, gula atau cokelat. Penggunaan tangan manusia hanya
pada proses pembentukannya. Itu pun sudah ada cetakannya. Melihat proses pembuatan J.CO Donuts Coffee memang menarik.
Donat yang telah dioven selanjutnya dipindahkan ke mesin otomatis sehingga dapat berjalan sendiri keproses berikutnya. Demikian pula dengan bahan
bakunya, lebih dari 50 didatangkan dari luar negeri. Misalnya, cokelatnya diimpor dari Belgia dan susu didatangkan dari Selandia Baru. Begitu juga dengan
produk minuman kopi dan cokelatnya. Biji kopinya ada yang diimpor dari Italia dan Kosta Rika. Karena itulah positioning-nya ditetapkan sebagai produk
berkualitas premium. Masa persiapan ini digunakan untuk menyiapkan standard operating
procedure, memilih bahan baku, memperbaiki kualitas produk dan proses pembuatan, serta pengelolaan bisnisnya. Setelah semuanya beres, barulah J.CO
Donuts Coffee diluncurkan. Gerai pertamanya hadir di Supermal Karawaci, Tangerang, pada 26 Juni 2005. Selanjutnya, di Mall Kelapa Gading, pada 5
Oktober 2005. Kedua gerai ini kebetulan terletak di dekat pintu utama mal. Jadi, siapa pun yang masuk dan keluar mal pasti mudah melihatnya. Bisa dikatakan,
lokasi gerai yang terletak di area utama mal merupakan strategi J.CO Donuts Coffee dalam memilih toko donatnya.
Universitas Sumatera Utara
Di samping itu, lokasi mall yang dipilih juga disesuaikan dengan target pasar, yaitu kalangan menengah-atas yang terbiasa dengan gaya hidup dinamis,
charm menarik, dan modern. Dalam waktu setahun, J.CO Donuts Coffee telah punya 16 buah gerai dengan 450-an orang karyawan. Selain itu, nuansa
yang penuh kehangatan juga menjadikan J.CO Donuts Coffee sebagai tempat paling nyaman untuk menikmati donat dan secangkir kopi. Hingga saat ini J.CO
Donuts Coffee telah membuka lebih dari 60 gerai yang tersebar di Indonesia, 4 gerai di Malaysia dan 2 gerai di Singapura.
2. Sejarah Berdirinya J.CO Donuts Coffee di Sun Plaza Medan