46
chloramine ditambahkan pada setiap mol amoniak dengan waktu kontak yang cukup. Chloramine residual kemudian menurun sampai nilai minimum yang
disebut Break Even Point, hal ini terjadi apabila molar Cl : NH
3
= 2 : 1. Dan pada titik ini reaksi reduksi
– oksidasi pada dasarnya telah berjalan sempurna Indiana State Department Of Health, 2014.
2.7.3.2.2. Ozon
Ozon memiliki kemampuan yang besar untuk mengoksidasi asam organik dalam skala yang luas dan mampu memecah dinding sel
mikroorganisme, sehingga penggunaan ozon sangat efektif untuk membunuh mikroorganisme dalam air. Keuntungan di dalam menggunakan ozon antara
lain sebagai desinfektan berspektrum luas, menghilangkan bau, warna, rasa; menambah kandungan oksigen dalam air, proses desinfeksi cepat; dalam
konsentrasi rendah masih berfungsi; tidak membentuk senyawa beracun dalam air; tidak menimbulkan masalah yang berhubungan dengan
pengangkutan bahan bakunya. Kerugian penggunaan ozon antara lain membutuhkan biaya yang besar, terutama dengan penyediaan alatnya; harus
memiliki pembangkit ozon dengan sumber energi listrik yang besar; perawatan dan operasional cukup rumit, sisa ozon tidak dapat dipertahankan
pada air untuk waktu lama, dan lebih mahal dibandingkan dengan klorin Black dkk., 2010 ; Said, 2007; WHO,2006.
2.7.3.2.3. Sinar UV
Peningkatan kesadaran akan risiko infeksi Cryptosorodium bakteri yang rentan dengan klorin membuat sinar UV banyak digunakan sebagai
47
desinfektan. Desinfeksi menggunakan sinar UV dapat efektif pada gelombang antara 200
– 300 nm WHO,2006. UV dapat membunuh bakteri, virus, jamur dan spora yang dapat mengurangi risiko transmisi infeksi saluran pernafasan,
kulit dan perut. Melalui reaksi fotooksidasi dan fotokimia, UV dapat memecah zat iritan DBPs seperti chloramine yang dapat mengurangi
penggunaan klorin. Instalasi sinar UV harus menggunakan lampu bertekanan rendah yang efektif untuk desinfeksi air, namun tidak efektif untuk memecah
DBPs Nemery dkk., 2002.
2.7.3.2.4. Algicides
Algisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh, mengontrol dan mencegah pertumbuhan alga, terutama pada kolam renang di
luar ruangan. Alga merupakan tanaman bersel satu yang tumbuh di perairan dan kolam renang. Kadar pH dan sisa klor yang rendah, sinar matahari, air
hangat, kandungan mineral seperti fosfat, nitrogen, dan potassium pada air kolam renang meningkatkan pertumbuhan alga. Keberadaaan alga pada air
kolam renang bisa menyebabkan kekeruhan, warna air menjadi hijau, dinding, dan lantai kolam licin. Fosfat dapat dihilangkan dengan
pengoptimalan flokulasi dan filtrasi selama pengolahan air. Pertumbuhan alga dapat dikontrol dengan flokulasifiltrasi air yang efektif, desinfeksi, dan
desain hidraulik yang baik Nightingale, 2008 ; WHO, 2006.
48
2.8. Penambahan Air Kolam Renang