Uji Validitas Teknik Analisis Data

36 Nilai validitas pada tabel di atas dapat dilihat dalam kolom Corrected Item Total Correlation. Nilai pada kolom di atas menunjukan bahwa terdapat satu butir pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan C3 dengan nilai 0,1720,20. Karena ada pernyataan yang validitasnya kurang dari 0,20, maka pernyataan yang tidak valid itu dikeluarkan dan kemudian dilakukan lagi uji validitas yang hasilnya sebagai berikut: Pernyataan Corrected Item- Total Correlation Keterangan C1 0,646 Valid C2 0,646 Valid Sumber: Data primer yang di olah

2. Reabilitas

Realibilitas adalah untuk mengetauhi apakah instrument yang digunakan reliabel atau tetap konsisten bila dilakukan berkali-kali pada waktu yang beda. Suatu kuesioner dikatakan realibel jika nilai koefisien alpha 0,60. 62 Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.3 Uji Reabilitas No Variabel Cronbach Alpha Keterangan 1 Referensi 0,612 Reliabel 2 Produk 0,821 Reliabel 3 Biaya 0,777 Reliabel 4 Lokasi 0,544 Tidak Reliabel 5 Agama 0,792 Reliabel 6 Pelayanan 0,723 Reliabel 7 Tingkat Margin 0,619 Reliabel 8 Kebutuhan 0,603 Reliabel 62 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.42 37

3. Analisis Faktor

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor dikarenakan peneliti ingin mengetauhi faktor-faktor dan faktor dominan yang mempengaruhi keputusan mitra dalam memilih menggunakan produk pembiayaan murabahah di BMT Berkah Madani. Metode analisis faktor memungkinkan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian karena tujuan penggunaan analisis faktor adalah: a. Mengidentifikasi dimensi pokok atau faktor yang menerangkan korelasi antara sekumpulan variabel. b. Menentukan atau menyeleksi variabel-variabel mana yang dominan dan yang saling berhubungan dari sekumpulan variabel yang semula dianggap tidak saling berhubungan. c. Mengidentifikasi beberapa variabel yang lebih menonjol dari yang lainnya. Pada awalnya teknik analisis faktor dikembangkan pada awal abad ke- 20. Teknik analisis ini dikembangkan dalam bidang psikometrik atas usaha ahli statistik Karl Pearson, Charles Spearman, dan lainnya untuk mendefinisikan dan mengukur intelegensia seseorang. Pada analisis faktor dapat dibagi dua macam yaitu analisis komponen utama principal component analiysis = PCA dan analisis faktor factor analisis = FA. Kedua analisis itu bertujuan menerangkan struktur ragam-peragam melalui kombinasi linear dari variabel-variabel pembentuknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor atau 38 komponen adalah variabel bentukan bukan variabel asli. Secara umum analisis faktor atau analisis komponen utama bertujuan untuk mereduksi data dan menginterpretasikan sebagai suatu variabel baru yang berupa variabel bentukan. 63 Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Analisis faktor merupakan analisis yang bertujuan mencari faktor- faktor utama yang paling mempengaruhi variabel dependen dari serangkaian uji yang dilakukan atas serangkaian variabel independen sebagai faktornya. Sebelum melakukan analisis faktor, sejumlah asumsi yang harus dipenuhi adalah: a. Korelasi antar variabel Independen. Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5. b. Korelasi Parsial. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS deteksi terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation. c. Pengujian seluruh matriks korelasi korelasi antar variabel, yang diukurr dengan besaran Bartlett test of Sphericity atau Measure Sampling 63 Analisis Faktor, h.168, artikel diambil dari http:www.fp.unud.ac.idindwp- contentuploadsmk_ps_agribisnisekonomitrika8_.20Analisis20Faktor.pdf diakses pada tanggal 28 Oktober 2013