Peran BI terhadap Bank Syariah

a. Tahap pertama 2002-2004, dalam tahap ini inisiatif-inisiatif difokuskan untuk meletakkan landasan yang kuat bagi pertumbuhan perbankan syariah yang sehat dan berkelanjutan. b. Tahap kedua 2004-2008, dalam tahap ini, fokus sasaran yang ingin dicapai adalah memperkuat struktur industri perbankan syariah. c. Tahap ketiga 2008-2011, pada tahap ini, semua stakeholder perbankan syariah harus berupaya untuk meningkatkan standar kinerja keuangan dan kualitas pelayanan bank syariah setingkat dengan bank-bank syariah internasional.

7. Posisi Bank Indonesia dalam Skema Ketata-Negaraan Indonesia

Gambar 3.1. Independensi Bank Indonesia dalam Skema Ketatanegaraan Presiden UU UU PBI KEPAL A LPND BADAN NEGARA SETINGKAT KEMENTRIAN: BANK MENTERI NEGARA MENTERI DEPARTEME N DEPKEU MENTERI KOORDINAT OR PEMERINTAH PUSAT Keterangan GambarSkema : 8 Kedudukan Bank Indonesia adalah sebagai Badan Negara setingkat kementrian, Bank Indonesia dipimpin oleh seorang pejabat setingkat Menteri yang disebut Gubernur BI. Hubungan Presiden pemerintah dengan Bank Indonesia adalah hubungan koordinatif dan bukan merupakan hubungan sub- ordinatif yang bersifat komando. Bank Indonesia bersifat independen dalam menetapkan kebijakan moneter. Bank Indonesia berada di luar struktur cabinet pemerintahan Presiden dan bersifat mandiri, namun secara teoritis tetap merupakan bagian dalam lingkup kerja lembaga eksekutif. Garis putus-putus dari Presiden ke BI dalam gambar tersebut menunjukkan tidak adanya garis komando langsung no chain of command dari kedua lembaga tersebut, melainkan hanya hubungan kooordinatif dalam kebijakan keuangan Negara yang menyangkut moneter. Jadi, dalam perspektif Hukum Tata Negara, secara structural terlihat tidak berdiri sendiri tetapi tetap dalam lingkup kerja eksekutif, namun sebenarnya BI berwenang sepenuhnya melaksanakan kebijakan moneter. Dengan demikian BI tetap dikatakan sebagai Bank Sentral yang independen otonom secara structural khusus dalam fungsi kebijakan moneter. Gubernur BI bukan bagian dari cabinet pemerintah, namun wajib hadir dalam rapat kabinet bila diminta dalam pembahasan yang berakitan dengan kebijakan perekonomian yang menyangkut moneter. Harus ditegaskan bahwa kekuasaan eksekutif presiden dalam bidang moneter telah di delegasikan otoritasnya kepada institusi Bank Sentral. Dalam hal ketentuan normatif perundang-undangan, kedudukan PBI Peraturan BI tidak sejajar dengan PP, sebagai konsekuensi tidak sejajarnya kedudukan Gubernur BI dan Presiden. PBI dapat lahir dari UU maupun PP.

B. SEJARAH LAHIRNYA KEBIJAKAN FASILITAS PENDANAAN

JANGKA PENDEK SYARIAH FPJPS Kebijakan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah pertama kali ditetapkan dalam PBI No: 53PBI2003 dengan istilah Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek 8 Hendra Nurtjahjo, dkk., Eksistensi Bank Sentral dalam Konstitusi Berbagai Negara, Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FHUI, 2002, h. 90