PENUTUP Konsep dan mekanisme akad mudharabah dalam fasilitas pendanaan jangka pendek syariah (FPJPS)

xii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Mudharabah ……………………………….. 36 Gambar 3.1 Independensi BI dalam Skema Ketatanegaraan…………………. 55 Gambar 4.1 Kedudukan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara setelah Amandemen UUD 1945…………………………………………. 87 xiii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah… 48 Tabel 2.2 Penempatan pada Bank Indonesia – Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah…………………………………………………….. 49 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan bank syariah di Indonesia secara formal baru di mulai tahun 1992 dan secara serius mulai dikembangkan pada tahun 1998 yaitu sejak mulai berdirinya Bank Muamalat Indonesia tahun 1991 sebagai bank syariah pertama di tanah air, yang memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992. Dan dengan diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Perbankan Indonesia sendiri dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. 1 Ditinjau dari segi fungsi intermediasi perbankan syariah menunjukkan kinerja yang mengagumkan yang hampir mendekati angka 100 persen, dengan kata lain hampir 100 persen dana pihak 1 Ikhtisar Pebankan, Institusi Perbankan di Indonesia, Artikel diakses pada tanggal 18 Februari 2010 dari http:www.bi.go.idwebidPerbankanIkhtisar+PerbankanLembaga+Perbankan ketiga yang ada di bank syariah disalurkan kembali ke masyarakat. 2 Perkembangan Bank Syariah tersebut tidak bisa dilepaskan begitu saja dari peran Bank Indonesia. Bank Indonesia memiliki tugas utama untuk menjaga stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan perbankan dan sistem pembayaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai fungsi sebagai lender of the last resort LLR, yaitu bantuan likuiditas untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek karena adanya mismatch yang disebabkan oleh resiko kredit atau resiko pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, resiko manajemen ataupun resiko pasar. Keadaan mismatch ini dapat terlihat dari posisi bank sebagai peserta kliring. Bagi suatu bank, kalau hak tagihnya lebih kecil dari kewajiban membayarnya menurut dokumen yang dimasukkan proses kiliring dikatakan mengalami kalah kliring. 3 Bagi bank syariah, keadaan mismatch dalam kondisi normal dapat pula terjadi, mengingat resiko usaha yang selalu ada, baik resiko likuiditas maupun resiko kredit. 4 Kebijakan bantuan LLR pada bank syariah ini dikenal Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah, yang untuk selanjutnya disebut FPJPS adalah 2 A. Riawan Amin, Perbankan Syariah Sebagai Solusi Perekonomian Nasional, Pidato Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa dalam Bidang Perbankan Syariah, Disampaikan dalam Sidang Senat terbuka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 3 Modul SPN 02 – Sistem Kliring di Indonesia, diakses pada tanggal 20 Februari 2010 dari http:www.bi.go.idNRrdonlyresAF3FDCB9-F4BD-4278-8B40- A02633F72D5E836SistemKliringBankIndonesia1.pdf 4 Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2005, h. 178