Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Praktik PHBS terhadap Status Gizi Balita

xxxii xxxii dengan ibu yang mempunyai sikap kurang baik yaitu 69,6. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan sikap ibu terhadap status gizi balita p=0,232. Besarnya pengaruh dapat dilihat dari nilai OR yaitu 2,10,73-6,27 artinya ibu yang bersikap baik berpeluang mempunyai balita dengan status gizi baik TBU 2,1 kali dibandingkan ibu yang bersikap kurang baik. Praktik ibu menunjukkan bahwa ibu yang berpraktik baik sebagian besar mempunyai balita dengan status gizi baik TBU sebesar 85,7, hampir sama dengan ibu dengan praktik kurang baik yaitu 74,5. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh praktik ibu terhadap status gizi balita p=0,213. Besarnya pengaruh dapat dilihat dari nilai OR yaitu 2,050,74-5,68 artinya ibu yang berpraktik baik berpeluang mempunyai balita dengan status gizi baik TBU 2,0 kali dibandingkan ibu yang berpraktik kurang baik.

4.9. Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Praktik PHBS terhadap Status Gizi Balita

BBTB Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap, dan praktik PHBS terhadap status gizi balita BBTB menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α=0,05. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara xxxiii xxxiii Tabel 4.16. Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Praktik PHBS terhadap Status Gizi Balita BBTB di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009 Status Gizi BBTB Pengetahuan Baik Tidak Baik Jumlah p OR 95CI Baik Kurang baik 5369,7 833,3 2330,3 1666,7 76100 24100 Jumlah 6161,0 3939,0 100100 0,002 4,61,73-12,27 Status Gizi BBTB Sikap Baik Tidak Baik Jumlah p OR 95CI Baik Kurang baik 5368, 834,8 2431,2 1565,2 77100 23100 Jumlah 6161,0 3939,0 100100 0,006 4,11,54-11,08 Status Gizi BBTB Praktik Baik Tidak Baik Jumlah p OR 95CI Baik Kurang baik 4898,0 1325,5 12,0 3874,5 49100 51100 Jumlah 6161,0 3939,0 100100 0,000 140,30 17,56-1120,84 Dari Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan baik mempunyai balita dengan status gizi baik BBTB sebesar 69,7, dibandingkan ibu yang mempunyai pengetahuan kurang baik yaitu 33,3. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan pengetahuan ibu terhadap status gizi balita p=0,002. Besarnya pengaruh dapat dilihat dari nilai OR yaitu 4,61,73- 12,27 artinya ibu yang berpengetahuan baik berpeluang mempunyai balita dengan status gizi baik BBTB 4,6 kali dibandingkan ibu yang berpengetahuan kurang baik. Sikap ibu menunjukkan bahwa ibu yang bersikap baik mempunyai balita dengan status gizi baik BBTB sebesar 68,8, dibandingkan ibu yang mempunyai sikap kurang baik yaitu 34,8. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat Universitas Sumatera Utara xxxiv xxxiv pengaruh signifikan sikap ibu terhadap status gizi balita p=0,006. Besarnya pengaruh dapat dilihat dari nilai OR yaitu 4,11,54-11,08 artinya ibu yang bersikap baik berpeluang mempunyai balita dengan status gizi baik BBTB 4,1 kali dibandingkan ibu yang bersikap kurang baik. Praktik ibu menunjukkan bahwa ibu yang dengan praktik PHBS baik mempunyai balita dengan status gizi baik BBTB sebesar 98,0, dibandingkan ibu dengan praktik kurang baik yaitu 25,5. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan praktik PHBS ibu terhadap status gizi balita p=0,000. Besarnya pengaruh dapat dilihat dari nilai OR yaitu 140,3017,56-1120,84 artinya ibu yang berpraktik PHBS baik berpeluang mempunyai balita dengan status gizi baik BBTB 140,3 kali dibandingkan ibu yang berpraktik kurang baik. 4.10. Analisa Multivariat Antara Variabel Pengetahuan, Sikap dan PHBS terhadap Status Gizi Balita dengan indeks BBU dan BBTB Analisis analitik yang digunakan untuk melihat variabel mana yang paling berpengaruh antara variabel bebas pengetahuan, sikap, dan praktik dengan variabel terikat status gizi balita dengan indeks BBU dan BBTB, dengan menggunakan uji regresi berganda ordinal. Uji regresi berganda ordinal dalam penelitian ini dilakukan 2 kali yaitu pengaruh pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap status gizi balita BBU, dan pengaruh pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap status gizi balita BBTB, karena berdasarkan uji Chi-Square kedua variabel yang mempunyai pengaruh signifikan. Hasil uji regresi berganda ordinal sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara xxxv xxxv Tabel 4.17. Uji Regresi Berganda Ordinal Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Praktik Terhadap BBU dan TBBB di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009 Variabel B P Tingkat Kepercayaan 95 PHBS terhadap Status Gizi Balita BBU Pengetahuan Sikap Praktik Konstanta 16,426 15,703 22,835 10,768 0,000 0,001 0,000 0,000 7,556-15,297 5,703-8,370 9,168-18,501 3,6835,147 PHBS terhadap Status Gizi Balita BBTB Pengetahuan Sikap Praktik Konstanta 16,276 14,217 24,898 11,081 0,000 0,001 0,000 0,003 15,553-19,998 12,217-16,217 17,018-22,777 5,082-8,081 Berdasarkan Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa pada uji regresi berganda ordinal menunjukkan bahwa pengaruh PHBS terhadap status gizi balita BBU yang paling tinggi yaitu praktik sebesar 22,835 dengan tingkat signifikan 0,000, sedangkan paling rendah yaitu sikap sebesar 15,703. Sehingga persamaan regresi diperoleh sebagai berikut : Y = 10,768 + 16,426 pengetahuan + 15,703 sikap + 22,835 praktik Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa ketiga variabel berpengaruh positif terhadap status gizi balita. Dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien regresi variabel pengetahuan 16,426, sikap 15,703, dan praktik 22,835 bahwa ada pengaruh yang searah positif yaitu apabila terjadi peningkatan 1 skor pada konstanta 10,768 Universitas Sumatera Utara xxxvi xxxvi pengetahuan, sikap, dan praktik ibu maka status gizi balita berdasarkan BBU akan meningkat akan semakin baik. Demikian juga pengaruh PHBS terhadap status gizi balita BBTB yang paling tinggi yaitu praktik sebesar 24,898 dengan tingkat signifikan 0,000 dan paling rendah adalah sikap 14,217.Sehingga persamaan regresi diperoleh sebagai berikut : Y = 11,081 + 16,276 pengetahuan + 14,217 sikap + 24,898 praktik Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa ketiga variabel berpengaruh positif terhadap status gizi balita. Dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien regresi variabel pengetahuan 16,276, sikap 14,217, dan praktik 24,898 bahwa ada pengaruh yang searah positif yaitu apabila terjadi peningkatan 1 skor pada konstanta 11,081 pengetahuan, sikap, dan praktik ibu maka status gizi balita berdasarkan BBTB akan meningkat akan semakin baik. Universitas Sumatera Utara xxxvii xxxvii

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Status Gizi Balita

Dari hasil pengukuran BBU yang memberikan gambaran tentang status gizi balita saat ini, diperoleh status gizi kurang pada balita di Kecamatan Meureubo yaitu 30,0, angka ini masih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi nasional hasil Riskesdas tahun 2007 18,4. Berdasarkan hasil pengukuran TBU, terdapat 20,0 balita pendek, menggambarkan status gizi balita di Kecamatan Meureubo yang muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku atau pola asuh yang tidak tepat, sering menderita penyakit secara berulang karena higiene dan sanitasi perilaku hidup bersih sehat yang kurang baik. Sementara itu hasil pengukuran BBTB terdapat 28,0 balita kurus dan 11,0 balita kurus sekali, hal ini menunjukkan bahwa status gizi balita sudah berada di bawah batas kondisi yang dianggap serius menurut indikator status gizi BBTB 10,0. Kondisi ini menggambarkan sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek, seperti menurunnya nafsu makan akibat sakit atau karena menderita diare. Dalam keadaan demikian berat badan anak akan cepat turun sehingga tidak proporsional lagi dengan tinggi badannya dan anak menjadi kurus. Dari hasil pengukuran status gizi balita di atas, maka diperlukan intervensi penanggulangan secara langsung dengan dengan menyalurkan paket Pemberian Universitas Sumatera Utara