33
2 Praktik PHBS bidang KIA dan KB, misalnya; memeriksa kehamilan, persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan, mengimunisasi bayi dan keluarga berencana. 3
Praktik PHBS bidang Kesehatan Lingkungan, misalnya; cuci tangan dengan sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
nyamuk dan membuang sampah. 4
Praktik PHBS bidang Pemeliharaan Kesehatan, misalnya; memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan, pemanfaatan sarana kesehatan puskesmas.
5 Praktik PHBS bidang gaya hidup sehat GHS, misalnya tidak merokok di dalam
rumah, melakukan aktivitasolah raga setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari.
6 Praktik PHBS bidang obat dan farmasi, misalnya memiliki tanaman obat
keluarga, menggunakan obat generik, minum oralit jika anak diare dan jauhkan anak dari bahan berbahayaberacun.
2.2.1. Manfaat Pelaksanaan PHBS
Menurut Depkes 2006, terdapat tiga manfaat pelaksanaan PHBS, yaitu : a. Manfaat bagi rumah tangga :
1 Setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2 Balita tumbuh sehat dengan status gizi baik dan cerdas.
3 Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat.
4 Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk pemenuhan gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
34
b. Manfaat bagi masyarakat : 1
Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat. 2
Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan. 3
Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat UKBM, seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan ibu
bersalin, ambulance desa dan lain-lain. c. Manfaat bagi pemerintah kabupatenkota :
1 Peningkatan persentase rumah tangga sehat menunjukkan kinerja dan citra
pemerintah kabupatenkota yang baik. 2
Biaya yang sedianya dialokasikan untuk penanggulangan masalah kesehatan dapat dialihkan untuk pengembangan lingkungan yang sehat dan penyediaan
sarana pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan terjangkau. 3
Kabupatenkota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pengembangan PHBS di rumah tangga.
2.2.2. Indikator Penilaian Rumah Tangga Sehat
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan di rumah tangga. Ada sepuluh indikator PHBS rumah tangga yang
terdiri dari : 1
Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan, yaitu proses kelahiran balita termuda dalam rumah tangga dibantu oleh dokter, bidan atau paramedis lainnya.
Universitas Sumatera Utara
35
2 Memberi bayi ASI eksklusif, yaitu bayi usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI saja
tanpa diberikan makanan atau minuman lain. 3
Menimbang bayi dan balita, yaitu untuk memantau pertumbuhannya yang dapat dilakukan di posyandu setiap bulan mulai umur 12 - 60 bulan.
4 Menggunakan air bersih, yaitu rumah tangga yang memiliki akses air bersih yang
layak dipergunakan untuk keperluan sehari-hari. 5
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, yaitu setiap anggota keluarga melakukan cuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun sebelum makan
dan menyuapi anak, menyusui atau sesudah buang air besar. 6
Menggunakan jamban sehat, yaitu setiap keluarga memiliki dan menggunakan jamban untuk buang air besarbuang air kecil.
7 Memberantas jentik di rumah, yaitu kegiatan keluarga dalam memberantas
tempat-tempat berkembangbiak nyamuk yang dilakukan teratur setiap minggu. 8
Makan buah dan sayur setiap hari, yaitu setiap anggota keluarga mengkonsumsi minimal tiga porsi buah dan dua porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
9 Melakukan aktifitas setiap hari, yaitu setiap anggota keluarga melakukan
aktivitas fisik berjalan, berkebun, mencuci pakaian, naik turun tangga dan sebagainya.
10 Tidak merokok di dalam rumah, yaitu setiap anggota keluarga tidak boleh
merokok di dalam rumah. Depkes, 2007.
Universitas Sumatera Utara
36
Dari sepuluh indikator PHBS rumah tangga di atas akan memberikan gambaran sehat pada rumah tangga dengan menggunakan pengkategorian penilaian
sehat sebagai berikut : 1
Sehat 1 klasifikasi merah, bila nilai persentase sehat 4 pada hasil penilaian tatanan yang dilakukan sebesar 0 – 25,00.
2 Sehat 2 klasifikasi kuning, bila nilai persentase sehat 4 pada hasil penilaian
tatanan yang dilakukan sebesar 25,01 - 50,00. 3
Sehat 3 klasifikasi hijau, bila nilai persentase sehat 4 pada hasil penilaian tatanan yang dilakukan sebesar 50,01 - 75,00.
4 Sehat 4 klasifikasi biru, bila nilai persentase sehat 4 pada hasil penilaian
tatanan yang dilakukan sebesar 75,01 - 100,00. Depkes, 2005.
2.3. Status Gizi Balita