69 rambutan dengan menggunakan metode full costing tahun 2010 disajikan pada
Tabel 14. Tabel 14.Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Rambutan Pada Kebun Bibit
Ragunan dengan Metode Full Costing
No Uraian
Jumlah Satuan
1 Produksi
2.000 Bibit
2 Harga Jual
10.973 Rupiah
3 Penerimaan
21.946.000 Rupiah
4 Biaya Produksi
18.288.159 Rupiah
5 Pendapatan
3.657.841 Rupiah
Sumber: Data Primer Diolah 2011
Penerimaan yang diterima oleh Kebun Bibit Ragunan dengan metode harga pokok produksi Full Costing adalah sebesar Rp. 21.946.000,- dikurangi
total harga pokok produksi sebesar Rp. 18.288.159,- maka menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 3.657.841,- setiap satu kali produksi dalam kurun waktu
sembilan bulan.
5.4. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Rambutan dengan Metode
Variabel Costing
Pada metode variabel costing, harga pokok produksi diperoleh dengan menjumlahkan biaya variabel dan biaya tetap. Harga pokok bibit tanaman
rambutan per bibit diperoleh dengan membagi total biaya produksi dengan banyaknya produksi. Perhitungan Harga Pokok Produksi bibit tanaman rambutan
tahun 2010 dengan menggunakan metode variabel costing disajikan pada Tabel 15.
70 Tabel 15. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Rambutan Pada
Kebun Bibit Ragunan Jakarta Selatan dengan Pendekatan Variable Costing Tahun 2010
Jenis Biaya
Biaya Produksi Kuantitas
Biaya Satuan Rp
Total Biaya RpProduksi
Biaya Variable
Total Biaya Bahan Baku
917,73 3.964.724
Biaya tenaga kerja langsung
orang 6
35.000 9.030.000
Total Biaya Variabel 12.994.724
Biaya Tetap
Total Biaya Penggunaan Alat
Produksi 15
360.635
Biaya Penyusutan Mesin
7
262.800
Biaya penyusutan bangunan 3.050.000
Total biaya overhead lainnya
1.620.000 Total Biaya Tetap
5.293.435 Total biaya produksi bibit tanaman rambutan pada
tahun 2010
18.288.159
Jumlah produk jadi bibit 2.000
Harga pokok produksi Rpbibit
Total biayajumlah produk bibit Rp.
18.288.159 2.000
9.144
Sumber: Data primer diolah 2011
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 15, dengan menggolongkan biaya yang akan digunakan dalam perhitungan menjadi dua yaitu biaya variabel dan
biaya tetap. Perhitungan dengan pendekatan Variable Costing didapat total biaya produksi bibit rambutan pada Kebun Bibit Ragunan tahun 2010 sebesar
Rp. 18.288.159,-. Angka tersebut diperoleh dari penjumlahan biaya variabel biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya tetap biaya pengguanaan
alat dan biaya overhead. Produksi yang dihasilkan oleh Kebun Bibit Ragunan selama periode tahun
2010 sebesar 2.000 bibit. Maka harga pokok produksi bibit rambutan per bibit
71 didapat dari total harga pokok produksi sebesar Rp. 18.288.159,- dibagi 2.000
bibit sehingga menghasilkan Rp. 9.144.,- dan dapat dijual dengan harga Rp. 10.973,- per bibit dengan keuntungan yang diinginkan perusahaan sebesar 20
per bibitnya, hanya saja jika ada penambahan produksi maka perusahaan hanya mengeluarkan biaya variable saja sedangkan untuk biaya tetap sudah dapat
terpenuhi pada saat produksi 2.000 bibit. Pada saat perusahaan menambah produksi bibit menjadi 4.000 pada tahun yang sama maka total biaya produksi
sebesar Rp. 31.282.883,-, angka tersebut didapat dari penjumlahan total biaya produksi yang sebelumnya sudah dihitung saat produksi 2.000 bibit ditambah
dengan biaya variable. Harga pokok produksi per bibit dengan produksi 4.000 bibit adalah sebesar
Rp. 7.821,- maka dapat dijual dengan keuntungan yang diharapkan perusahaan yaitu 20 maka dapat dijual dengan harga Rp. 9.385,-.
Perbedaan harga pokok produksi bibit tanaman rambutan dengan metode fuil costing dan Variable Costing hanya terdapat pada penggolongan biaya yang
akan dimasukkan dalam perhitungan yang nantinya akan berpengaruh jika ada kenaikan jumlah produksi pada waktu produksi yang sama maka metode Variable
Costing dapat diandalkan dikarenakan dalam perhitungan Variable Costing menggolongkan biaya menjadi dua yaitu biaya variable dan biaya tetap. Sehingga
pada saat kenaikan jumlah produksi biaya yang hanya akan dihitung biaya variable saja untuk biaya tetapnya sudah terpenuhi pada saat produksi tetap.
Berikut pendapatan hasil usaha bibit tanaman rambutan dengan menggunakan metode variabel costing tahun 2010 disajikan pada Tabel 16.
72 Tabel 16.Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Rambutan Pada Kebun Bibit
Ragunan dengan Metode Variabel Costing
No Uraian
Jumlah Satuan
1 Produksi
2.000 Bibit 2
Harga Jual 10.973 Rupiah
3 Penerimaan
21.946.000 Rupiah 4
Biaya Produksi 18.288.159 Rupiah
5 Pendapatan
3.657.841 Rupiah 6
Produksi 4.000 Bibit
7 Harga Jual 9.385 Rupiah
8 Penerimaan
37.540.000 Rupiah 9
Biaya Produksi 31.282.883 Rupiah
10 Pendapatan 6.257.117 Rupiah
Sumber: Data Primer Diolah 2011
Pendapatan yang diterima oleh Kebun Bibit Ragunan dengan produksi sebanyak 2.000 bibit menggunakan metode harga pokok produksi Variabel
Costing didapat dari Rp. 21.946.000,- dikurangi Rp. 18.288.159,- maka menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 3.657.841,- setiap satu kali produksi dalam
kurun waktu sembilan bulan.
Pada saat Kebun Bibit Ragunan memproduksi menambah unit produksi sebanyak 2.000 bibit menjadi 4.000 bibit maka total biaya harga pokok produksi
sebesar Rp. 31.282.882,-. Pendapatan yang akan diperoleh Kebun Bibit Ragunan dari penjualan bibit rambutan adalah Rp. 6.257.117,- dengan keuntungan yang
diharapkan perusahaan sebesar 20. Bibit tersebut dapat dijual dengan harga Rp. 9.385,- dengan keuntungan 20 per bibit, tetapi dapat pula dijual dengan
harga Rp. 10.949,- dengan keuntungan 40. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan variable costing
jika dilihat pada hasil perhitungan akan sama saja, hanya berbeda pada penggolongan biaya. Pada saat kenaikan produksi akan terlihat perbedaannya
73 pada hasil perhitungan, karena pada metode variable costing hanya biaya variable
yang dihitung sedangkan untuk biaya tetap sudah tertutupi dengan produksi sebanyak 2.000 bibit. Pada produksi dibawah 2.000 bibit maka perusahaan akan
merugi, sebaliknya jika produksi mengalami peningkatan sesuai dengan skala ekonomis maka perusahaan akan mendapat keuntungan yang maksimal, tetapi jika
bertambah lagi kemungkinan akan bertambah besar pengeluaran untuk biaya produksi. Maka sebaiknya perusahaan dapat menambah produksi bibitnya
sebanyak 4.000 atau mempertahankan agar tetap diatas 2.000 bibit.
5.4. Perbandingan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Rambutan