Perumusan Masalah Tujuan Penelitian

4 mampu memenuhi permintaan pasar yang ada. Pada Kebun Bibit Ragunan tidak memiliki metode harga pokok produksi yang tetap sehingga penentuan harga jualnya pun tidak memiliki acuan. Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan perusahaan akan sulit bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah pula. Kedua hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi yang tepat. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Rambutan Nephelium lappaceum, L pada Kebun Bibit Ragunan, Jakarta Selatan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diperoleh gambaran bahwa bibit merupakan input penentu dalam produksi tanaman. Kebun Bibit Ragunan DKI Jakarta memiliki acuan harga bibit tanaman hortikultura pada tahun 2001, yang sesuai dengan surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 34822001 dengan harga Rp 5.000 untuk bibit rambutan ukuran 50cm–100cm dan Rp 17.500 untuk ukuran 1m–2m, Keputusan Gubernur terdapat pada Lampiran 16 dan 17. Setelah tahun berikutnya 5 sampai sekarang Kebun Bibit Ragunan tidak dapat menggunakan acuan harga tersebut. Saat ini harga jual di Kebun Bibit Ragunan ditentukan langsung oleh produsen atau pihak kebun bibit Ragunan sendiri yaitu Rp. 20.000 tidak menggunakan metode khusus, tetapi seharusnya Kebun Bibit Ragunan memiliki harga jual yang lebih rendah karena berapa dibawah naungan BBI. Beberapa tahun terakhir Kebun Bibit Ragunan telah mengalami perubahan harga jual. Terkait dengan tujuan sosial pemilik perusahaan yaitu mempertahankan harga jual yang dapat dijangkau seluruh kalangan konsumen dan mendapat keuntungan yang sesuai, maka perusahaan berupaya mempertahankan harga jual yang nantinya dapat dijangkau konsumen. Namun tujuan tersebut terkendala dengan tidak ada penetapan harga pokok produksi. Oleh karena itu, diperlukan metode harga pokok produksi yang tepat guna membantu perusahaan dalam memperkirakan harga jual per bibit. Harga pokok produksi yang tinggi akan menyebabkan harga jual yang tinggi pula, sehingga dikhawatirkan tidak sesuai dengan daya beli konsumen. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan dianalisis adalah : “Metode penetapan harga pokok produksi apa yang tepat untuk bibit tanaman rambutan pada Kebun Bibit Ragunan?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah: 6 “Menetapkan metode perhitungan harga pokok produksi yang tepat untuk bibit tanaman rambutan pada Kebun Bibit Ragunan”.

1.4. Manfaat Penelitian