Lingkungan Mikro Industri Analisis Lingkungan Eksternal

Diberlakukannya kebijakan tarif ekspor akan meningkatkan biaya ekspor sehingga akan mempengaruhi pendapatan perusahaan.

6.1.2.2 Lingkungan Mikro Industri

Industri adalah sekelompok perusahaan yang menawarkan suatu produk atau kelas produk yang merupakan subsitusi dekat satu sama lain Kotler, 2002. Sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri bergantung pada lima kekuatan atau faktor, yaitu:

6.1.2.2.1 Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Daya tarik suatu industri bagi pesaing baru tergantung pada tingginya hambatan masuk dan keluar, serta pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Prospek agribisnis buah-buahan cukup baik, hal ini ditandai dengan meningkatnya permintaan masyarakat dunia akan buah, hal ini merupakan suatu daya tarik bagi investor untuk menanamkan dananya di sektor ini. Pesaing baru yang merupakan ancaman bagi PT Agroindo Usaha Jaya adalah perusahaan-perusahaan eksportir yang berasal dari negara- negara lain yang memiliki jaringan pemasaran yang lebih luas dengan kualitas dan produktivitas yang lebih baik. Perusahaan eksportir buah-buahan di dalam negeri juga cukup banyak, akan tetapi hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi karena memiliki pasar masing- masing di luar negeri, seperti PT BOGA TANI mengekspor buah-buahan ke Taiwan.

6.1.2.2.2 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas pembeli dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas dan kuantitas barang serta jasa yang dijualnya. Pemasok cenderung menjadi kuat jika jumlah mereka sedikit, tetapi dengan sedikit produk yang dipasok merupakan kekuatan tawar yang penting bagi pemasok. Usaha terbaik adalah bekerjasama yang baik dengan pemasok atau menggunakan berbagai sumber pemasok. Pemasok buah-buahan segar lokal sangat banyak dan buah segar merupakan produk yang kurang terdifferensiasi, sehingga pemasok pada industri buah-buahan lokal tidak mempunyai kekuatan untuk memaksakan harga yang terlalu tinggi.

6.1.2.2.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kekuatan posisi tawar menawar pembeli pelanggan meningkat jika mereka menjadi lebih terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah banyak, produk tersebut tidak terdifferensiasi atau bersifat standar, pembeli menerima laba yang rendah dan pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi balik. Usaha yang baik untuk mengatasinya adalah dengan mengembangkan produk unggul yang tidak dapat ditolak perusahaan Kotler, 2002. Dalam industri buah, produknya kurang terdifferensiasi karena sulit sekali membedakan antara produk perusahaan yang satu dengan yang lain walaupun perusahaan sudah memberikan label nama produk mereka. Sehingga pelanggan sangat mudah untuk beralih ke perusahaan lain. Sehingga kekuatan tawar menawar pelanggan cukup tinggi.

6.1.2.2.4 Ancaman Produk Pengganti atau Substitusi

Pada industri buah segar ancaman produk substitusi antara lain adalah minuman sari buah, buah kaleng dan minuman berserat. Dari segi manfaat semua produk tersebut menawarkan manfaat yang sama yaitu sebagai sumber vitamin dan serat bagi tubuh. Kelebihan dari produk subtitusi adalah dari segi kualitas produk-produk tersebut memiliki masa simpan yang lebih lama dari buah segar, rasa hampir tidak berbeda dengan buah segar dan siap diolah serta lebih praktis dalam pengkonsumsiannya. Namun demikian buah segar tetap memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh produk-produk substitusi tersebut, antara lain adalah sifatnya yang alami bebas dari bahan-bahan kimia yang mungkin berdampak buruk bagi kesehatan, kandungan vitaminnya lebih banyak, rasa dan aromanya masih asli, yang untuk sebagian pelanggan mengkonsumsi buah karena rasa dan aromanya. Sehingga ancaman produk substitusi untuk menggeser buah segar relatif rendah.

6.1.2.2.4 Persaingan diantara Anggota Industri

Persaingan dikalangan anggota industri terjadi karena perebutan posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, pengenalan produk baru dan perang iklan, sehingga akan menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk bersaing Jauch Glueck, 1992 dalam Sunarti, 2004. Struktur pasar buah berada pada struktur pasar persaingan sempurna, dimana industri terdiri atas banyak perusahaan, produk yang dihasilkan kurang terdifferensiasi dan adanya kebebasan masuk serta keluarnya perusahaan. Di Indonesia perusahaan distributor buah sangat banyak, baik itu penjualannya hanya di dalam negeri maupun sebagai eksportir. Di luar negeri perusahaan eksportir buah-buahan juga banyak seperti di Thailand. Jarak PT Agroindo Usaha Jaya dengan pelanggan dapat mempengaruhi harga jual, sehingga persaingan dengan perusahaan eksportir luar negeri cukup ketat. 6.2 Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan 6.2.1 Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan Faktor internal perusahaan merupakan lingkungan bisnis yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Lingkungan internal perusahaan terdiri dari misi dan tujuan perusahaan, struktur organisasi dan sumberdaya perusahaan. Sumberdaya perusahaan ini meliputi aspek operasional, sumber daya manusia, pemasaran, dan keuangan perusahaan. PT Agroindo Usaha Jaya yang memiliki pengalaman dibidang ekspor cukup lama berusaha menyediakan buah-buahan lokal segar yang beragam diantaranya adalah Rambutan, Manggis, Mangga, Salak, Pisang, Duku dan Cempedak, hal ini menjadi kekuatan perusahaan karena tidak semua buah-buahan ada sepanjang musim. Yang menjadi produk unggulan dari PT. Agroindo Usaha Jaya adalah rambutan dan manggis. Rambutan dan manggis merupakan salah satu buah yang sifatnya sepanjang musim, sehingga untuk kontinyuitas produk ini relatif bagus. Kontinyuitas produk juga didukung oleh kemitraan PT Agroindo Usaha Jaya dengan pemasok sangat baik. Identifikasi terhadap aspek operasional menunjukkan bahwa kualitas produk yang bermutu dan ketepatan waktu dalam pendistribusian merupakan kekuatan dari PT. Agroindo Usaha Jaya hal ini dapat dilihat dari proses pengadaan buah di perusahaan ini, dalam kegiatan ini dilakukan sortasi grading, namun buah dalam keadaan segar tidak bertahan lama. Dalam kegiatan pendistribusian PT. Agroindo Usaha Jaya sangat menekankan kepada pemasok dalam hal ketepatan waktu pengiriman, sehingga jadwal pengiriman ke pembeli sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Di lain hal, perusahaan menunjukkan kelemahannya yaitu perusahaan tidak memiliki kebun sendiri. PT Agroindo Usaha Jaya mempunyai sumberdaya keuangan yang baik dimana modalnya berasal dari tiga orang pemegang saham sekaligus sebagai pemilik. Modal sendiri inilah yang merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki perusahaan, karena perusahaan tidak mempunyai beban kepada pihak manapun sehingga keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk pengembangan usaha. PT Agroindo Usaha Jaya dalam menetapkan harga sesuai dengan mekanisme pasar, jika permintaan meningkat maka harga jual juga meningkat dan sebaliknya. Dalam penetapan harga, perusahaan berusaha untuk menetapkan harga yang kompetitif. Perang harga sering terjadi diantara pesaingnya, dan apabila terjadi perang harga perusahaan harus siap untuk menanggung kerugian. Hal ini juga merupakan kekuatan bagi perusahaan. Kapasitas pengadaan perusahaan dirasakan belum optimal, hal ini didasarkan pada masih adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi oleh pihak perusahaan. Bila dikaitkan dengan sentra produksi buah-buahan di Indonesia, pihak perusahaan belum optimal dalam pemanfaatannya. Kapasitas gudang untuk menampung buah-buahan juga kurang memadai, hal ini dilihat dari daya tampung gudang yang terkadang tidak dapat menampung buah-buahan dari para pemasok. Promosi yang dilakukan oleh PT Agroindo Usaha Jaya kurang memadai karena pembeli PT Agroindo Usaha Jaya merupakan pelanggan-pelanggan lama dan sedikit sekali adanya pembeli baru. Berdasarkan uraian di atas, maka faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT Agroindo Usaha Jaya yang berkaitan dengan pemasaraan produk buah-buahan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Identifikasi Lingkungan Internal PT Agroindo Usaha Jaya Faktor-faktor Internal Kekuatan Kelemahan A. Kualitas produk yang bermutu B. Ketepatan waktu dalam pendistribusian C. Buah yang ditawarkan beragam D. Modal sendiri E. Pengalaman dibidang ekspor cukup lama F. Harga yang kompetitif G. Kemitraan dengan pemasok baik. H. Tidak memiliki kebun sendiri I. Buah dalam bentuk segar tidak tahan lama J. Kondisi gudang kurang memadai K. Kurangnya promosi L. Kapasitas pengadaan buah kurang optimal.

6.2.2 Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan