Dalam Segi Intelegensi. Dalam Segi Bahasa Dan Bicara. Dalam Segi Emosi Dan Sosial

commit to user mendengar. e. Gangguan Pendengaran Sangat Berat profound losses, lebih dari 75 db Mereka jarang belajar bahasa dengan telinganya. Klasifikasi tersebut di atas akan berpengaruh terhadap kemampuan anak tunarungu dalam menerima, memahami, dan menyerap materi yang disampaikan kepada mereka. Materi dalam penelitian tindakan ini adalah cerita berdasarkan pengalaman. Anak tunarungu yang mempunyai tingkat kehilangan pendengaran yang tergolong ringanmasih mempunyai sisa pendengaran yang cukup baik, akan lebih cepat dan mudah dalam menerima, memahami dan menyerap materi yang disampaikan. Namun anak tunarungu yang mempunyai tingkat kehilangan pendengaran yang tergolong beratsedikitnya sisa pendengaran mereka, akan lebih lama dan sulit menerima, memahami dan menyerap materi yang disampaikan.

3. Karakteristik Anak Tunarungu

Karakteristik anak tunarungu menurut Permanarian Somad dan Tati Herawati 1995: 34-39, yaitu sebagai berikut :

a. Dalam Segi Intelegensi.

Anak tunarungu memiliki intelegensi normal atau rata-rata, akan tetapi karena perkembangan intelegensi sangat mempengaruhi oleh perkembangan bahasa, maka anak tunarungu menampakkan intelegensi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh kesulitan memahami bahasa.

b. Dalam Segi Bahasa Dan Bicara.

Anak tunarungu tidak dapat mendengar bahasa. Oleh karena itu kemampuan bahasanya tidak dapat berkembang. Akibat dari ketidak- mampuannya dibandingkan dengan anak yang mendengar, maka dalam perkembangnnya bahasanya mereka jauh tertinggal. commit to user 9

c. Dalam Segi Emosi Dan Sosial

Ketunarunguan mengakibatkan terasing dari pergaulan atau aturan sosial yang berlaku dalam masyarakat. Akibat dari kerasingan tersebut dapat menimbulkan efek-efek negative, seperti : 1. Egosentrisme yang melebihi anak normal. 2. Perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas. 3. Ketergantungan terhadap orang lain. 4. Perhatian mereka lebih sukar dialihkan. 5. Mereka memiliki sikap polos, sederhana, dan tanpa banyak masalah. 6. Mereka lebih mudah marah dan cepat tersinggung. Suparno 2001: 14 mengemukakan beberapa karakteristik yang pada umumnya dimiliki oleh anak tunarungu, antara lain dari segi fisiknya, yaitu : cara berjalannya agak kaku dan cenderung membungkuk, perna-fasannya pendek, serta gerakan matanya cepat dan beringas. Sedangkan dari segi bahasa, mereka miskin kosakata, sulit memahami kalimat-kalimat yang komplekskalimat yang panjang maupun bentuk tulisan, serta kurang menguasai iramadan gaya bahasa. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak tunarungu yaitu memiliki hambatan dalam perkembangan bahasanya, dan mempunyai bahasa yang lebih rendah bila dibandingkan dengan ank-anak normal, karena mereka miskin kosa kata, sulit memahami kalimat- kalimat yang kompleks dan kalimat yang panjang, terbatas dalam pengucapannya dan lebih banyak menggunakan bahasa isyarat dalam komunikasinya, menggunakan kalimat yang pendek dan sederhana dalam tulisannya, kurang mampu menyusun bentuk an struktur kalimat serta sulit memahami kata-kata yang abstrak. Karakteristik anak tunarungu di atas menjadi salah satu landasan dalam memilih dan membuat media cerita bergambar yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu. Media cerita bergambar akan disesuaikan dengan karakteristik anak tunarungu tersebut yaitu tidak commit to user menggunakan kalimat yang kompleks dan yang terlalu panjang, menggunakan kalimat yang pendek dan sederhana. Gambar dalam media cerita bergambar akan membantu anak tunarungu dalam memahami kata-kata yang bersifat abstrak. Kalimat dalam media cerita bergambar dapat membantu anak tunarungu belajar menyusun bentuk dan struktur kalimat serta dapat menambah kosa kata anak tunarungu.

B. Kajian Tentang Kemampuan menulis 1. Pengertian Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis ketrampilan yang harus dimiliki oleh anak, karena kemampuan ini berpengaruh terhadap pembentukan kemampuan barbahasa. Kemampuan menulis adalah komponen penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa di samping kemampuan menyimak, membaca, dan berbicara. Kemampuan ini dimiliki anak melalui latihan dan bimbingan, yang biasanya diperoleh melalui proses belajar menajar di sekolah. Kemampuan menulis menjadi salah satu komponen yang turut menentukan tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Henry Guntur Tarigan 1985:3, menulis diartikan sebagai suatu ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Lebih lanjut Henry Guntur Tarigan, seperti yang dikutip oleh Muchlisoh 1992: 233 mengemukakan bahwa menulis adalah menurun-kan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafik itu. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah suatu kemampuan untuk membuat huruf dan melahirkan pikiranperasaan melalui tulisan yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain, di mana tulisan yang diciptakan tersebut dapat dipahami oleh orang lain.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN STRUKTUR KALIMAT BERBASIS EYD MELALUI METODE MATERNAL REFLEKTIF BAGI ANAK TUNARUNGU DI KELAS D5 SLB B YAAT KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008 2009

1 23 61

PENGGUNAAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Glagah I Jatinom Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

1 2 15

PENDAHULUAN Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Glagah I Jatinom Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 8

NASKAH PUBLIKASI Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Glagah I Jatinom Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 19

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH SOAL CERITA PENJUMLAHAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 DI SLB BC SUKAMANDI : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas D4 di SLB BC Sukamandi Kabupaten

0 3 34

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B-C FADHILAH.

2 7 24

PENGGUNAAN MEDIA CLAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN DATAR PADA ANAK TUNARUNGU KELAS I DI SLB AZ-ZAKIYAH BANDUNG.

0 2 37

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Dengan Teknik Freewriting Melalui Media Dongeng Bagi Anak Tunarungu Kelas IX SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

0 0 17

PENERAPAN PEMBELAJARAN MOTORIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BINADIRI ANAK TUNAGRAHITA KELAS I SLB-B YAAT SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 1 16

Penggunaan media komputer untuk meningkatkan perbendaharaan kata anak tunarungu wicara kelas D1-B SLB Negeri Salatiga

0 0 121