b. Program Indonesia Cerdas 1
Program yang berbentuk kegiatan berupa Membantu meringankan beban biaya pendidikan kepada siswa dan santri kurang mampu
dengan memberikan Bantuan Bea Siswa tingkat SDIbtidaiyah, SMPTsanawiyah dan Santri SalafiPonpes Kobong sebesar
Rp.400.000siswa kepada 522 siswa, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.208.800.000.
2 Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Bea Siswa
tingkat SLTAAliyah sebesar Rp.600.000siswa kepada 353 siswa, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.211.800.000.
4. Asnaf Amilin
Program yang berbentuk kegiatan berupa Memberikan Hak Amilin sesuai dengan Asnaf kepada seluruh komponen yang terlibat dalam
pengelolaan dana ZIS dan kegiatan penunjang lainnya, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.218.306.728.
5. Pengalokasian Dana Infaq, Sedekah dan Jasa Bank
a. Program Indonesia Peduli 1
Publikasi, Sosialisasi dan Pemahaman akan sadar zakat dengan Pembuatan SpandukBaliho, Kalender, Buletin dan Iqro, dengan
jumlah anggaran mencapai Rp.85.000.000. Percetakan dan Pendistribusian Kupon Zakat Fitrah dengan jumlah anggaran
mencapai Rp.70.000.000. 2
Peningkatan Etos Kerja BAZ KecamatanUPZ DinasIntasnsi dengan Bantuan Pendanaan dan Pengembangan Dana ZIS untuk
BAZ di 29 Kecamatan dengan jumlah anggaran mencapai Rp.48.500.000. Pemberian Penghargaanhadiah berupa Laptop
dengan jumlah anggaran mencapai Rp.77.000.000. Pengadaan 2 Unit Sepeda Motor dengan jumlah
anggaran mencapai Rp.29.000.000.
3 Penyediaan Dana Antisipasi kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan dana ZIS yang bersifat insidentil dengan jumlah anggaran mencapai Rp.69.800.341.
61
BAB IV PERAN PENGELOLA ZAKAT DALAM PENYALURAN DANA ZAKAT
PRODUKTIF DI BAZNAS KABUPATEN TANGERANG
A. Kewenangan yang dimiliki oleh BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam mengelola Zakat Produktif
Dalam pasal 22 KMA No. 581 dijelaskan bahwa sebelum pengukuhan dilaksanakan, Lembaga Amil Zakat terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan
berupa: berbadan hukum, memiliki daftar mustahik-muzakki orang yang berhak menerima zakat dan orang yang wajib membayar zakat, program kerja,
pembukuan, serta melampirkan surat pernyataan bersedia untuk diaudit. Semua persyaratan itu harus melalui proses penelitian pasal 23 KMA No. 581 dan
apabila terbukti syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi maka pengukuhan tersebut dapat dibatalkan oleh pemerintah pasal 24 KMA No. 581.
Dengan memperhatikan semua regulasi peraturan perundangan tersebut dapat dibayangkan bahwa sebuah pengukuhan LAZ ternyata diatur secara
sistematis dan accountable.Artinya akreditasi organisasi pengelola zakat setelah diberlakukannya UU No. 38 Tahun 1999 telah mempunyai standar yang sama
dengan organisasi lain, yang diatur oleh sebuah peraturan perundangan.
1
1
Drs. H. M. Djamal Doa, Manfaat Zakat Dikelola Negara, Jakarta: Nuansa Madani, 2002, h. 81