Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
mampu mengolah zakat lebih produktif dan lebih baik dalam mendistribusikan zakat kepada yang lebih berhak untuk menerimanya. Pengelolaan zakat
merupakan kegiatan pengelolaan, pengawasan dan pendistribusian terhapad zakat serta melakukan pendayagunan terhadap zakat.
Menurut Didin Hafidhuddin BAZ ataupun LAZ, jika memberikan zakat yang bersifat produktif, harus pula melakukan pembinaan dan pendampingan
kepada para mustahik
agar kegiatan usahanya dapat berjalan dengan baik.Disamping melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para mustahik
dalam kegiatan usahanya, BAZ dan LAZ juga harus memberikan pembinaan rohani dan intelektual keagamaannya agar semakin mengikat kualitas keimanan
dan keIslamannya.
7
Penyaluran dana zakat pada awalnya lebih didominasi pada pola pendistribusian konsumtif, namun demikian pada pelaksanaan yang lebih
mutahkir saat ini, zakat mulai dikembangkan dengan pola pendistribusian secara produktif. Dalam bentuk distribusi zakat produktif ini yaitu biasa diwujudkan
dalam bentuk permodalan baik untuk proyek sosial atau menambah usaha pemodal kecil.
Berdasarkan laporan Direktur Pelaksana Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS bahwa kepercayaan masyarakat pada amil atau penghimpun zakat
mulai meningkat dari tahun ke tahun. Zakat yang berhasil dihimpun pada tahun 2011 sebanyak Rp1,73 triliun, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak Rp2,2
7
Artikel diakses pada 13 Juni 2016 pukul 10:18 WIB http:download.portalgaruda.orgarticle.php
triliun. Peningkatan besaran dana zakat yang terhimpun tiap tahunnya berkisar 15 sampai 30 persen. Kepercayaan masyarakat ini meningkat seiring dengan zakat
yang semakin transparan, dilakukan audit dan kemudian dilakukan publikasi. Bahkan pada tahun 2013, BAZNAS juga menargetkan dapat mengumpulkan
dana zakat sebanyan Rp3triliun.
8
Berbicara mengenai zakat, masalah yang terpenting dan tidak boleh dilupakan adalah peran LAZBAZ selaku pengemban amanah pengelolaan dana
zakat. BAZNAS Kabupaten Tangerang adalah lembaga amil zakat yang bertanggung jawab mengelola serta menyalurkan dana zakat infaq shedekah
ZIS di sekitar Kabupaten Tangerang Banten. Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang Banten dalam
menghimpun dana ZIS adalah dengan cara membentuk Unit Pengumpul Zakat UPZ. Unit pengumpul zakat adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh Badan
Amil Zakat di semua tingkatan Kecamatan dengan tugas mengumpulkan zakat untuk melayani Muzakki, yang berada pada desakelurahan, instansi-instansi
pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.
9
Setelah UPZ di masing-masing wilayah kerjanya berhasil mengumpulkan dana ZIS, maka setiap UPZ menyetorkan dana tersebut dengan cara dikirim ke
BAZNAS Kabupaten Tangerang Banten melalui 3 nomor rekening BJB yang ada
8
http:www.hidayatullah.comberitanasionalread201308055793riset-baznas-idb-dan-ipb- potensi-zakat-2011-capai-rp-217-t.html
diakses pada 13 Juni 2016 pukul 16:20 WIB
9
Artikel diakses pada 14 Februari 2016 pukul 10:31 WIB http:pusat.baznas.go.idupz
yaitu No.Rek zakat 01200330004199, No.Rek infak 01200330072651 dan No.Rek shodaqoh 0301003467.
10
Penyaluran zakat
di BAZNAS
Kabupaten Tangerang
Banten dikelompokkan dalam dua bagian yaitu secara konsumtif dan produktif.
Tabel 1.1
Tahun Jumlah
Dana Zakat
Penyaluran Konsumtif
Penyaluran Produktif
2011 2,01 Milyar
1,85 Milyar86,66
150 Juta 13,34
2012 2,39 Milyar
2,29 Milyar 75,58
98 Juta 24,42
2013 2,84 Milyar
2,74 Milyar 70.95
98 Juta 29,05
2014 2,89 Milyar
2,84 Miliyar 42,16
50 Juta 57,84
Sumber : Arsip Kantor BAZNAS Kabupaten Tangerang Banten Berdasarkan data BAZNAS Kabupaten Tangerang Banten tahun 2011,
2012, 2013 dan 2014 penerimaan dana tersebut meningkat tiap tahunnya. Namun pada penyalurannya, dana produktif mengalami masalah, terutama dalam
pengembaliannya.
10
Abdul Azis, Strategi Pengelolaan Dana Zakat Produktif untuk Pemberdayaan Ekonomi pada Baznas Kabupaten Tangerang Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015, h.7.
Lancar 45
Tidak Lancar
55
diagram penyaluran zakat produktif
Gambar 1.1
Penyaluran zakat produktif di BAZNAS Kabupaten Tangerang Banten disalurkan kepada tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang Banten,
yang kemudian dibagikan kepada mustahik-mustahik yang ada di kecamatan setempat.Dari 29 kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang Banten, hanya
45 yang dapat mengelola dana zakat produktif secara lancar dan 55 nya lagi mengalami masalah.
Di antara 13 Kecamatan yang lancar mengelola dana produktif adalah: Sukamulya, Balaraja, Legok, Sepatan Timur, Kresek, Pakuhaji, Gunung Kaler,
Kronjo, Curug, Cikupa, Jambe, Tiga Raksa, Mekar Baru, dan Majlis Ta’lim Majlis Ta’lim adalah kelompok yang dibentuk dari sebagian orang yang tinggal
di kecamatan terdekat oleh BAZNAS seperti: Pagedangan, dan Curug. Sementara 16 Kecamatan yang bermasalah: Pegedangan, Panongan, Cisauk,
Jayanti, Rajeg, Kemiri, Pasar Kemis, Kosambi. Sukadiri, Sepatan, Teluk Naga, Sindang Jaya, Mauk, Kelapa Dua, Solear, dan Cisoka.
11
11
Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang
Dalam pelaksanaan penyaluran zakat produktif tersebut, sasaran yang dituju lembaga BAZNAS berkisar 5-10 orang di tiap Kecamatan.Dengan kriteria
bahwa usaha tersebut penghasilannya sangat minim tidak dapat meningkatan pemasukan bagi pemiliknya. Maka perlu adanya dana bantuan, agar pemilik
usaha kecil itu dapat meningkatkan usahanya guna memenuhi keberlangsungan hidupnya, seperti penjual gado-gado, penjual warung kopi, warung kecil serta
bengkel motor yang sangat minim peralatannya. Sebagai lembaga pengumpulpenyalur zakat BAZNAS Kabupaten
Tangerang seharusnya tidak hanya mampu menyalurkan dana produktif, tetapi juga memberikan pemberdayaan yang memadai agar masyarakat terperdayakan.
Fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda, dana yang diberikan oleh BAZNAS tidak melahirkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Seperti
halnya pada pelatihan servis elektronik yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Tangerang.Pada pelatihan servis elektronik mustahik diajarkan untuk
mereparasi elektronik contohnya handphone, tujuannya supaya mustahik dapat membuka usaha pribadi yang dananya sedikit demi sedikit dibantu oleh
BAZNAS.Namun pada realitanya pelatihan tersebut hanya dilakukan beberapa kali pertemuan yang belum menghasilkan pengetahuan yang lebih bagi mustahik,
inilah salah satu kendala yang dihadapi BAZNAS dalam memberikan pemberdayaan bagi mustahik.
Apakah yang meyebabkan hal ini terjadi jika sejak awal BAZNAS Kabupaten Tangerang berkomitmen membantu usaha melalui dana produktif,
peran seperti apa yang seharusnya dijalani oleh BAZNAS ? Pertanyaan inilah yang mendorong saya untuk mengkaji lebih jauh
dalam
judul: “PERAN PENGELOLA ZAKAT DALAM PENYALURAN DANA ZAKAT PRODUKTIF ”