2. Adanya perubahan ekonomi artinya dia sudah bisa membiayai kebutuhan hidup sehari-hari seperti biaya sekolah anak, dan keperluan rumah tangga
lainnya. Target yang dibuat BAZNAS belum sepenuhnya tercapai, BAZNAS
berharap dengan adanya program dana bergulir ini, masyarakat miskin akan berkurang, namun hasilnya belum sesuai dengan target yang diinginkan
BAZNAS. Dapat dilihat dari penyaluran dana zakat produktif di BAZNAS Kabupaten Tangerang yang belum maksimal, sebagai berikut:
8
Dari hasil data yang saya dapat diatas bahwa penyaluran zakat produktif belum tersalurkan secara baik, terlihat dari penyalurannya tahun 2014,
mengalami penurunan yang sangat drastis dari tahun sebelumnya. BAZNAS sebagai lembaga pengelola zakat menyalurkan dana zakat produktif kepada
tiap-tiap mustahik yang membutuhkan dana bergulir di tiap Kecamatan.
8
Arsip BAZNAS Kabupaten Tangerang 2011-2014 150000000
90000000 90000000
50000000
2011 2012
2013 2014
Hasil Penyaluran Dana Produktif
Namun pada prakteknya pengembalian dana bergulir tersebut mengalami banyak hambatan sehingga dana bergulir tidak dapat berputar kembali dengan
baik.
B. Kendala yang dihadapi dalam menyalurkan dana zakat produktif di
BAZNAS Kabupaten Tangerang dan Solusi Penyelesaiiannya
Penulis menjumpai beberapa pengurus di BAZNAS Kabupaten Tangerang untuk menanyakan langsung kendala yang dihadapi oleh pengelola
zakat dalam menyalurkan zakat produktif di Kabupaten Tangerang, setelah di telursuri dan di wawancarai bahwa kendala yang mereka hadapi dalam
menyalurkan zakat produktif adalah:
9
1. Kurangnya Kesadaran Masyarakat
Dalam hal ini mustahik yang diberikan bantuan modal usaha di sekitar Kabupaten Tangerang, masih belum sadar untuk bertekad mengembalikan
uangnya kepada lembaga, sehingga perputaran dana tersebut menjadi macet. Dikarenakan kurangnya sosialisasi lembaga untuk memberi pengertian kepada
mustahik tentang sistem dana bergulir tersebut. Sehingga banyak dari mustahik yang beranggapan bahwa dana pinjaman tersebut hanya diberikan
begitu saja untuk menambah modal usaha mereka. Adapun solusi yang ditawarkan oleh penulis adalah dengan cara melakukan sosialisasi secara
intensif kepada masyarakat tentang sistem pengelolaan dana bergulir di
9
Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. Didi Kusnadi M.Pd, ketua UPZ Kecamatan Curug, 14 Mei 2016
BAZNAS, sehingga masyarakat mengerti dan mempunyai kesadaran untuk mengembalikan dana bergulir.
2. Tidak adanya agunanJamimnan untuk mengembalikan uang
Dalam hal ini mustahik tidak diberikan jaminan untuk mengembalikan kembali uang pinjaman mereka. Sehingga
mustahiksesuka hati saja menggunakan dana pinjaman tersebut dan tidak ada upaya untuk
mengembalikan dana pinjamannya karena tidak ada jaminan yang mengharuskan mustahik untuk mengembalikan dana pinjamannya. Solusi
yang ditawarkan adalah dengan mengubah sistem peminjaman dana yang di BAZNAS untuk lebih selektif memberikan dana pinjaman kepada mustahik.
Dengan memberikan syarat agunanjaminan agar mustahik yang meminjam dana ini mempunyai kesadaran tinggi untuk mengembalikan dana zakat
produktif.
3. Tidak ada sanksi
Dalam hal ini dana bergulir cenderung macet, karena mustahik yang meminjam dana bergulir tidak diberikan sanksi apabila mereka tidak
mengembalikan uangnya. Sehingga dana yang sudah diberikan dan tidak diupayakan untuk dikembalikan oleh mustahik hilang begitu saja. Solusi yang
ditawarkan adalah harus adanya perjanjian awal yang mewajibkan mustahik untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut. Seperti yang dilakukan
lembaga zakat Baitul Mal Hidayatullah
10
membuat surat perjanjian awal dengan sanksi apabila mustahik telat membayar di tanggal jatuh tempo tetapi
10
https:suarapembaharu.wordpress.com20140921bagaimana-baitul-mal memproduktifkan-zakat
diakses pada 13 Agustus 2016 pukul 11:30 WIB.
masih dibulan yang sama maka mustahik hanya boleh meminjam dana 80 dari dana sebelumnya, jika menunggak 2 bulan maka hanya boleh meminjam
dana 75 dari dana sebelumnya, dan seterusnya. Atau menunggak 3 kali berturut-turut maka tidak diperbolehkan untuk meminjam kembali. Menurut
saya ini merupakan sanski sosial yang harus dimiliki lembaga zakat agar mustahik yang meminjam dana zakat produktif dapat berkomitmen untuk
mengembalikan dana tersebut sehingga dana zakat produktif dapat kembali berputar dikalangan mustahik lain yang membutuhkannya.
4. Jarak tempuh
Jauhnya jarak tempuh keseluruh wilayah Kabupaten Tangerang yang dibagi menjadi 29 Kecamatan, yang juga menurut pengamatan penulis di
mana medannya tergolong cukup berat karena rusaknya jalan yang ada di sebagian wilayah Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu, dalam penyaluran
dana bergulir ini mengalami masalah di mana dari 29 Kecamatan di Kabupaten Tangerang hanya 13 Kecamatan yang lancar dalam mengelola
dana tersebut dan 16 Kecamatan lagi terkendala dalam mengelola dana bergulir ini.Solusi yang ditawarkan adalah dengan membuat program jemput
bola, seperti yang diakukan pada lembaga zakat Dompet Dhuafa
11
. Namun untuk program jemput bola di BAZNAS Kabupaten Tangerang ini hendaknya
dibuatkan anggaran untuk para muzakki yang bertugas pada program jemput bola yang mana mereka akan menagih uang pinjaman dari para mustahik yang
11
http:swa.co.idswatrendsmarketingempat-strategi-dompet-dhuafa-tingkatkan-dana-zakat artikel diakses pada 28 Agustus 2016 pukul 16:08
meminjam dana bergulir dari BAZNAS Kabupaten Tangerang. Sehingga akan munculnya inovasi tersendiri bagi lembaga BAZNAS ini.
5. Kurangnya SDM sebagai pengelolaamil zakat
Kurangnya SDMpengelola zakat di BAZNAS Kabupaten Tangerang Banten, serta menghambat pengelolaan dana zakat produktif di BAZNAS
Kabupaten Tangerang. Solusi agar BAZNAS menambah SDM sebagai pengelola dana tersebut.
Itulah yang menjadi kendala macetnya dana bergulir di BAZNAS KabupatenTangerang, selain karena alasan diatas para pengusaha kecil pun
mempunyai banyak alasan tersendiri untuk tidak mengembalikan dana pinjaman tersebut. Itulah sebabnya dana bergulir yang harusnya berputar terus
di kalangan anggota secara bergantian, bahkan dana tersebut malah habis sebagiannya karena si penerima bantuan dana modal bergulir baik yang
melalui majlis ta’lim dan juga UPZ Kecamatan tidak bisa membayar cicilan perbulannya.
12
12
Wawancara dengan Bu khaeroyaroh, Tim Ekonomi Zakat Dana Bergulir, 10 Mei 2016
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya tentang peran pengelola zakat dalam penyaluran dana zakat
produktif, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Manajemen pengelolaan dana zakat belum berjalan dengan baik, karena sistem manajemennya tidak tersusun rapih. Baik dari persyaratan
pengajuan peminjaman dana bergulir maupun pengelolaan dana zakat tersebut. Sehingga dana zakat yang terkumpul dalam proses
penyalurannya kurang baik. Hal ini dapat terlihat dari pengelolaan dana produktif dimana lembaga hanya mampu mengelola 45 dari dana zakat
saja dan 55 mengalami kemacetan. 2.
Pendistribusian zakat produktif di BAZNAS Kabupaten Tangerang terbagi dalam dua katergori yaitu dana bergulir dan keterampilan usaha
bagi wirausaha. Namun hingga saat ini yang masih berjalan hanya dana bergulir untuk membantu usaha-usaha kecil.
3. Kendala yang dihadapi BAZNAS Kabupaten Tangerang yaitu: pertama
kurangnya kesadaran masyarakat, kedua tidak ada agunanjaminan untuk mengembalikan uang, ketiga tidak ada sanksi, keempat jarak tempuh dan
kelima kurangnya SDM sebagai pengelola zakat amil zakat.