Drama Pertobatan Paulus

A. Drama Pertobatan Paulus

Paulus berubah secepat kilat, dari "musuh" menjadi "pemuja" yang luar biasa terhadap Yesus. Setelah tiga hari dari pertobatannya, Paulus langsung bisa mengajarkan bahwa Yesus itu Anak Allah, dan Yesus itulah Kristus (Kisah Para Rasul 9:2022). Adapun kisah pertobatan Paulus dalam surat yang dikarang oleh muridnya, yaitu Lukas, dalam Kisah Para Rasul adalah sebagai berikut.

Tatkala Paulus sudah mendapat surat mandat atau surat kuasa dari Kepala Imam, untuk melaksanakan hasil keputusan Majelis Besar, yaitu menangkap dan membunuh Yesus, berangkatlah Paulus dengan sangat geram terhadap Yesus. Perlu diketahui bahwa Paulus menderita penyakit radang mata yang menahun (Galatia 4:15) dan oleh sebab menilik segala kelebihan wahyu yang teramat sangat yang diterima oleh Paulus, sebab itu supaya jangan Paulus membesarkan diri, maka Paulus telah diberi suatu duri menikam ke dalam tubuhnya, yaitu suatu pesuruh Iblis yang menggocoh aku. Paulus sudah tiga kali memohon kepada Tuhannya agar pesuruh Iblis itu terlepas dari dirinya. Tapi kata Tuhannya: Padalah bagimu, anugerah-Ku, kerena kuasa-Ku disempurnakan di dalam kelemahan, Sebab itu dengan terlebih suka, Paulus bermegah-megah di dalam segala kelemahannya supaya (yaitu menderita penyakit mata yang menahun dan duri menikam ke dalam tubuhnya, yaitu pesuruh Iblis yang menggocoh tubuhnya) kuasa Kristus turun ke atasnya (2 Korintus 12: 7- 9).

Max I. Dimond menyebutkan bahwa pesuruh Iblis yang dimaksud ialah penyakit epilepsi (ayan). Oleh karena itu, tatkala emosinya sedang meledak-Iedak di tengah teriknya sengatan sinar matahari, Paulus rebah ke tanah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan keterangan selengkapnya berikut ini.

Maka di dalam hal itu tatkala patik sedang berjalan ke Damsyik dengan kuasa dan izin kepala-kepala imam itu, maka pada tengah hari, ya tuanku, patik tampak di jalan itu suatu cahaya dari langit yang terlebih terang cahayanya daripada matahari, bersinar-sinar sekeliling patik dan segala orang yang berjalan bersama-sama patik itu, Tatkala patik sekalian sudah rebah ke tanah, kami dengar suatu suara mengatakan kepada patik dengan bahasa Ibrani: Saul, Saul, apakah sebabnya engkau aniayakan Aku? Sukarlah bagimu menendang dosa. Maka kata patik.ยท Siapakah Engkau ya Tuhan? Maka kata Tuhan itu: Akulah Yesus yang engkau aniayakan. Bangkit dan berdiri tegaklah engkau karena inilah sebabnya Aku kelihatan kepadamu. hendak menetapkan engkau menjadi rasul dan saksi, baik dalam segala perihal yang sudah engkau tampak, baik dari hal yang di dalamnya Aku akan dinyatakan kepada engkau kelak, sambil melepaskan engkau dari kaum itu dan daripada orang kafir yang Aku ini suruhkan engkau pergi, akan mencelikkan mata mereka itu supaya mereka itu berpaling daripada gelap kepada terang dan daripada kuasa Iblis kepada Allah dan supaya mereka itu beroleh keampunan dosa dan bahagian bersama-sama dengan segala orang yang dikuduskan itu (=Paulus) oleh sebab iman kepadaku. Itulah sebabnya, ya tuanku baginda Ageripa, tiadalah patik ingkar daripada menurut penglihatan yang dari surga itu, melainkan patik kabarkan dahulu baik kepada orang di Damsyik baik di Yerusalem serta seluruh tanah Yudea, demikian juga kepada orang karir (=bukan Yahudi) supaya mereka itu bertobat, dan berpaling kepada Allah dengan berbuat amal yang bersetuju dengan tobat itu, Oleh sebab segala perkara itulah, maka orang Yahudi itu memegangkan patik di dalam Bait Allah mencoba membunuh patik. (Kisah Para Rasu126: 12-21)

Ternyata Yesus Tidak Disalib

Solihan Mahdum Cahyana

Apabila kita perhatikan secara cermat, kisah pertobatan Paulus yang diceritakan oleh muridnya, ternyata banyak mengandung kontradiksi yang sangat jauh sehingga sulit dicari titik temunya. Jelasnya, perhatikan keterangan berikut ini.

1. Kisah Para Rasul26: 12-16

a. Paulus sedang berjalan ke Damsyik, dengan kuasa dan izin Kepala Imam. Pada tengah hari, Paulus di jalan itu tampak cahaya dari langit (=surga) yang terlebih terang cahayanya daripada cahaya matahari, bersinar-sinar sekeliling Paulus dan segala orang yang berjalan bersama-sama Paulus.

b. Paulus dan semua orang yang bersamanya, rebah ke tanah .

c. Ketika itu, Paulus mendengar suara mengatakan kepadanya dalam bahasa Ibrani: Saul, Saul, apakah sebabnya engkau aniayakan Aku?

d. Paulus bertanya kepada yang bersuara itu. pertanyaan Paulus: Siapakah engkau ya Tuhan? Jawab yang bersuara itu: Akulah Yesus yang engkau aniayakan.

e. Aku kelihatan kepada engkau hendak menetapkan engkau menjadi rasul dan saksi, baik dari segala perihal yang sudah engkau tampak, baik dari hal yang di dalamnya Aku akan dinyatakan kepada engkau kelak.

2. Kisah Para Rasul 22: 6-21

a. Maka berlakulah tatkala aku lagi berjalan hampir ke Damsyik, sekira tengah hari tiba-tiba bersinar-sinarlah dari langit suatu cahaya yang besar sekeliling aku,

b. Lalu rebahlah aku ke tanah, terdengar suara mengatakan kepadaku: Hai Saul, Saul, apakah sebabnya engkau aniayakan Aku? Maka jawab Paulus: Siapakah Engkau, ya Tuhan? Maka jawab yang bersuara itu: Aku ini Yesus orang Nazaret yang engkau aniayakan.

c. Orang-orang yang bersama dengan Paulus tampak adanya sinar itu, tetapi mereka tidak mendengar adanya suara yang memanggil Paulus dan tidak rebah.

d. Maka Paulus bertanya (kepada Yesus): Ya Tuhan anakah yang wajib aku perbuat ?

e. Maka jawab Tuhan Yesus kepada Paulus: Bangkitlah engkau, pergi ke Damsyik, di sana akan dikatakan kepadamu segala perkara yang ditetapkan engkau perbuat. Paulus matanya tidak dapat melihat, karena kemuliaan sinar tersebut lalu dibimbing orang ke Damsyik.

f. Di Damsyik ada orang bernama Ananias, yang beribadat menurut hukum Taurat, dan orang yang terpuji di kalangan orang Yahudi. Ananias berkata: Hai saudaraku Paulus, tampaklah pula engkau. Maka seketika itu juga Paulus matanya bisa melihat kembali.

Bahwa Allah nenek moyang kita sudah menetapkan engkau terdahulu akan mengetahui kehendaknya dan mendengar suara dari mulutnya (ingat, Epesus 1: 3-4).

g. Karena kamu akan menjadi saksi Baginya kepada sekalian manusia tentang segala yang sudah engkau tampak dan dengar itu.

Ternyata Yesus Tidak Disalib

Solihan Mahdum Cahyana Solihan Mahdum Cahyana

i. Paulus pulang ke Yerusalem. Ketika sedang berdoa di Bait Allah, Yesus datang (tampak) dan

bersabda kepada Paulus:

- Cepatlah keluar dari Yerusalem karena mereka tidak menerima kesaksianmu tentang Aku. - Aku akan menyuruhkan engkau jauh dari sini kepada orang kafir.

Jadi, setelah bangkit dari kubur berkali-kali, Yesus tampak pada Paulus dan selalu menyertainya.

3. Kisah Para Rasul 9: 3-19

a. Ketika Paulus sedang berjalan dekat Damsyik, tiba-tiba memancarlah suatu cahaya dari langit sekeliling dia.

Rebahlah Paulus ke tanah, lalu didengar suara mengatakan kepadanya: Saul, Saul, apakah sebabnya engkau aniayakan Aku? Orang-orang yang bersama Paulus tidak rebah.

b. Paulus menyahut: Siapakah Engkau ya Tuhan?

Maka Ia pun bersabda: Akulah Yesus yang engkau aniayakan.

Bangkitlah dan masuklah ke dalam negeri, di sana akan dikatakan kepadamu barang yang wajib engkau perbuat.

Orang yang bersama Paulus tercengang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat barang seorang pun.

c. Paulus bangkit darl rebahnya, tetapi matanya tidak melihat, lalu dibimbing orang masuk ke Damsyik.

Tiga hari Paulus tidak bisa melihat, tidak makan dan minum.

d. Sabda Tuhan kepada Ananias dalam suatu penglihatan: Bangkitlah dan berjalankah ke "jalan lurus", tanyakan di rumah Yudas, orang yang bernama Saul orang Tarsus.

Ananias menjawab: Ya Tuhan, hamba sudah mendengar banyak dari hal orang ini, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang suci Tuhan di Yerusalem. Dia datang ke Damsyik setelah memperoleh surat kuasa dari kepala-kepala imam, mengikat orang yang menyebut Namamu.

e. Tapi sabda Tuhan kepada Ananias:' Pergilah engkau karena ialah suatu alat yang terpilih Bagiku akan memasyhurkan Namaku kepada segala orang kafir dan Bani Israel pun .

Ananias berkata: Hai saudaraku Saul, aku disuruh oleh Tuhan Yesus yang menyatakan dirinya kepadamu di jalan yang engkau tempuh itu supaya engkau bisa melihat kembali dan penuh dengan Rohul kudus. Maka bangkitlah Saul lalu dibaptiskan oleh Ananias.

Ternyata Yesus Tidak Disalib

Solihan Mahdum Cahyana Solihan Mahdum Cahyana

Dalam keterangan mengenai pertobatan Paulus yang dikisahkan oleh muridnya tersebut, jelas banyak dijumpai kisah yang simpang siur, bahkan saling bertentangan. Paulus telah dipilih di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan. Apabila kita mengikuti keterangan yang diberikan sendiri oleh Paulus mengenai dirinya, berkaitan dengan pahamnya mengenai Kristus (Epesus 1:3-4), kisah pertobatan yang diberikan oleh muridnya tersebut akan menimbulkan tanda tanya yang sangat besar. Mengapa demikian? Jawabnya, karena Paulus itu sendiri telah mengajarkan kepada orang Epesus bahwa dirinya telah diberi berkat rohani dari surga dan dipilih di dalam Kristus sebelum dunia ini dijadikan supaya Paulus suci dan tiada bercela di hadapan Tuhan (Epesus 1:3-4).

Berkat rohani dari surga yang diberikan kepada Paulus itu merupakan: rahasia yang sudah berzaman-zaman dan turun-temurun, baru sekarang diberikan Tuhan kepada Paulus (Kolose 1:25- 26). Pada zaman sebelum Paulus, belum pernah diberikan Tuhan kepada anak Adam (Epesus 3:4) dan Kristus yang diajarkan Paulus itu adalah Kristus yang bukan lagi sebagaimana manusia. Prof. Dr.

C. Groenen menyebutkan, "Yesus sejarah dan Kristus kepercayaan". Jadi, Kristus legenda atau mitologi? Paham Kristus yang demikian itu merupakan "kejadian yang baru".

Maka Allah telah memperdamaikan kita (=Paulus) dengan Dirinya, oleh sebab Kristus. Karena Allah di dalam Kristus itu memperdamaikan isi dunia ini dengan Dirinya sendiri dan tidak menghitungkan lagi dosa mereka ke atas mereka itu, dan sudah menanggungkan ke atas kami (=Paulus) kabar perdamaian itu.

Sebab itu Paulus menjadi utusan bagi pihak Kristus seolah-olah Allah minta dengan lidah Paulus. Maka Paulus mintalah bagi pihak Kristus: Biarlah kamu diperdamaikan dengan Allah (2 Korintus 5: 16-20).

Kalau demikian, jelaslah bahwa kisah mengenai Yesus yang diberi predikat sebagai Kristus oleh Paulus, yang diceritakan oleh Lukas, murid Paulus, dalam Kisah Para Rasul, dan kisah mengenai Kristus yang baik hati kepada Paulus, ternyata baru merupakan suatu "harapan atau saran" dari Paulus kepada Tuhannya untuk memperdamaikan isi dunia ini dengan Dirinya (2 Korintus 5:20).

Al-Qur'an menjelaskan bahwa "pembunuhan terhadap Isa anak Maryam", hanya merupakan anggapan, gagasan, atau halusinasi karena di antara mereka sendiri terjadi ikhtilaf, yaitu perbedaan pendapat dan suatu keraguan yang hanya didasarkan atas persangkaan (zhan) (QS 4:157).

Lebih jauh, Al-Qur'an menjelaskan bahwa Allah me- rafa'a kepadanya (QS 4:158). Kata rafa'a di situ artinya "Allah menyelamatkannya atau diselamatkannya". Allah telah memberikan keterangan awal yang muhkam bahwa Isa itu: Keselamatan atas aku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku wafat, dan juga pada hari aku dibangkitkan kembali (pada hari kiamat) (QS 19: 33) dan Nabi Isa a.s. adalah rasul untuk Bani Israel (OS 3:49, 61:6). Dan, setiap nabi dan rasul mengajak kepada umatnya: Beribadahlah kamu kepada Allah dan jauhilah olehmu thaghut (apa pun yang disembah selain Allah) (QS 16: 36).

Nabi Isa a.s. juga mengajarkan hal yang sarna: Aku tidak pernah berkata kepada mereka (umatnya) selain apa yang diperintahkan kepadaku oleh-Nya: Beribadahlah kamu kepada Allah, Rabb-ku dan juga Rabb kamu, dan aku menjadi saksi terhadap mereka (umatnya) selama (hidupku) bersama mereka, dan setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang menjadi saksi segala sesuatu (QS 5: 117).

Ternyata Yesus Tidak Disalib

Solihan Mahdum Cahyana

Maka Allah menjadikan apa yang terjadi di kalangan Bani Israel sebagai peringatan bagi orang yang sezaman dengan mereka dan yang sesudahnya dan bagi orang yang bertakwa mengandung pelajaran (QS 2:66).

Pada zaman Paulus, banyak paham tentang Kristus: Sungguh setengah orang memberitakan Kristus itu dari sebab dengki dan permusuhan (=terhadap Paulus), dan Paulus memberitakan Kristus dari sebab kasih, karena aku ditetapkan kepada hal menjawabkan Injil itu (Pilipi 1:15-17). Karena meskipun kamu ada sepuluh ribu guru di dalam Kristus, tetapi kamu tiada banyak bapa, karena di dalam Kristus Yesus aku ini talah memperanakkan kamu dengan Injil itu. Sebab itu aku mintalah kamu: Turutlah teladanku (1 Korintus 4:15-19).

Para ahli mengakui bahwa Paulus adalah satu-satunya pengarang Injil yang dididik dengan paham Yahudi. Dia murid Pendeta Gamaliel. Paulus adalah orang yang cerdik, cerdas, dan bersemangat. Maka dalam waktu secepat kilat, Paulus menjadi pendukung setiap rekayasa Kepala Imam dan orang tua-tua, untuk melakukan pembunuhan terhadap Yesus dan murid-muridnya. Paulus tidak pernah melewatkan setiap kesempatan yang bisa dimanfaatkannya.

Setelah mendapat surat mandat atau surat kuasa, dalam menjalankan tugasnya itu, Paulus dengan lantang menyatakan bahwa dirinya "wajib" melakukan perseteruan melawan Yesus orang Nazaret itu (Kisah Para Rasul 26:9-11). Namun, secara tiba-tiba, setelah Yesus hilang dari panggung sejarah, Paulus berbalik menjadi "pengkhianat" terhadap Kepala Imam dan orang tua-tua, dan mengaku "mendapat panggilan Tuhan": Pergilah engkau karena engkaulah suatu alat yang terpilih Bagiku akan memasyhurkan Namaku, kepada segala orang kafir dan raja-raja dan Bani Israel pun (Kisah Para Rasul 9:15).

Drama pertobatan Paulus itu terjadi tatkala Paulus hendak masuk kota Damsyik untuk menangkap dan membunuh murid-murid Yesus. Dalam keadaan emosi yang meledak-ledak, hendak melampiaskan dendam kesumat yang menguasai seluruh perasaan serta pikirannya, Paulus yang mengidap penyakit "radang mata yang menahun" (Galatia 4:15), tidak tahan terkena teriknya sengatan sinar matahari di siang bolong dan "pesuruh Iblis menggocoh tubuhnya" (2 Korintus 12:7).

Menurut Max I. Dimond, itu adalah penyakit epilepsi atau ayan yang mendadak kumat. Maka Paulus jatuh tersungkur ke bumi dan tidak bisa melihat. Dalam keadaan demikian itulah, Paulus mendapat "panggilan dari Tuhannya": Saul, apakah sebabnya engkau aniayakan Aku? Maka jawab Paulus: Siapakah Engkau, ya Tuhan? Maka Ia pun bersabda: Akulah Yesus yang engkau aniayakan (Kisah Para Rasul 9:1-6).

Dan sabda Tuhan dalam penglihatan (mimpi) kepada Ananias: Dikatakan kepada Paulus: Pergilah engkau, karena engkau suatu alat yang terpilih Bagiku akan memasyhurkan Namaku kepada segala orang kafir dan raja-raja dan Bani Israel pun (Kisah Para Rasul 9:15).

Maka kata Ananias kepada Paulus: Aku ini disuruh oleh Tuhan Yesus yang menyatakan Dirinya kepadamu (=Paulus) supaya matamu bisa melihat kembali dan supaya engkau penuh dengan Rohul Kudus. Maka seketika itu gugurlah selaput dari matanya maka bangkitlah Paulus, lalu dibaptiskan (oleh Ananias?). Dan, makanlah Paulus sehingga kuatlah tenaganya. Pada ketika itu juga, diberitakanlah di rumah sembahyang bahwa Yesus ialah Anak Allah dan Yesus itulah Kristus (Kisah Para Rasul 9:17-22).

Orang pasti bertanya-tanya, mengapa Paulus bisa secepat itu mengajarkan bahwa Yesus itu Anak Allah dan Yesus itulah Kristus? Jawaban yang tepat ada dalam surat Paulus itu sendiri. Bahwa Paulus telah diberkati oleh Allah di dalam Kristus dengan segala berkat rohani dari surga, sebelum dunia ini diciptakan supaya Paulus suci dan tiada bercela di hadapan Tuhannya (Epesus 1: 3-4).

Ternyata Yesus Tidak Disalib

Solihan Mahdum Cahyana

Lebih jauh Paulus menerangkan: Demikianlah pada masa ini pun ada lagi sisa menurut pilihan anugerah. Tetapi jikalau daripada anugerah maka bukannya daripada perbuatan manusia, sebab jikalau dari perbuatan manusia, anugerah itu bukannya anugerah lagi, jikalau begitu apa yang dicari oleh Bani Israel itu mereka tiada dapat (Kisah Para Rasul 26:6-7), tetapi orang pilihan (Allah) sudah dapat (=Paulus), maka yang lain itu sudah dijadikannya keras hati (Roma 11:5-7). Adapun hidupku ini bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Galatia 2: 20).

Maka ia sudah menyatakan kepada kita (=Paulus) rahasia kehendaknya menurut kesukaannya, sebagaimana ia sendiri sudah bermaksud hendak melakukan apabila masanya genap, akan mempersatukan segal a sesuatu di dalam Kristus, baik barang yang di surga, baik barang yang di atas bumi. Di dalam Dia itu juga kami (=Paulus) sudah dijadikan waris ditakdirkan menurut keputusan Allah yang melakukan segala sesuatu setuju dengan maksud kehendaknya sendiri supaya kita (=Paulus) menjadi suatu kepujian bagi kemuliaannya, yaitu kita (=Paulus) yang pertama-tama menaruh harap akan Kristus itu (Epesus 1:9-12, Kisah Para Rasul 26:6-7) karena dari sebab pengharapan Bani Israel aku (=Paulus) menanggung belenggu ini (Kisah Para Rasul 28:20).

Maka sekalian orang itu walaupun sudah terpuji oleh sebab imannya, tetapi barang yang dijanji itu mereka tiada dapat. Karena Allah sudah menyediakan barang yang terlebih baik bagi kita (=Paulus), maksudnya supaya jangan mereka itu menjadi sempurna dengan tiada kita (=Paulus) (Ibrani 11:39-40).

Karena tugas Paulus adalah "memasyhurkan Nama Yesus" (Kisah Para Rasul 9:15) maka sangat menarik keterangan dari Adolf Deissmann mengenai Paulus berikut ini.

Two name contains in themselves the primitive of Christianity: the name of Jesus and Paul-Jesus and Paul-these two do not stand side by side as first and second. From the broadest historical standpoint, Jesus appears as the One, and Paul as the first after the One-or in more Pauline phraseology-as the first in the One (Paul: a Study in Social and Religius History).

Kisah dramatis pertobatan Paulus tersebut oleh pengarang Inji! Perjanjian Baru juga dikenakan pada Simon Petrus, dalam petualangan pengkhianatannya terhadap Yesus. Menurut pengarang Injil Perjanjian Baru, Petrus mendapat mandat langsung dari Yesus, dengan pesannya sebagai berikut.

Aku akan memberi kepada engkau anak-kunci kerajaan surga, dan barang apa yang engkau ikatkan di atas bumi, itu pun terikat di surga, dan barang apa yang engkau orakkan di atas bumi, itu pun terorak juga di surga. (Matius 16:19)

Maka ketika di taman Getsemani, tentara Romawi dan laskar Kepala Imam serta orang Parisi hendak menangkap Yesus, Simon Petrus memberikan perlawanan sehingga telinga hamba Imam Besar lerkena pedang Petrus. Namun, ketika Yesus dihadapkan kepada Pontius Pilatus, ada orang yang melihat Petrus dan berkata bahwa Petrus adalah pengikut Yesus. Jawab Petrus: Tiada aku mengerti apa yang engkau katakan (Matius 26:70). Lagi jawabnya: Tiada aku kenal orang itu (Matius 26:72). Sambi! mengutuki dirinya, Petrus bergumam: Tiada aku kenal orang itu (Matius 26:74). Tak lama kemudian, ayam jantan pun berkokok. Pengkhianatan Petrus sudah diramalkan oleh Yesus (Matius 26:34, Yahya 13:38).

Sebelum ke taman Getsemani, Yesus mendoakan Petrus agar imannya tidak gugur karena godaaan iblis (Lukas 22:32). Ketika Yesus hendak ditangkap di taman Getsemani, Petrus tampil sebagai murid yang heroik. Namun, dalam tempo beberapa jam, ketika Yesus

Ternyata Yesus Tidak Disalib

Solihan Mahdum Cahyana Solihan Mahdum Cahyana

Setelah mereka itu makan (setelah bangkit dari kubur, Yesus masih minta makan), bertanyalah Yesus kepada Simon Petrus: Hai Simon, anak Yahya,. adakah engkau mengasihi Aku lebih daripada orang-orang ini? Lalu sembah Simon Petrus: Ya Tuhan, bahwa Tuhan juga saja mengetahui yang hamba ini mengasihi Tuhan. Maka sabda Yesus kepadanya: Peliharakanlah segala anak dombaku.

Maka bertanyalah ia lagi kepadanya pada kali kedua: Hai Simon, anak Yahya, adakah engkau mengasihi Aku? Maka sembah Petrus kepada-Nya: Ya Tuhan, bahwa Tuhan juga sedia mengetahui yang hamba ini mengasihi Tuhan. Maka sabda Yesus kepadanya: Gembalakanfah segala dombaku.

Lalu ia bertanya kepadanya pada kali ketiga: Hai Simon, anak Yahya, adakah engkau mengasihi Aku? Maka sembah Petrus kepadanya: Ya Tuhan bahwa segala sesuatu ada di dalam pengetahuan Tuhan dan Tuhan juga mengetahui yang hamba ini mengasihi Tuhan. Lalu bersabdalah Yesus kepadanya: Pefiharakanfah segafa domba-Ku (Yahya 21: 15-17).