Laporan Yahya

E. Laporan Yahya

Perempuan itu berkata kepada Petrus: Bukankah engkau salah seorang dari murid orang ini? Petrus berkata: Bukan. Kini, para budak dan pengawal telah menyalakan kayu bakar karena cuaca sangat dingin, dan mereka berdiri mengelilingi api unggun untuk menghangatkan diri. Petrus juga berdiri bersama mereka untuk menghangatkan diri. Mereka bertanya kepada Petrus: Bukankah engkau salah seorang muridnya? Petrus menyangkalnya dan berkata: Bukan. Salah seorang budak Pendeta Tinggi, seorang yang telinganya dipotong Petrus, bertanya: Bukankah aku pernah melihatmu di taman (Getsemani) bersamanya? Lagi- lagi, Petrus menyangkalnya, dan pada saat itu ayam jantan berkokok.

Keempat Injil Kanonik tersebut sepakat bahwa Petrus melakukan tiga penyangkalan terhadap Yesus atas dakwaan yang diarahkan kepadanya. Meskipun demikian, mengenai dakwaan terhadap Petrus, keempat Injil Kanonik itu tidak sepakat. Hal tersebut besar kemungkinan dikarenakan "data yang disuguhkan oleh masing-masing Injil berbeda," Dakwaan itu bisa diikhtisarkan sebagai berikut.

Ternyata Yesus Tidak Disalib

Solihan Mahdum Cahyana

1. Petrus bersamaYesus orang Galilea.

2. Petrus bersama Yesus dari Nazaret.

3. Orang ini beserta dengan Dia.

4. Petrus bersama murid-murid dari orang yang tengahdiadili.

5. Petrus bersama orang yang tengah diadili.

6. Petrus pernah berada di taman bersama orang yang tengah diadili.

Dalam Injil karangan Lukas dan Yahya, penyangkalan Petrus secara spesifik diarahkan pada "orang yang tengah diadili atau diinterogasi". Petrus menyangkal penisbatan apa pun dengan orang yang tengah diadili atau diinterogasi. Penyangkalan Petrus memberikan kesan bahwa "orang yang tengah diadili atau diinterogasi bukan Yesus".

Hal ini mengingatkan kita pada keadaan yang terjadi dalam drama yang dikisahkan di taman Getsemani, bagaimana Yudas serta pasukan Kepala Imam, orang tua-tua, dan orang Parisi jatuh ke tanah, murid-murid pergi meninggalkan Vesus, dan tentang orang muda yang dimintakan Vesus kepada pasukan laskar agar orang itu pergi dahulu, juga mengenai orang muda yang berselimut kain putih yang dikejar pasukan Kepala Imam, tetapi tidak tertangkap. Siapakan orang muda ini?

Dalam kasus ini, "penyangkalan-penyangkalan Petrus sepenuhnya bisa diterima" secara wajar. Dalam kasus ini, juga tidak ada kontradiksi yang membingungkan. Menurut shahiburriwayat, hanya dalam waktu beberapa saat, kesediaan Petrus untuk bertarung seorang diri melawan tentara Romawi dan penjaga kuil, mengisyaratkan keberaniannya yang heroik dan keyakinannya yang teguh dalam membela Yesus (Lukas 22: 32).

Kisah-kisah penyangkalan Petrus yang dikesankan sebagai pengecut, dalam waktu sekejap bisa berubah keyakinan. Jelasnya, membaca "penyangkalan Petrus" menimbulkan kesan yang kuat bahwa pembacaan superfisialitas Injil-Injil Kanonik "salah mempresentasikan" penyangkalan- penyangkalan Petrus menjadi "penyangkalan terhadap Yesus". Padahal, Petrus hanya berkata: Aku tidak mengenal orang ini. "Orang ini" mungkin saja bukan Yesus. Jika dibaca dalam arti Petrus mempertahankan konsistensi dalam penggambaran Petrus dalam Injil-lnjil Kanonik maka penyangkalan-penyangkalan Petrus merefleksikan sebuah penyangkalan bahwa orang yang tengah diadili atau diinterogasi (menurut Petrus) adalah bukan Yesus.

Sekarang, marilah kita perhatikan laporan Matius dan Markus. Di sini, kita menemukan penyangkalan-penyangkalan Petrus dalam konteks ungkapan-ungkapan semacam: "Yesus orang Galilea", "Yesus dari Nazaret", dan "Yesus orang dari Nazaret".

Menghadapi sebutan-sebutan yang demik,ian itu, diperlukan ketelitian dan kejelian memerhatikan latar belakang "penulisan dan penyalinan" Injil-Injil Kanonik tersebut. Oalam sebutan tersebut, ada kata-kata yang merupakan "kunci", yaitu "orang Galilea" dan "Nazaret".

Sebagian besar pembaca Alkitab menyamakan sebutan "orang Galilea" dengan "orang dari wilayah geografis Galilea" yang ditujukan sebagai "Yesus". Sama halnya sebagian besar pembaca menyamakan "Nazaret" dengan sebuah kota di Galilea, yang aleh Alkitab ditujukan bahwa di kota itulah, Yesus dibesarkan. Padahal, kedua sebutan atau istilah ini memiliki makna-makna alternatif yang sangat berbeda selama paruh pertama abad pertama Masehi.

Perkataan "Yesus" adalah pengucapan bahasa Latin dari kata Jesous bahasa Yunani. Kemudian, masuk ke dalam bahasa Ibrani menjadi Jeshua, Jeoshua, atau Joshua yang diartikan Jehovah is salvation atau

Ternyata Yesus Tidak Disalib

Solihan Mahdum Cahyana

Jehovah saves, yang dalam Injil Perjanjian Baru diartikan "Yesus yang akan menyelamatkan (membebaskan) kaumnya daripada segala dosanya" (Matius 1: 21).

Pada abad pertama Masehi, "nama Yesus" sangat populer digunakan untuk nama diri seseorang. Konon, pada zaman Herodes Agung, dari 28 Pendeta Tinggi, empat di antaranya memakai nama Yesus: Yesus Putra Phabet atau Phiabi, Yesus Putra Sek atau Sie, Yesus Putra Dameneus, dan Yesus Putra Gamaliel. Dari penduduk Palestina waktu itu, yang memakai nama Yesus bagi dirinya diperkirakan mencapai 14 persen penduduk laki-Iaki.

Dalam hubungannya dengan kisah penangkapan Tuhan Yesus di taman Getsemani, yang jelas diakui dalam keempat Injil Kanonik adalah pasukan yang hendak menangkap Yesus itu tidak mengenal dengan jelas "yang mana Tuhan Yesus yang hendak ditangkapnya" dan dalam waktu itu terjadi perlawanan yang hebat dari murid-murid Yesus yang sudah siap membawa pedang. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya "salah tangkap" sangat besar sehingga penyangkalan Petrus atas orang yang diperiksa atau diinterogasi bahwa dirinya "tidak kenal" adalah benar. Dengan demikian, Petrus bukanlah seorang pengecut atau pengkhianat terhadap gurunya.