Mengapa Paulus Bisa Sehebat Itu?

E. Mengapa Paulus Bisa Sehebat Itu?

Jawabnya dalam surat Paulus sendiri. Dalam suratnya, Paulus berkata: Allah sudah memberi kepada Paulus berkat rohani dari surga dan memilih Paulus di dalam Kristus sebelum dunia ini dijadikan, supaya Paulus suci dan tiada bercela di hadapan Tuhan (Epesus 1:3-4) sehingga Paulus mengerti rahasia Kristus, yang belum pernah diberitakan kepada segala anak Adam, sekarang yang sudah dinyatakan oleh Roh kepada rasul dan nabinya yang kudus (Epesus, 3:4). Maka Paulus sudah dijadikan pelayan sidang itu, karena Paulus akan menyampaikan firman Allah, yaitu rahasia yang sudah tersembunyi berzaman-zaman dan turun- temurun, tetapi sekarang sudah dinyatakan kepada orang sucinya (=Paulus) (Kolose 1:25-26).

Dengan kisah drama pertobatan Paulus, orang yang menyatakan diri "wajib" melakukan perseteruan melawan Yesus orang Nazaret (Kisah Para Rasul 26:6-11). Dalam keadaan sedang melampiaskan dendam kesumat dan emosi yang meledak-ledak, dan matanya yang menderita penyakit "radang mata yang menahun" (Galatia 4:15) tidak tahan terkena teriknya sengatan sinar matahari, dan "pesuruh Iblis yang menggocoh tubuhnya", menurut Max I. Dimond, penyakit epilepsi (ayan), maka jatuh tersungkur ke bumi tidak sadarkan diri. Setelah tiga hari, matanya bisa melihat dan tenaganya mulai kuat, dengan lantang Paulus mengajarkan bahwa Yesus itu anak Allah, dan Yesus itulah Kristus (Kisah Para Rasul 9:1-22).

Paulus mengatakan: Adapun hidupku ini (=Paulus) bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Galatia 2:20). Sebab itulah jikalau barang seorang hidup di dalam Kristus, maka itulah kejadian yang baru, maka perkara-perkara yang lama sudah lenyap, bahkan yang baru sudah terbit. Tetapi segala perkara itu asalnya daripada Allah, yang sudah memperdamaikan kita (=Paulus) dengan dirinya sendiri oleh sebab Kristus, dan yang mengaruniakan kita (=Paulus) jawatan perdamaian. Karena Allah di dalam Kristus itu adalah memperdamaikan isi dunia ini dengan dirinya sendiri, serta tiada menghitungkan dosa mereka (=Paulus) itu ke atas mereka itu dan itu sudah menanggungkan ke atas kami (=Paulus) khabar perdamaian itu.

Sebab itu kami (=Paulus) menjadi utusan bagi pihak Kristus, seolah-olah Allah minta dengan lidah kami (=Paulus). Maka kami (=Paulus) mintalah bagi pihak Kristus: Biarlah kamu diperdamaikan dengan Allah (2 Korintus 5:17-20)

Dengan jalan demikian itulah, Paulus akhirnya menjadi Kepala Mazhab Nasrani (Kisah Para Rasul24:5) dan murid-murid Paulus di Antiochia itulah yang mula-mula disebut orang Kristen (Kisah Para Rasul11: 25-26) Jika demikian, keterangan ayat Al-Qur'an (QS 5:14) sangat menarik untuk

diperhatikan. Karena ayat itu mengingatkan bahwa dari kalangan Bani Israel yang melanggar janji itulah, lahir aliran paham yang kemudian disebut kaum Yahudi (QS 5:12-13,4:46). Dari Kaum Yahudi itulah, lahir aliran paham baru yang menyebut dirinya: Kami orang-orang Nasrani (QS 5:14). Dalam QS 17:4-7,104, diterangkan bahwa lahirnya paham Nasrani itu karena terjadinya percampuran paham Yunani-Romawi dengan paham Yahudi (Prof. Dr. C. Groenen OFM, Dr. Abba Eban). Begitulah Pandangan Al-Qur'an jika dikaji dengan cermat.

Perlu diketahui bahwa istilah Yahudi dalam perkembangan sejarah ada tiga. Pertama. Yahudi sebagai keturunan. Setiap anak keturunan Yehuda disebut Yahudi. Kedua, Yahudi

sebagai nama kewarganegaraan. Sejak berdirinya Kerajaan Yahuda (930-586 SM), setiap warga

negara Kerajaan Yahuda disebut Yahudi. All the members of the new state were called Jews (Judaeans) (Dictionary of Biblical Antiquities, 1863). Ketiga. Yahudi sebagai nama aliran paham

atau agama. DR. Abba Eban menjelaskan sebagai berikut: Bangsa Yahudi lahir dari Israel, tetapi "keYahudian" sebagai pandangan hidup dan cara hidup muncul dalam perantauan

(pembuangan) di negeri Babel (Sejarah Umat Israel, 1978)

Ternyata Yesus Tidak Disalib

Solihan Mahdum Cahyana