RENCANA KERJA SYARAT
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA BOKING
|
PEKERJAAN STRUKTUR
III -7
Manajemen Konstruksi, dimana biaya untuk pembuangan tersebut ditanggung oleh pihak Pelaksana.
3.4. PEKERJAAN BETON
3.4.1. LINGKUP PEKERJAAN
Untuk keperluan perhitungan harga penawaran pekerjaan, campuran beton dibedakan atas 2 dua macam, sebagai berikut :
Tabel 3. Macam Campuran Beton
MACAM BETON
PENGGUNAAN C1
Tidak Bertulang 1 PC : 3 Psr : 5 split
mutu Bo sesuai PBI 1971 N.I.-2
Untuk beton rabat, neut, lantai kerja, beton tumbukrabat beton, batu tepi, dan konstruksi beton
lainnya yang sifatnya non-struktural.
C2 Beton Bertulang
struktural mutu K-225
sesuai PBI 1971 N.I-2 Untuk konstruksi pondasi : pondasi pelat , balok sloof
, pelat pondasi dan dinding reservoir , pondasi Genset dengan penulangan sesuai gambar rencana.
Untuk konstruksi bangunan atas : kolom, pelat dak beton. ring balok-balok, dan konstruksi beton
bangunan atas lainnya yang sifatnya struktural. Dengan penulangan sesuai gambar rencana.
Untuk kolom-kolom praktis dan balok-balok praktis non-struktural.
Diberi tulangan praktis dengan besi tulangan polos sesuai ketentuan PBI 1971 N.I.-2
3.4.2. PERSYARATAN BAHAN
1 Semen Portland
a. Semen portland p.c. yang digunakan harus dari tipe I. Semen harus tiba di lapangan pekerjaan dalam kantong-kantong semen asli pabrik dalam
kondisi utuh dan kering. b. Semen yang digunakan adalah buatan dalam negeri dengan merk yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. c.
Kantong-kantong semen harus disimpan di dalam gudang khusus yang kering dan tidak lembab atau bocor apabila hujan.
d. Kantong-kantong semen harus diletakkan dengan sistem yang teratur sehingga urutan penggunaan semen sesuai dengan urutan kedatangannya di
RENCANA KERJA SYARAT
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA BOKING
|
PEKERJAAN STRUKTUR
III -8
lapangan pekerjaan. e. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis, dan
merk-merk yang berbeda tidak boleh dicampur satu sama lain. f.
Semen yang telah disimpan lama danatau mutunya diragukan, hanya boleh dipakai dengan persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi, setelah
terlebih dahulu dibuktikan bahwa semen tersebut masih baik mutunya berdasarkan hasil uji mutu semen di Laboratorium Pengujian Dinas PU
Kabupaten Nunukan, atas biaya Pelaksana.
2 Agregat Beton pasir dan batu pecahsplit
a. Sebagai agregat halus pasir dan agregat kasar batu pecahsplit serta
agregat campuran pasir+split harus digunakan agregat alami yang memenuhi ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.
– 2 pasal 3.3, 3.4 dan 3.5.
b. Ukuran butir split maksimum yang diijinkan untuk pembuatan adukan beton
K-225 adalah 20 mm. c.
Agregat tidak boleh mengandung atau tercemar dengan bahan-bahan yang dapat merusak beton atau menyebabkan timbulnya karat pada baja
tulangan.
d. Untuk memastikan hal ini, Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh
agregat dari berbagai sumbertempat pengambilannya. Sebagai agregat beton hanya boleh digunakan jenis agregat dan dari sumber yang telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan untuk membuat adukan mortar
danatau beton. f.
Pasir dan split harus disimpan di tempat yang terpisah dalam timbunan yang tebalnya maksimum 1 m, serta dicegah terhadap pengotoran oleh
tanahlumpur dan lain-lain bahan kotoran yang dapat menurunkan mutu beton.
g. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi, pasir
dan split yang akan digunakan terlebih dahulu harus melalui uji mutu di Laboratorium Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan. atas
biaya Pelaksana.
3 Air Pencampur Beton
a. Air yang akan digunakan untuk pembuatan campuran beton atau untuk
pemeliharaan beton setelah dicor, harus air yang bersih dari segala material padat atau material terlarut yang dapat merusak kekuatan atau keawetan
beton.
b. Air harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum pada Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.
– 2 pasal 3.6. c. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai kualitas air yang akan
RENCANA KERJA SYARAT
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA BOKING
|
PEKERJAAN STRUKTUR
III -9
digunakan, maka Pelaksana harus mengirimkan contoh air dari sumber yang akan digunakan ke Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan.,
untuk diperiksa mutunya atas biaya Pelaksana.
4 Baja Tulanganr
a. Digunakan baja tulangan polos BJTP-24 tegangan leleh minimum 2400 kgcm
2
sesuai ketentuan SII. 0136-84. b. Baja tulangan yang digunakan harus buatan satu pabrik tertentu di dalam
negeri dengan ukuran diameter aktual dan mutu baja yang setara dengan baja tulangan ex. PT Krakatau Steel.
c. Semua jenis baja tulangan dan ukuran-ukuran diameter yang akan
digunakan harus terlebih dahulu dibuktikan memenuhi ketentuan SII. 0136-84 dengan pengujian di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan.,
atas biaya Pelaksana.
d. Merk baja tulangan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan hasil uji yang memenuhi syarat
dari Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan. e. Jumlah batang, ukuran diameter, dan lokasi-lokasi sambungan lewatan baja
tulangan yang digunakan pada setiap bagian struktur harus sesuai dengan gambar rencana.
f. Penggantian dengan diameter lain atau penyimpangan dari gambar
rencana hanya diperkenankan dengan ijin tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
g. Bila Konsultan Manajemen Konstruksi menyetujui adanya penggantian ukuran diameter tulangan, maka luas penampang total dari batang-batang
tulangan pengganti tidak boleh kurang dari luas penampang total batang- batang yang diganti.
h. Harus diperhatikan bahwa penggantian ukuran diameter baja tulangan
tetap harus memenuhi persyaratan jarak bersih minimum dan maksimum antar tulangan, lokasi sambungan dan panjang sambungan lewatan, serta
ketentuan-ketentuan pendetailan lainnya sesuai gambar rencana, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.
– 2 dan Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI 03-XXXX-2002.
i. Baja tulangan polos hanya boleh diganti dengan mutu yang sama BJTP-24.
j. Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian ukuran diameter tulangan
adalah tanggungan Pelaksana. k.
Semua baja tulangan harus disimpan di tempat yang terlindung dari kelembaban dan hujan yang dapat menyebabkan timbulnya karat atau
terkena kotoran-kotoran lainnya yang dapat memperlemah ikatan antara tulangan dengan adukan beton.
l. Untuk menghindari terjadinya kesalahan pemakaian, baja tulangan harus
disimpan terpisah menurut jenis, merk serta ukuran diameternya. m. Sebelum pengecoran beton, permukaan baja tulangan harus dibersihkan dari
RENCANA KERJA SYARAT
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA BOKING
|
PEKERJAAN STRUKTUR
III -10
karat dan kotoran-kotoran lain misalnya minyak, tanah dan lumpur, yang dapat memperlemah ikatan antara baja tulangan dengan adukan beton.
5 Bahan Campuran Tambahan AdmixtureAdditif
a. Pelaksana harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi apabila akan menggunakan bahan campuran tambahan dalam adukan beton. Permohonan harus memuat uraian secara
rinci mengenai merk, jenistipe dan dosis bahan tambahan yang akan digunakan tersebut, serta dilengkapi pula dengan cara pelaksanaannya.
Permohonan itu harus dilengkapi pula dengan rekomendasi tertulis dari Laboratorium di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan.,atas
biaya Pelaksana.
b. Penggunaan bahan campuran tambahan kimiawi pada pembuatan campuran beton hanya diperbolehkan setelah mendapat ijin tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi. c.
Bahan campuran tambahan yang mengandung chlorida, sama sekali tidak boleh digunakan, karena dapat menimbulkan karat pada tulangan di dalam
beton. Bahan campuran tambahan yang mengandung garam-garam yang bersifat racun toxin sama sekali tidak boleh digunakan, karena dapat
membahayakan kelestarian lingkungan atau kesehatan manusia yang berhubungan dengan bahan-bahan bersifat racun tersebut.
d. Dosis dan cara penggunaan bahan campuran tambahan tidak boleh menyimpang dari petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
e. Pemakaian bahan campuran tambahan tidak boleh menyebabkan dikuranginya kadar semen di dalam campuran beton, dan tidak boleh
menyebabkan faktor airsemen yaitu rasio kadar air dibagi kadar semen di dalam adukan beton menjadi bertambah besar.
6 Lapisan Pelindung Beton
Jenis lapisan pelindung permukaan beton yang akan digunakan untuk pelat atap beton harus dengan persetujuanijin tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
7 Cetakan dan Acuan Bekisting
Bahan cetakan dan acuan dapat dibuat dari papan kayu kelas II yang cukup kering dengan tebal minimal 3 cm, atau dari papan plywood baru yang
tebalnya minimum 12 mm ukuran 122 x 244 cm yang diberi rangka penguat. Penyokong dan penyangga cetakan dan acuan beton harus menggunakan
scafolding sehingga mampu mendukung beton yang belum mengeras tanpa melentur sampai cetakan dan acuan tersebut dibongkar.
RENCANA KERJA SYARAT
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA BOKING
|
PEKERJAAN STRUKTUR
III -11
8 Rencana Campuran Beton Design Mixed
Pelaksana wajib mengusulkan secara tertulis proporsi campuran adukan beton yang akan digunakan, dilengkapi dengan karakteristik bahan-bahan
dasarnya meliputi : semen portland, pasir, batu pecahsplit, air, dan bahan campuran tambahan. Proporsi rencana campuran beton design Mixed harus
dibuat berdasarkan perbandingan berat bahan-bahan yang akan digunakan.
Pelaksana harus melakukan percobaan pendahuluan dengan proporsi campuran yang diusulkan dengan cara membuat kubus-kubus uji ukuran 15 x
15 x 15 cm minimal sebanyak 20 buah. Kubus-kubus uji ini harus diuji tekan pada umur 7 hari, 14 hari, 21 hari dan
28 hari, di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan, atas biaya Pelaksana.
Percobaan pendahuluan harus diulangi dengan proporsi campuran yang diperbaiki, jika kubus-kubus uji yang dibuat tidak berhasil mencapai mutu
beton K-225 sesuai Peraturan beton Bertulang Indonesia 1971 N.I. – 2.
Cetakan kubus harus dibuka pada umur 20 – 24 jam, dan semua kubus-kubus uji harus dirawat secara seksama dengan cara direndam dalam air sampai
tiba saatnya untuk di uji tekan di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan, atas biaya Pelaksana.
Pengujian kekuatan tekan kubus-kubus uji dilakukan untuk umur kubus 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari, di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten
Nunukan, atas biaya Pelaksana. Jumlah kubus uji per umur uji minimal 4 empat buah untuk setiap mutu beton.
9 Selimut Beton Beton dekking
Tebal selimut beton minimum untuk : Pelat beton
= 1.5 cm
Balok =
2.5 cm Kolom
= 3.0 cm
10 Proporsi Campuran Beton a. Untuk beton macam C1 , proporsi campuran beton boleh dibuat berdasarkan
perbandingan volume. b. Untuk beton macam C2 mutu K-225, proporsi campuran beton harus dibuat
berdasarkan perbandingan berat bahan-bahan yang digunakan p.c., air, agregat halus dan kasar, batu pecahsplit, dan bahan campuran
tambahanadditif.
c. Kuat tekan beton macam C2 harus mencapai kuat tekan karakteristik K-225,
RENCANA KERJA SYARAT
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA BOKING
|
PEKERJAAN STRUKTUR
III -12
yang dievaluasi berdasarkan hasil uji tekan kubus-kubus uji ukuran 15 x 15 x 15 cm, sesuai Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.-2.
d. Proporsi campuran beton struktural mutu K-225 harus diestimasi sesuai ketentuan Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SNI 03-
2834-1992 atau SKSNI T-15-1990-03. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan harus dihitung berdasarkan kuat tekan karakteristik yaitu 225
kgcm
2
atau 225 kgcm
2
dengan ditambah margin kekuatan untuk mutu C2 tersebut, sebesar :
k.s = 1,64 x 75
123 kgcm
2
Slump sebesar 60 – 120 mm, faktor airsemen maksimum wc = 0.55 dan
kadar semen minimum 325 kgcm
2
. e. Pelaksana wajib mengusulkan secara tertulis proporsi campuran beton yang
akan digunakan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, yang dibuat berdasarkan percobaan pendahuluan dengan menggunakan bahan-bahan
yang sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
Sebagai bahan pertimbangan Konsultan Manajemen Konstruksi, usul proporsi campuran beton yang akan digunakan harus dilampiri hasil uji terhadap
campuran coba trial mix yang dilakukan di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan,atas biaya Pelaksana.
f. Dalam hal bahan-bahan yang akan digunakan ternyata berbeda
karakteristiknya dari yang sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, maka Pelaksana wajib secara tertulis mengusulkan
proporsi campuran beton yang telah disesuaikan, supaya mutu beton K-225 tetap dapat dicapai dengan menggunakan bahan-bahan tersebut.
3.4.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN