seperti: pesta tahunan, pesta pernikahan, dukacita, upacara adat, dsb. Aula desa berjumlah tiga buah. Satu diantaranya dibangun dan dikelola secara sukarela oleh
masyarakat. Sedangkan sisanya dimiliki secara pribadi dan disewakan bagi masyarakat. Karena kondisi aula bersama milik masayarakat yang kurang baik,
banyak warga lebih suka menggunakan aula sewaan. Semua bangunan aula tersebut didirikan secara permanen.
8. Sekolah
Fasilitas pendidikan seperti sekolah, sudah tersedia bagi masyarakat desa. Tetapi jumlahnya hanya satu yaitu Sekolah Dasar SD Negeri. Sekolah dasar
inilah yang diperuntukkan bagi seluruh penduduk desa. Pada awal berdirinya sekolah di desa ini ada dua, satu berstatus negeri dan satu lagi berstatus Inpres.
Tetapi pada tahun 2000, SD inpres tersebut digabungkan dengan SD Negeri.
4.1.3 Keadaan Penduduk
Setelah pemekaran kecamatan, desa ini menjadi desa yang memiliki jumlah penduduk terpadat dari desa lainnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS
Simalungun, jumlah penduduk desa pada tahun 2005 adalah 2.445 jiwa dengan jumlah rumah tangga adalah 462. Sedangkan jumlah penduduk laki–laki adalah 1.235
orang atau 50,51 dan perempuan adalah 1.210 orang atau 49,49 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
No Kelompok Usia Laki – Laki
Perempuan Jumlah
Presentase 1
0 – 14 465
423 888
36.32 2
15 – 64 736
734 1470
60.12 3
64 + 34
53 87
3.56 Jumlah
1235 1210
2445 100
Sumber: BPS Simalungun Tahun 2005 Berdasarkan data komposisi penduduk diatas, maka kelompok usia yang
paling banyak adalah kelompok usia 15-64 tahun 1.470 orang atau 60,12 . Jumlah penduduk usia tersebut merupakan kelompok yang produktif atau kelompok pekerja.
Pekerjaan di bidang pertanian yang terbesar menyerap penduduk usia produktif ini. Tabel berikut memperlihatkan komposisi penduduk usia 15 tahun keatas
beserta jenis pekerjaannya. Tabel 4.2.
Komposisi Penduduk Umur 15 Tahun Keatas dan Jenis Pekerjaan No
Jenis Pekerjaan Jumlah
Presentase 1
Sekolah 86
5,68 2
Pertanian 1285
84,88 3
Industri 4
Konstruksi 5
Perdagangan 2
0,13 6
Transportasi 7
Jasa Pemerintahan 9
0,59 8
Lainnya 132
8,72 Jumlah
1514 100
Sumber: BPS Simalungun Tahun 2005
Universitas Sumatera Utara
Data diatas memperlihatkan bahwa secara umum masyarakat bekerja di sektor pertanian. Sebanyak 1.285 orang atau 84.88 dari keseluruhan jumlah
penduduk desa bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian telah menjadi sektor perekonomian utama bagi masyarakat. Salah satu penyebab adalah tingkatan
pendidikan masyarakat yang masih rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Presentase
1 Tidak Belum Sekolah
492 20,7
2 Tidak Tamat SD
492 20,7
3 SD
601 25,28
4 SLTP
445 18,72
5 SLTA
324 13,63
6 Diploma I – IV
12 0,55
7 Diploma IV – S-1
11 0,42
Jumlah 2377
100 Sumber: BPS Simalungun Tahun 2003
Data pada tabel diatas menunjukan dimensi tingkat pendidikan yang bervariasi. Apabila dilihat lebih rinci, maka ditemukan tiga kelompok besar, yaitu:
tidakbelum sekolah dan tidak tamat SD dengan jumlah yang sama yaitu sebesar 492 orang 20,7 sedangkan SD sebesar 601 orang 25,28 .
Terbatasnya fasilitas atau sarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pengajar dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat pendidikan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat desa. Sarana formal pendidikan, seperti bangunan sekolah dan tenaga pengajar bagi masyarakat desa hanya ada satu sekolah dasar SD.
Jika dilihat komposisi masyarakat desa berdasarkan pembagian sukuetnis, maka yang terbesar adalah masyarakat yang berasal dari sukuetnis Simalungun
kemudian sukuetnis Karo dan Toba. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan SukuEtnis
No Suku Etnis
Jumlah Presentase
1 Simalungun
1760 72
2 Karo
318 13
3 Toba
196 8
4 Lainnya Jawa, Nias, Pakpak
171 7
Jumlah 2445
100 Sumber: Statistik Desa Rakut Besi Tahun 2004
Peranan dari masyarakat yang berasal dari sukuetnis Simalungun terhadap pembangunan desa begitu besar. Masyarakat juga lebih sering menggunakan bahasa
Simalungun dibandingkan bahasa Indonesia. Bahasa Simalungun bahkan digunakan dalam instansi pemerintahan, pasar, bank dan gereja. Budaya Simalungun sangat
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dari pengamatan di lapangan diketahui, apabila seorang pendatang tidak mampu berkomunikasi menggunakan bahasa
Simalungun maka akan mengalami kesulitan melakukan interaksi bahkan akan teralenasi dari masyarakat.
Adapun pembagian penduduk desa berdasarkan agama yang dianut adalah:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut
No Agama
Jumlah Presentase
1 Islam
25 1,05
2 Katholik
3 Protestan
2352 98,95
4 Hindu
5 Budha
6 Lainnya
Jumlah 2377
100 Sumber: BPS Simalungun Tahun 2003
Sistem ekonomi penduduk desa yang didominasi oleh sektor pertanian terkonsentrasi pada penggunaan lahan kering ladang dibandingkan lahan basah
sawah. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.6.
Jenis Penggunaan Lahan No
Jenis Penggunaan Jumlah ha
Presentase 1
Lahan Basah 100
6,89 2
Lahan Kering 1290
88,96 3
Halamam Pekarangan 18
1,24 4
Lainnya 42
2,89 Jumlah
1450 100
Sumber: BPS Simalungun Tahun 2005 Dan jika dilihat dari jumlah rumah tangga penduduk desa ini yaitu 462 RT,
maka 97,62 nya 451 RT adalah rumah tangga pertanian yang menggunakan lahannya di bidang pertanian. Persentase yang besar tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pembagian Rumah Tangga Pertanian
No Rumah Tangga Pertanian
Jumlah Persentase
1 Rumah Tangga Petani
451 97,62
2 Rumah Tangga Bukan Petani
11 2,38
3 Rumah tangga Buruh Tani
Jumlah 451
100 Sumber: BPS Simalungun Tahun 2003
4.1.4. Kondisi Sosial Budaya