1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini di harapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran dan masukan serta pertimbangan kepada para petani, pemilik tanah dan pembuat
kebijakan di bidang pertanian dan sebagai bahan komparatif dalam penelitian yang sejenis di kemudian hari.
1.4.3. Manfaat Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat mempertajam kemampuan peneliti dalam mengungkap gejala-gejala sosial dan dalam menghadapi berbagai persoalan yang
ada dan timbul di tengah-tengah masyarakat.
1.5. Definisi Konsep 1.5.1. Pola
Pola adalah standardisasi, penggolongan, organisasi atau arah dari perilaku Soekanto, 1985 : 361. Pola dalam penelitian ini diarahkan pada
tindakan action yang berulang-ulang dan telah tertata yang dalam kesehariannya dilakukan oleh petani penyewa dan pemilik tanah.
1.5.2. Ketergantungan
Ketergantungan adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi suatu kelompok tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan
ekonomi kelompok lain, dimana kelompok tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja.
Dalam penelitian ini, petani penyewa adalah pihak yang lebih rendah posisinya dan tergantung kepada pihak lain pemilik tanah yang kedudukannya
Universitas Sumatera Utara
lebih tinggi. Ketergantungan juga dapat dirumuskan sebagai suatu relasi sosial dimana ada dua pihak yang berhubungan yang hubungannya tidak sejajar
asimetris.
1.5.3. Pola Ketergantungan
Jadi pola ketergantungan adalah model atau bentuk ketergantungan antara individu-individu, individu-kelompok atau kelompok-kelompok dalam berbagai
situasi tertentu. Di dalam pola ketergantungan ini terdapat norma, status dan tujuan. Norma, status dan tujuan harus ada di masing-masing pihak. Pola
ketergantungan memiliki intensitas rendah, sedang dan kuat. Adapun bentuk atau pola ketergantungan dalam penelitian ini adalah:
1. Dari segi kepentingan akan tanahlahan
2. Dari segi penggunaan dan pemakaian teknologi alat-alat pertanian dalam
rangka mengolah lahan pertanian. Adapun alat-alat tersebut, meliputi: Alat sederhana, seperti: cangkul, bajak manual, alat semprot manual dan
sebagainya. Alatmesin modern, seperti: traktor, mesin bajak, mesin semprot, mesin
potong rumput, truk, pick-up dan sebagainya. 3.
Dari segi permodalan. Ternyata pemilik tanah tidak hanya berkuasa dalam hal pemasaran
melainkan juga berkuasa terhadap modal. Dan dalam hal ini, petani sangat dirugikan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan pemilik tanah, seperti :
peminjaman uang modal, bibit, pupuk, pestisida, insektisida, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
1.5.4. Petani Penyewa
Petani diartikan sebagai pencocok tanam pedesaan yang mencari nafkah dan cara hidupnya dengan mengolah tanah, dimana kegiatan usahanya bersifat
mencari keuntungan. Sedangkan penyewa adalah orang yang menyewakan barang atau benda miliknya kepada orang lain. Jadi petani penyewa adalah
petani yang menyewa tanahlahan pertanian dari pemilik tanah. Petani tersebut berkonsentrasi pada tanaman pangan palawija.
Dalam penelitian ini, petani penyewa yang dimaksud adalah petani yang mempunyai lahan terbatas, akses pemasaran yang terbatas, pemenuhan
kebutuhan hidup yang terbatas, tidak mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang memadai untuk berubah, tidak memiliki kecakapan terapan yang cukup
memadai untuk melindungi diri, tidak memiliki fasilitas gudang dan transportasi untuk memanfaatkan fluktuasi harga, tidak mempunyai kekuatan tawar-menawar
untuk mempengaruhi harga produk mereka atau memperoleh harga yang adil dari harga pasar.
1.5.5. Pemilik Tanah