ini. Selain itu, saya lebih memilih menjadi petani penyewa jika masih ada tanah sewaan dibandingkan buruh tani.
Menurutnya, tidak ada pilihan bagi petani penyewa seperti dirinya. Akan tetapi, menjadi petani penyewa masih lebih baik dibandingkan dengan buruh
tani. Dia berpendapat, perhatian pemerintah kurang kepada para petani. Program pemerintah di bidang pertanian hanya untuk petani yang memiliki tanah saja.
“penyuluhan-penyuluhan hanya bagi petani yang punya tanah aja. kalo ga punya tanah tidak usa ikut. Padahal dulu... dari transmigrasi
pemerintah kasi tanah gratis”. Wawancara, April 2007
Menurutnya, pemerintah pernah menyelenggarakan program intensifikasi pertanian di Desa Rakut Besi. Dia merasa telah dibohongi bahkan tidak jarang
mereka membujuk sampai memaksa untuk mengikuti program pemerintah tersebut.
“PPL datang ke desa ini... kelompok tani dikumpulkan di bale pertemeuan atau lapangan… disuruh pupuk sekian, pestisida sekian.
Sampai sekarang, pestisida, pupuk baru tetap dipromosikan… dikasih kaos… iya lahannya tandus, uang petani habis dimakan pabrik, tapi
tetap ada kaos pupuk Phonska”. Wawancara, April, 2007
4.2.2. Pemilik Tanah a. Marudin Tambun
Informan adalah seorang pria berusia 51 tahun. Pendidikannya hanya sampai di tingkat SD Sekolah Dasar. Informan mempunyai seorang istri dan
empat orang anak. Dua orang anaknya telah bekerja sebagai tenaga honorer sedangkan dua orang lainnya sudah memiliki tanahladang sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Informan merupakan salah seorang petani yang sukses di desa Rakut Besi. Selain memiliki tanahlahan pertanian yang luas, dia juga sukses sebagai
kepala rumah tangga yang telah dapat mendidik anaknya sampai mendapat pekerjaan. Namun, saat ini istrinya sedang jatuh sakit. Masyarakat desa sering
datang dan berkunjung untuk melihat istrinya. Informan telah menyewakan tanah seluas 2,5 Ha. Dia juga tetap
mengolah tanahlahan pertaniannya sendiri. Alasannya, untuk mengisi waktu luang dan menambah penghasilan.
“...Rp. 3.000.000 per bulan memang cukup untuk kebutuhan sehari–hari. Tapi sekarang tidak cukup lagi karena harus beli obat obat istri yang
mahal. Tabungan masih ada, cuman sekarang tidak bisa nabung lagi kayak dulu sebelum istri jatuh sakit ”. Wawancara, April 2007
Informan telah menyewakan tanah kepada sejumlah orang. Dia hanya menyewakan kepada orang yang dapat dipercayai, tidak harus selalu kepada
anggota keluarga. Informan tidak memasang ketentuan atau syarat tertentu dalam
menyewakan tanah. Bentuk perjanjian dilakukan secara lisan ataupun tulisan. Baginya yang terpenting adalah penyewa membayar sewa. Pembayaran dapat
berupa uang tunai atau bayar panen bagi hasil. Dia mengaku tidak pernah mengatur ataupun memaksa penyewa.
Informan mengaku bahwa petani penyewa tanah pernah melanggar janji dan terlambat membayar sewa. Akan tetapi, dia hanya mengingatkan dan
memberi tambahan waktu pengembalianpembayaran saja. Biasanya dia kurang
Universitas Sumatera Utara
percaya lagi kepada petani penyewa tersebut. Sering sekali, pada musim berikutnya tanahlahan ditarik dari petani penyewa tersebut.
Dia tidak mempunyai cara khusus mencegah petani penyewa menunggak pembayaran sewa. Dia hanya berusaha mengingatkan saja. Bahkan, sering sekali
petani penyewa meminta tambahan modal untuk membeli obat, pupuk, membayar tenaga kerja, membayar ongkos angkut, dll. Menurutnya, pinjaman
tersebut membantu para petani. Dia tidak memberi bunga yang tinggi kepada para petani yang meminjam kepadanya.
Biasanya, dia meminta penyewa menjual hasil panen sebagai cara pembayaran. Menurutnya, cara tersebut lebih efisien dan memudahkan penyewa
dibandingkan mencari calon pembeli lain. Sebagai distributor, informan juga dapat menjaga jumlah penjualan.
Namun, dia tidak memaksakan cara pembayaran tersebut. Dia mengijinkan cara yang lain misal: uang tunai dan tenagajasa. Yang terpenting
sudah di diskusikan terlebih dahulu. Bahkan tidak jarang, penyewa meminta bekerja sebagai buruh tani atau tenaga kerja pada saat menanam ataupun panen.
Dia sangat menghargai petani penyewa yang rajin dan pekerja keras. Dia tidak pernah takut tersaingi apabila petani penyewa lebih berhasil darinya.
Berdasarkan pengalaman, kesuksesan yang diperoleh informan berasal dari kerja keras. Sebelumnya, informan mengaku hanya memiliki tanah beberapa hektar
saja dan merupakan warisan orang tua. Namun, kerja keras dan doa berhasil membuatnya sukses bahkan informan sudah memiliki tanahlahan lain di Pekan
Baru dan dapat memperkerjakan orang sebagai penjaganya.
Universitas Sumatera Utara
b. Esron Girsang