127
kegiatan berdasarkan kemauan diri sendiri atau ada dorongan dari sekolah. Kemudian bagaimana stakeholder di sekolah mendukung
program yang dilaksanakan sekolah dalam upaya P4GN. Dari hasil wawancara dengan narasumber dan hasil dokumen
di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi yang dilakukan oleh BNNP DIY pada setiap program. Peneliti dapat menggambarkan
melalui tabel berikut :
Tabel 7. Evaluasi yang Dilakukan BNNP DIY Pada Program Program
Evaluasi
Diseminasi Informasi Dilakukan melalui quisioner saat
kegiatan Hasil: beberapa sekolah berinisiatif
membentuk kader anti narkoba.
Advokasi Dilakukan saat kegiatan melalui
diskusi dengan sekolah. Hasil:
beberapa sekolah
mengemukakan belum ada payung hukum
di sekolah
untuk melaksanakan P4GN.
Pembentukan KaderSatgas
Anti Narkoba Dilakukan
internal BNNPSeksi
Pemberdayaan Masyarakat. Hasil : kader yang telah terbentuk
perlu penguatan dan tindak lanjut.
Pemberdayaan Kader
melalui Lomba Sekolah Bebas Narkoba
Dilakukan Monitoring Evaluasi oleh Tim. Dipantau dan inspeksi ke
sekolah-sekolah yang diberdayakan selama melaksanakan program
4. Faktor Pendukung Implementasi Kebijakan Pencegahan
Kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba P4GN merupakan suatu kebijakan dari
pemerintah yang bertujuan untuk menekan angka penyalahgunaan
128
narkoba di masyarakat. Yang menjadi sasaran program ini adalah masyarakat di lingkungan pendidikan, lingkungan pemerintah,
lingkungan pekerjaswasta, dan lingkungan masyarakat. Dalam mengimplementasikan kebijakan pasti ada faktor pendukung, baik dari
dalam internal BNNP DIY maupun dari luar eksternal BNNP DIY seperti pemerintah maupun masyarakat.
Faktor pendukung tersebut seperti yang dikatakan Bapak HR :
“Disetiap kegiatan, ada dukungan rapat persiapan, persiapan apa yang sudah dilaksanakan, apa yang belum, kamu apa, ditunjuk,
yang tersedia apa, intern seksibidang lain. Kita didukung juga oleh staf yang masih muda, masih energik. Keterlibatan bidang
lain pas proposal. Butuh kendaraan dr logistik, bentuk koordinasikerjasama. Kalau kegiatan yang lain pentasbesar
minta bidang lain.
Senada dengan Bapak HR, Ibu EL juga mengatakan : “Kalau setiap ada kegiatan kita pasti ada rapatnya, evaluasi dulu
kegiatan ke maren apa, yang besok kurang apa.”
Ibu DK juga mengatakan : “Hampir semua lembaga ikut dukung karena BNN tidak bisa
berjalan sendiri, mereka koordinatif dan kooperatif. Di bidang selalu dukung. Kabid kasi mau mendengarkan. Dengan bidang
lain tidak putus juga saling butuh, mereka butuh kita juga butuh. Lembaga lain Saling dukung, kadang mereka punya program
sendiri dan ngundang kami.” Sedangkan ibu ST yang mengatakan :
“Instansi sekarang mereka punya program, mereka menganggarkan untuk ada program yang mengarah ke kebijakan
P4GN di lembaganya.” Senada juga dengan Ibu ST, Bapak HR mengatakan :
“Kalau dari pemda kita didukung ya, kan ada perda no 13 th 2010 itu ya, jadi mulai sekarang lembagainstansi-instansi
sekolah harus dukung P4GN ini.”
129
Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam implementasi kebijakan P4GN ada faktor dari dalam
internal BNNP maupun dari luar eksternal BNNP. Faktor dari dalam berupa hubungan antar karyawanstaf dengan kepala bidang atau
seksi yang terjalin dengan baik. Selain itu setiap akan ada kegiatan, ada dukungan koordinasi atau rapat persiapan. Sedangkan faktor dari luar,
adalah adanya peraturan daerah no 13 tahun 2010 yang mewajibkan membentuk satgas anti narkoba di instansi di wilayah DIY. Kemudian
lembaga maupun institusi di lingkungan pemerintah daerah mendukung penuh kebijakan P4GN dengan memulai membuat satgas anti narkoba
di instansinya maupun membuat dan melaksanakan program yang mengarah pada upaya P4GN di lingkungan instansinya seperti sekolah-
sekolah.
5. Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Pencegahan