C. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah analisis butir soal yang ditinjau dari aspek Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan
Efektivitas PengecohDistractor.
D. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 20142015 yang berjumlah 96
siswa. Objek penelitian ini adalah Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran Akuntansi Keuangan Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 7
Yogyakarta Tahun Ajaran 20142015 yang berbentuk tes objektif.
Tabel 5. Subjek Penelitian
Kelas Jumlah Siswa
XI Akuntansi 1 32 Siswa XI Akuntansi 2
32 Siswa XI Akuntansi 3
32 Siswa
Jumlah 96 Siswa
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Aspek
yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal adalah sebagai berikut : 1.
Validitas Validitas adalah tingkat ketepatan sebuah soal dalam mengukur
yang seharusnya diukur. Tes hasil belajar yang valid adalah tes hasil belajar yang mengukur dengan tepat keadaan yang ingin diukur.
Validitas item dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point biserial. Indeks korelasi point biserial Y
pbi
yang diperoleh dari hasil perhitungan dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5
sesuai jumlah siswa yang diteliti. Apabila Y
pbi
r tabel maka butir soal tersebut valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari sebuah instrumen. Reliabilitas juga berhubungan dengan masalah kepercayaan.
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Selain itu pengertian
reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat
dikatakan tidak berarti. Reliabilitas tes untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus K-R.20. Interpretasi terhadap koefisien tes
pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: a.
Apabila r
11
sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji Reliabilitasnya dinyatakan telah
memiliki Reliabilitas yang tinggi =reliable. b.
Apabila r
11
lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji Reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki Reliabilitas
yang tinggi un-reliable.
3. Daya Pembeda
Daya Pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan
siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Untuk mencari Daya Pembeda digunakan rumus sebagai
berikut: DP = B
A
- B
B
x 100 N
A
Keterangan: DP = Indeks Daya Pembeda butir soal tertentu satu butir
B
A
= Jumlah jawaban benar pada kelompok atas B
B
= Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N
A
= Jumlah siswa pada salah satu kelompok atas atau bawah Karno To, 2003: 14
Selanjutnya Daya Pembeda diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 6. Klasifikasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Interpretasi
Negatif – 9
Sangat buruk, harus dibuang 10 - 19
Buruk, sebaiknya dibuang 20 - 29
Cukup baik, perlu direvisi 30 - 49
Baik 50 ke atas
Sangat baik Karno To, 2003: 14
4. Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi
kesulitan menjawab soal dan cenderung tidak mempunyai semangat untuk mencoba memecahkannya.
Tingkat Kesukaran dapat dihitung dengan rumus: TK = B
A
+ B
B
x 100 N
A
+ N
B
Keterangan: TK = indeks Tingkat Kesukaran butir soal tertentu satu butir
B
A
= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok Atas B
B
= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok Atas N
A
= jumlah siswa pada kelompok A atasunggul N
B
= jumlah siswa pada kelompok B bawahasor Karno To, 2003: 15
Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut: Tabel 7. Kriteria Indeks Kesukaran
Karno To, 2003: 15 5.
Efektivitas Pengecoh atau Distractor Efektivitas penggunaan Pengecoh dapat diketahui dengan melihat
pola sebaran jawaban soal dari siswa. Menurut Suharsimi Arikunto 2013: 233 yang dimaksud penyebaran jawaban soal adalah distribusi
testee dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal dalam bentuk pilihan ganda. Dari Efektivitas Pengecoh dapat ditentukan apakah
pengecoh distractor berfungsi dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh testee berarti bahwa pengecoh itu jelek,
terlalu menyolok, menyesatkan. Sebaliknya sebuah pengecoh distractor dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh distractor
Indeks Kesukaran Interpretasi
0 - 15 Sangat sukar, sebaiknya dibuang
16 - 30 Sukar
31 - 70 Sedang
71 - 85 Mudah
86 - 100 Sangat mudah, sebaiknya dibuang
tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan. Pengecoh
dapat berfungsi dengan baik apabila sekurang-kurangnya dipilih oleh 5 dari seluruh siswa peserta tes. Apabila pengecoh atau distractor telah
menjalankan fungsinya dengan baik maka dapat digunakan kembali pada tes yang akan datang.
Indeks Efektivitas PengecohDistractor dihitung dengan rumus: IPc = nPc x 100
N-nBAlt-1 Keterangan:
IPc = indeks pengecohdistractor nPc = jumlah siswa yang memilih pengecoh
N = jumlah seluruh subjek yang ikut tes nB = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap butir
soal Alt = jumlah alternatif jawaban opsi
1 = bilangan tetap Karno To, 2003: 17
Berikut adalah klasifikasi berdasarkan indeks pengecoh : Tabel 8. Kriteria Kualitas Pengecoh
Indeks Pengecoh Interpretasi
76 - 125 mendekati 100 Sangat baik
51 - 75 atau 126 - 150 Baik
26 - 50 atau 151 - 175 Cukup baik
0 - 25 atau 176 - 200 Buruk
Lebih dari 200 Sangat buruk
Karno To, 2003: 19
F. Metode Pengumpulan Data