Jenis-jenis Layanan Pendidikan Anak Usia Dini

16 mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak. Contoh: mengikuti peraturan tata cara upacara bendera untuk menanamkan peraturan; 5 memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya. Contoh: bermain bebas sesuai dengan minat dan keinginan anak.; 6 memberikan stimulasi cultural pada anak; 7 memberikan ekspresi stimulasi cultural.

3. Jenis-jenis Layanan Pendidikan Anak Usia Dini

Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 menyatakan bahwa layanan PAUD terdiri dari 2 macam yaitu PAUD jalur pendidikan formal dan PAUD jalur pendidikan Non formal. PAUD jalur pendidikan formal untuk anak usia 4 - ≤ 6 tahun, yang terdiri dari Taman Kanak-KanakRaudhatul Athfal atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan PAUD jalur pendidikan non formal terdiri dari: Taman Penitipan Anak TPA untuk anak usia 0 - ≤6 tahun, Kelompok Bermain KB untuk anak usia 2 - ≤ 6 tahun atau bentuk lain yang sederajat untuk anak usia 0 - ≤6 tahun. PAUD pada jalur pendidikan formal menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas, sedangkan PAUD jalur pendidikan non formal menerapkan manajemen berbasis masyarakat. Ada beraneka ragam jenis penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Menurut Yuliani 2011: 22-27 satuan pendidikan anak usia dini merupakan lembaga PAUD yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai dengan 6 tahun. Ada beberapa lembaga PAUD yang selama ini telah dikenal masyarakat luas, diantaranya adalah TKRA, kelompok bermain KB, tempat 17 penitipan anak TPA, dan POS PAUD. Adapun pengertian dari masing – masing adalah sebagai berikut: a. TK Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi usia empat tahun sampai enam tahun. Sasaran pendidikan TK adalah usia 4-6 tahun, yang dibagi ke dalam dua kelompok belajar berdasarkan usia yaitu kelompok A untuk usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak didik usia 5-6 tahun. b. Kelompok Bermain KB merupakan salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun. c. Tempat penitipan anak TPA merupakan salah satu bentuk PAUD ini jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun d. POS PAUD adalah anak usia 0-6 tahun yang tidak terlayani PAUD lainnya. Orang tua wajib memperhatikan kegiatan anak selama di POS PAUD agar dapat melanjutkan di rumah. Berdasarkan pendapat di atas terlihat bahwa PAUD yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan. Pada PAUD Formal yaitu TKRA menyasar pada anak usia 4 sampai 6 tahun, sedangkan PAUD Non Formal lebih bervariasi antara usia 0-6 tahun. Selanjutnya dari sisi penyelenggaraan pendidikannya PAUD Formal berbasis manajemen sekolah sedangkan PAUD Non Formal berbasis masyarakat. Selain itu, PAUD Non Formal tidak hanya menekankan pada 18 menyelenggarakan program pendidikan tetapi juga program pengasuhan, dan kesejahteraan.

B. Kinerja Guru PAUD

1. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja guru merupakan sesuatu yang penting bagi suatu organisasi pendidikan dalam upaya untuk mencapai tujuan. Kinerja guru memiliki spesifikasi tertentu. Ondi Saondi dan Aris Suherman 2010: 21 menyatakan bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Kinerja dapat dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai standar yang telah ditetapkan. Jasmani dan Syaiful Mustofa 2013: 156 menyatakan bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru di lembaga pendidikan atau madrasah sesuai tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Rusman 2010: 50 menyatakan bahwa kinerja guru merupakan wujud perilaku suatu kegiatan dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar. Sulistyorini dalam Saondi dan Suherman 2010: 21 menyatakan bahwa kinerja guru merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan, yakni keterampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi eksternal. Keterampilan disini merupakan bahan mentah yang dibawa guru ke tempat kerja, seperti pengalaman, kemampuan, kecakapan antarpribadi, serta kecakapan teknik. Upaya diungkap