29 Faktor yang mempengaruhi kinerja guru PAUD di Kecamatan Lendah yang
dikaji dalam penelitian ini adalah pemberian insentif dan supervisi akademik, dimana faktor yang satu tidak dapat dikatakan lebih dominan dari faktor lain. Hal
ini karena masing - masing faktor mempunyai karakteristik yang berbeda dalam mempengaruhi kinerja guru PAUD.
C. Insentif Guru PAUD
1. Pengertian Insentif
Ada banyak pendapat para ahli yang mengemukakan pengertian insentif. G.R.Terry dalam Suwatno dan Donni Juni Priansa 2011: 234 insentif adalah
“Laterry incentive means that which incites or a tendency to incite action”. Insentif merupakan sesuatu yang merangsang minat untuk bekerja. Efendi
Hariandja 2005: 265 menyatakan bahwa insentif merupakan bentuk pembayaran langsung yang didasarkan atau dikaitkan langsung dengan kinerja. Yuniarsih dan
Suwatno dalam Kadarisman 2012: 93 berpendapat bahwa insentif adalah penghargaan atau imbalan yang diberikan untuk memotivasi pekerja atau anggota
organisasi agar motivasi dan produktivitasnya meningkat. Selanjutnya, Wungu dan Brotoharsojo dalam Kadarisman 2012: 195 menyatakan bahwa insentif
merupakan elemen penghasilan atau balas jasa yang diberikan secara tidak tetap atau bersifat variabel tergantung pada kondisi pencapaian prestasi kerja pegawai.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa jenis komponen penghasilan ini mengkaitkan secara langsung antara imbalan yang diperoleh seorang pegawai dengan prestasi
kerja yang berhasil dicapainya. Insentif berkembang karena meningkatnya
30 tuntutan kompetisi dalam dunia usaha, khususnya di antara perusahaan-
perusahaan sejenis. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa insentif merupakan
suatu pendorong atau perangsang yang dapat menimbulkan semangat atau gairah guru guna meningkatkan kinerja. Melalui pemberian insentif, guru akan merasa
bahwa pekerjaannya dihargai. Guru akan menjadi termotivasi untuk bersungguh- sungguh dalam mengajar dan menjalankan tugas pokoknya.
2. Tujuan Insentif
Pemberian insentif sangat penting bagi kebutuhan guru yaitu dalam rangka memotivasi guru agar dapat meningkatkan kinerjanya. Sudarwan Danim 2004:
42 mengemukakan bahwa perilaku memberi insentif merupakan bagian integral dari upaya memotivasi, terutama dilihat dari dimensi eksternal. Manusia
organisasional senantiasa ditantang oleh tuntutan – tuntutan ekonomi, non –
ekonomi, dan semi – ekonomi. Ketiganya sangat dominan bagi motivasi
seseorang. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa guru perlu mendapatkan insnetif dalam upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dalam
hidupnya. Melalui pemberian insentif guru akan termotivasi dalam mengajar. Simamora dalam Kadarisman 2012: 201 menyatakan bahwa tujuan
mendasar dari semua program insentif insentive plans adalah meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang kompetitif. Rivai
dalam Kadarisman 2012: 203 berpendapat bahwa tujuan utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada karyawan dalam
rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Sedangkan bagi
31 perusahaan, insentif merupakan strategi untuk meningkatkan produktivitas dan
efisiensi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, yaitu produktivitas menjadi satu hal yang sangat penting.
Handoko 2001: 176 menyatakan bahwa tujuan insentif pada hakikatnya adalah untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam berupaya mencapai tujuan -
tujuan organisasi dengan menawarkan perangsang finansial di atas dan melebihi upah dan gaji dasar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pemberian insentif adalah untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada guru agar
kinerjanya meningkat. Pemberian insentif ini sangat penting bagi guru PAUD karena bertujuan untuk memotivasi guru PAUD agar mau mengajar dengan baik
dan sungguh - sungguh.
3. Jenis Insentif