Pengertian Penilaian Hasil Belajar

34 | Evaluasi Pembelajaran Geograi 6. Mendidik Penilaian dilakukan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dan memperbaiki cara penyampaian pem- belajaran bagi guru.

3.3 Pelaksanaan Penilaian

Tugas guru setelah kegiatan penskoran dilakukan adalah mengolah skor-skor hasil tes menjadi skor standar atau nilai standar yang menggambarkan nilai prestasi para siswa. Ada dua pendekatan yang umum dipakai oleh guru, yaitu pendekatan Penilaian Acuan Patokan PAP dan Penilaian Acuan Norma PAN. Penilaian Acuan Patokan dipilih sebagai pendekatan apabila berkeinginan memban- dingkan skor siswa dengan suatu nilai standar yang sudah ditentukan berdasarkan skor ideal. Skor ideal adalah skor maksimal apabila menjawab benar semua butir soal dalam suatu perangkat tes. Melihat prinsip Penilaian Acuan Patokan sebagai pen- dekatan konversi skor-skor prestasi, maka pendekatan ini cocok digunakan untuk penilaian formatif, yaitu asesmen yang dilakukan pada setiap akhir satuan pembelajaran yang berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan. Sejak tes formatif belum di- mulai, guru sudah dapat menentukan suatu kriteria keber- hasilan pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan patokan atau standar melalui skor ideal. Pendekatan Penilaian Acuan Norma dipilih apabila berkeinginan membandingkan skor siswa dengan skor-skor dalam kelompoknya atau siswa lain dalam suatu kelas atau tingkat tertentu. Pendekatan ini sama sekali tidak terpe- ngaruh dengan skor ideal. Kualitas penilaian siswa sangat ter- passing grade Evaluasi Pembelajaran Geograi | 35 gantung kepada distribusi skor para peserta tes. Skor-skor mereka akan saling berkompetisi secara internal sehingga menentukan pedoman konversi yang akan dibuat. Pende- katan Penilaian Acuan Norma cocok untuk penilaian sumatif atau penilaian lain yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana kompetensi sudah dikuasai oleh siswa. Sebelum pe- nilaian sumatif dimulai, guru belum dapat menentukan suatu kriteria keberhasilan peserta didik dalam menguasai kom- petensi.

1. Penggunaan Penilaian Acuan Patokan PAP

Pendekatan ini bukan membandingkan seorang siswa dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman belajar yang diharapkan tercapai sesudah selesai pembelajaran atau sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum pem- belajaran berlangsung misalnya, kriteria yang digunakan 75 atau 80. Bagi siswa yang kemampuan-nya di bawah kriteria yang telah ditetapkan dinyatakan tidak berhasil dan harus mendapatkan remedial. Tujuan penilaian acuan patokan adalah untuk meng- ukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian acuan patokan sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar, sebab siswa diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar siswa dapat diketahui derajat pencapaiannya. Untuk menentukan batas lulus passing grade dengan pendekatan ini, setiap skor siswa dibandingkan dengan skor ideal yang mungkin dicapai oleh siswa. Misalnya, dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya 36 | Evaluasi Pembelajaran Geograi adalah 100, maka siswa yang memperoleh skor 85 sama dengan memperoleh nilai 8,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya. Kegiatan penilaian dalam arti mengubah skor dengan cara-cara sebagai berikut: 1 Model I Adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut: a. Menentukan skor berdasarkan proporsi rumus bila meng- gunakan skala-100 Keterangan: B = banyaknya butir yang dijawab benar dalam bentuk pilihan ganda atau jumlah skor jawaban benar pada setiap butiritem soal pada tes bentuk uraianessay Si = Skor ideal b. Menentukan batas minimal nilai ketuntasan Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggam- barkan proporsi dan kualifikasi penguasaan siswa ter- hadap kompotensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajar-an. Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat mengguna-kan pe- doman yang ada. Batas minimal siswa dikatakan tun- tas menguasai kompetensi yang dikontrakkan mi- salnya 60. Umumnya pada tingkat pendidikan dasar dan menengah di negara kita menggunakan skala-100 sedangkan skala-5 dipakai di perguran tinggi. Namun Skor = � �� Evaluasi Pembelajaran Geograi | 37 � �� sekarang, ada perguruan tinggi yang mengem- bangkan skala-5 menjadi skala delapan, sembilan, atau tiga belas dengan memodifikasi ragam tingka- tannya. Misal, semula ragam nilai skala-5 adalah A, B, C, D, dan E kemudian dimodifikasi dengan menam- bah ragam tingkatan nilai menjadi delapan sebagai berikut: A, B+, B, C+, C, D+, D, dan E. Pada beberapa perguruan tinggi ada yang mengembangkan lagi menjadi tiga belas variasi seperti berikut: A+, A, A-, B+, B, B-, C+, C, C -, D+, D, D, dan E. Contoh: Suatu perangkat tes terdiri dari beberapa bentuk soal seperti pada tabel berikut: Tabel 3.1 Perangkat Tes dengan Beberapa Bentuk Soal Nomor Bentuk Soal Bobot Si 1-30 Bentuk pilihan ganda model asosiasi 1 30 31-45 Bentuk pilihan ganda model melengkapi berganda 2 30 46-50 Bentuk uraian 5 25 Jumlah Si 85 Berdasarkan tabel di atas skor ideal perangkat tes adalah 85. Siswa yang mengikuti ada 40 anak, setelah mereka mengerjakan perangkat tes dilakukan penskoran oleh guru. Hasil skor itu selanjutnya diolah