Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
dan dorongan untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan giat berusaha, pantang menyerah, giat membaca buku-buku untuk memecahkan
masalahnya dan berkeinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan baik. Sedangkan motivasi yang kurang akan mengakibatkan siswa menjadi tidak
tertarik dalam belajar, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi, apabila dalam diri siswa
tidak ada motivasi untuk belajar maka kemampuan intelegensi siswa tersebut tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Motivasi belajar yang ada dalam diri siswa harus selalu ditingkatkan. Hal tersebut merupakan salah satu tantangan bagi seorang guru. Untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti yang dikemukakan oleh Sardiman 1986: 91 yaitu dengan memberikan nilai angka
hasil belajar, hadiah atau penghargaan, persaingan atau kompetisi, memberikan ulangan dan membagikan hasil pekerjaan, pujian, ataupun hukuman.
Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Thornburgh berpendapat bahwa motivasi intrinsik merupakan
keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu Elida Prayitno, 1989: 10. Di dalam proses belajar siswa tekun dalam
mengerjakan tugas yang diberikan dan aktif terlibat dalam kegiatan belajar karena ingin mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Siswa yang termotivasi secara
intrinsik akan berusaha secara maksimal untuk menguasai apa yang dipelajari dan akan merasa puas apabila kegiatan belajar yang dilakukan mencapai hasil yang
maksimal.
5
Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas III di sekolah yang ada di Kecamatan Prambanan ditemukan bahwa siswa sering sekali
tidak memperhatikan penjelasan guru. Selama kegiatan belajar mengajar siswa bercanda maupun mengobrol dengan temannya. Beberapa ada anak sering
membuat kegaduhan di dalam kelas dengan membuat lelucon sehingga teman yang lainnya tertarik untuk memperhatikan anak tersebut daripada memperhatikan
gurunya. Selain itu, siswa sering tidak mengerjakan PR yang diberikan oleh guru dengan berbagai alasan.
Dari data hasil wawancara dengan guru kelas III tersebut dapat diketahui bahwa motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa masih rendah. Motivasi
siswa untuk belajar dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas masih kurang. Kurangnya motivasi yang ada dalam diri siswa atau motivasi intrinsik
dapat didorong dengan adanya motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang keberadaannya karena
pengaruh rangsangan dari luar Pinter, Ryan dkk; dalam Elida Prayitno, 1989: 13. Motivasi ekstrinsik dapat berubah menjadi motivasi intrinsik karena siswa telah
menyadari pentingnya belajar dan siswa akan belajar sungguh-sungguh tanpa adanya perintah atau paksaan dari orang lain.
Seorang siswa harus pandai-pandai dalam memilih teman bergaul. Akan lebih baik apabila dalam pergaulannya siswa memilih teman sebaya yang
memiliki pandangan positif terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Teman yang senang mengajak belajar bersama, mau memberikan motivasi untuk giat belajar
dan berprestasi yang tinggi. Intensitas pergaulan teman sebaya yang memiliki
6
pandangan positif dan dapat memberikan motivasi belajar yang tinggi akan memberikan pengaruh yang baik bagi keberhasilan prestasi belajar siswa.
Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan intensitas pergaulan teman sebaya dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar PKn pada siswa kelas III SD Negeri se-gugus 3 Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.