67
dan langkah- langkah siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Teknik wawancara
Wawancara dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakna bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun
melalui saluran media tertentu Wina Sanjaya, 2011:96. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terencana yang
dilakukan kepada guru kolaborator. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu disusun kemudian diajukan kepada guru
kolaborator. Wawancara ini dimaksudkan untuk menambah data tentang kemampuan motorik halus siswa, kondisi selama proses
pembelajaran serta kesan dan saran guru terhadap penerapan permainan playdough dalam pembelajaran motorik halus.
4. Ternik dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto 2002:206 metode dokumen yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini dokumen berupa data identitas siswa,
riwayat siswa terdahulu, kemampuan awal siswa, serta foto-foto kegiatan pelaksanaan penelitian dari awal pembelajaran sampai
berakhirnya pembelajaran. Dokumentasi ini akan menjadi pelengkap dan penguat data hasil penelitian.
68
H. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian menurut Suharsimi Arikunto 2005:134 merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas
instrument akan menentukan kualitas data yang terkumpul. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen utama yaitu tes,
dan instrumen pendukung yaitu lembar observasi, wawancara, serta dokumentasi berupa foto. Instrumen penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tentang peningkatan kemampuan motorik halus anak tunagrahita kategori sedang melalui permainan playdough. Adapun kisi-
kisi instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.
Tes Perbuatan Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman tes yang
diwujudkan dalam bentuk tes perbuatan atau kinerja siswa yang dibuat oleh peneliti dengan berkolaborasi bersama guru kelas. Dari hasil tes
belajar tersebut maka diketahui peningkatan kemampuan motorik halus yang diperoleh siswa tunagrahita kategori sedang tersebut. Tes
yang diberikan adalah tes awal pre test dan post test pasca tindakan siklus I dan siklus II.
Tabel 2. Kisi- kisi tes kemampuan motorik halus anak tunagrahita
No Variabel
Aspek Indikator kemampuan
motorik halus Jumlah
item 1
Kemampuan motorik
halus anak tunagrahita
Menulis 1.
Siswa mampu
menghubungkan titik- titik.
4
2 Menggunting 1.
Siswa mampu
mengunting garis 2.
Siswa mampu
menggunting gambar 2
2
3 Mewarnai
1. Siswa
mampu 2
69
mewarnai gambar
dengan rapi
tanpa keluar dari garis
Pelaksanaan penilaian menggunakan skala nilai dengan kriteria sebagai berikut :
Skor 1: siswa belum tidak mampu mengerjakan soal. Skor 2 : siswa mampu menghubungkan titik-titik, menggunting garis
dan gambar serta mewarnai gambar dengan bantuan guru dan hasilnya baik kurang baik
Skor 3 : siswa mampu menghubungkan titik-titik, menggunting garis dan gambar serta mewarnai gambar secara mandiri dan hasilnya
kurang baik Skor 4 : siswa mampu menghubungkan titik-titik, menggunting garis
dan gambar serta mewarnai gambar secara mandiri dan hasilnya baik Kriteria penilaian hasil tes kemampuan motorik halus dinyatakan
baik dan kurang baik yaitu sebagai berikut: a.
Kriteria baik : siswa mampu menghubungkan titik-titik dan mewarnai gambar sesuai garis tidak sesuai garis dengan tingkat
kesalahan hingga 20. Siswa mampu menggunting garis dan sesuai dengan pola yang ada.
b. Kriteria kurang baik : siswa menghubungkan titik-titik dan
mewarnai gambar tidak sesuai garis dengan tingkat kesalahan 30