53
tahap penilaian, guru yang melakukan tindakan sedangkan peneliti sebagai pengamat.
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita kategori sedang melalui penerapan bermain
playdough sebagai tindakannya. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita kategori sedang.
B. Desain Penelitian
Jenis desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart sebagaimana dikutip oleh Wijaya Kusumah 2010:21, yang
berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Model desain penelitian tindakan kelas menurut
Kemmis dan Mc Taggart dijelaskan melalui gambar di bawah ini :
Gambar 1. Model Desain Kemmis dan Mc Taggart
54
Sesuai dengan desain penelitian di atas maka urutan kegiatan penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang
mengamati proses jalannya tindakan. Dalam penelitian ini pihak yang melakukan tindakan adalah guru kelas, sedangkan yang melakukan
pengamatan adalah peneliti. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan dan menentukan hal apa saja yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian ini yaitu mengenai bermain playdough untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita kategori
sedang kelas III SDLB di SLB Damayanti Yogyakarta. 2.
Pelaksanaan tindakan Melaksanakan tindakan penelitian yang berupa kegiatan bermain
playdough di dalam kelas untuk meningkatkan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang kelas III SDLB di SLB
Damayanti Yogyakarta. Tindakan dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan, selama 1x60 menit tiap pertemuan.