6 Bab III: Metodologi penelitian yang terdiri dari: 1 RancanganDesain
penelitian 2 Definisi Istilah atau Operasional 3 Populasi dan Sampel 4 Instrumen Penelitian 5 Metode Pengumpulan Data 6
Metode analisis data. Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini diuraikan
mengenai:1 Deskripsi hasil penelitian 2 Hasil analisis 3 hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V: Kesimpulan, batasan penelitian dan saran. Tiga hal yang dijabarkan dalam bab ini adalah point utama dari hasil penelitian, batasan
penelitain dan saran untuk kepala sekolah dan peneliti selanjutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan Instruksional
Definisi kepemimpinan instruksional menurut Hoy dan Miskel 2008 adalah kepemimpinan dibidang pendidikan yang berfokus pada
proses belajar mengajar dengan cara merumuskan visi-misi sekolah, mengelola program instruksional dan mempromosi iklim belajar yang
positif. Terbentuknya konsep kepemimpinan instruksional dilatar belakangi oleh adanya kualitas pendidikan yang perlu ditingkatkan. Kualitas
pendidikan yang kurang tersebut memacu untuk mentranformasi peran kepala sekolah. Transformasi peran kepala sekolah yang dimaksud adalah
perlunya ditinjau ulang, disesuaikan dan kembali fokus kepada kegiatan belajar
–mengajar yang merupakan tujuan utama sekolah. Transformasi peran kepala sekolah untuk perbaikan kegaiatan belajar mengajar menjadi
permulaan terbentuknya kepemimpinan instruksional. Tujuan kepemimpinan insruksional adalah untuk memfasilitasi
pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat kepuasan
belajarnya, meningkat
motivasi belajarnya,
meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan
meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan
pesat Daryanto,2011. Kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 bertugas untuk mengevaluasi efektivitas guru, membantu pertumbuhan
profesional guru, mengevaluasi efektivitas kurikulum dan mengembangkan budaya akademis di sekolah.
Menurut Hallinger 2005 ada tiga dimensi kepemimpinan
instruksional, yaitu: merumuskan misi sekolah, mengelola program instruksional dan promosi iklim belajar yang positif.
a. Merumuskan misi sekolah.
Merumuskan misi
sekolah dijabarkan
menjadi dua
indikator kepemimpinan instruksional yaitu: merumuskan tujuan sekolah dan
mengkomunikasikan tujuan sekolah. Dimensi ini berisi peran kepala sekolah dengan bekerja sama dengan guru untuk membuat tujuan sekolah
yang jelas, terukur, ada target waktu. Tujuan sekolah berupa hal yang berkaitan dengan kemajuan
akademis siswa. Kepala sekolah
bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan tujuan sekolah tersebut kepada semua komunitas sekolah supaya mereka mengetahui dan
mendukung. b.
Mengelola program instruksional. Dimensi ini berfokus pada koordinasi kegiatan belajar mengajar dan
kurikulum, terdiri dari tiga fungsi kepemimpinan, yaitu: supervisi dan evaluasi instruksional, koordinasi kurikulum dan monitoring kemajuan
siswa. Dimensi ini memerlukan seorang kepala sekolah untuk terlibat secara mendalam untuk menstimulasi, mensupervisi, memonitor kegiatan
belajar-mengajar di sekolah. Kepala sekoah juga harus memiliki keahlian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI