44
kejiwaan yang sehat diantara siswa, meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif seperti senang, rileks, gembira, menikmati, dan bangga,
meningkatkan minat atau gairah untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan terjadinya katarsis, serta meningkatnya
pengetahuan dan keterampilan sosial. Berdasarkan kelebihan yang ada pada pendekatan experiential
learning tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan experiential learning dapat efektif untuk meningkatkan karakter bersahabat siswa.
Dengan catatan peneliti benar-benar memperhatikan materi yang akan diberikan kepada siswa, peneliti melakukan persiapan yang matang, dan
peneliti harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia saat mengemas rancangan kegiatan.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Wahyuni Mustadi 2016 meneliti tentang Pengembangan Perangkat
Pembelajaran
Collaborative Learning
Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Karakter Kreatif dan Bersahabat. Berdasarkan penelitian
tersebut, karakter bersahabat dapat ditingkatkan melalui pembelajaran
Collaborative Learning
berbasis kearifan lokal. 2.
Penelitian efektifitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning mengungkap bahwa pendekatan experiential learning sangat efektif
digunakan untuk meningkatkan karakter bela gender pada siswa kelas VIII
SMP N 9 Singkawang tahun ajaran 20142015 Lazar, 2016.
45
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara empati, persahabatan, dan
kecerdasan adversitas pada mahasiswa Psikologi Undip yang sedang mengerajakan skripsi. Semakin tinggi empati dan persahabatan yang
dimiliki, maka semakin tinggi pula kecerdasan adversitas yang dimiliki oleh mahasiswa Psikologi Undip yang sedang mengerjakan skripsi, dan
sebaliknya semakin rendah empati dan persahabatan yang dimiliki, semakin rendah pula kecerdasasan adversitas yang dimiliki oleh mahasiswa
Psikologi Undip yang sedang mengerjakan skripsi Fauziah, 2014. G.
Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter terintegrasi di SMP berjalan belum optimal dan masih menemui banyak hambatan. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya
guru pelajaran yang menanamkan nilai karakter berhenti pada tataran kognitif dengan metode ceramah, guru BK belum terlibat sebagai “pengajar karakter”,
dan prosedur mengenai pendidikan karakter belum oprasional sehingga membuat guru kesulitan dalam melakukan pengajaran. Perlu adanya model
pendidikan karakter yang tidak hanya sebatas pada tataran kognitif melainkan juga tataran afektif hingga pengalaman-pengalaman nyata yang memberikan
dampak positif terhadap perubahan perilaku siswa. Bertolak dari hal tersebut, Peneliti menawarkan solusi model penelitian menggunakan pendekatan
experential lea rning
dengan layanan bimbingan klasikal sebagai upaya meningkatkan karakter bersahabat pada siswa kelas VII B SMP Santo
Aloysius Turi. Agar siswa yang memiliki karakter bersahabat rendah lebih
46
termotivasi untuk mengikuti kegiatan, tidak pasif hanya mendengarkan, tetapi juga turut antusias melakukan aktivitas.
Perlu diupayakan penerapan pendekatan
experential learning
sebagai salah satu strategi dalam pemberian materi kegiatan peningkatan karakter bersahabat. Pendekatan
experential lea rning
mengajak siswa untuk aktif berproses dengan pengalaman langsung yang siswa alami.
Gambar 2.2 Kerangka Pikir H.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut, diajukan
hipotesis tidakan sebagai berikut: 1.
Ha: Karakter bersahabat pada siswa kelas VII SMP Santo Aloysius Turi
47
secara signifikansi dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan
klasikal dengan menggunakan pendekatan
experiential Learning
. 2.
Ho: Karakter bersahabat pada siswa kelas VII SMP Santo Aloysius Turi
secara signifikansi tidak dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan pendekatan
experiential learning
.
48
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat tentang jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, waktu dan temat penelitian, setting penelitian, partisipan dalam penelitian, peran
dan posisi peneliti, prosedur penelitian, tahapan penelitian, metode pengumpulan data, validitas, dan reliabilitas data, teknik analisis data, dan indikator
keberhasilan.
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling PTBK yang dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas
PTK. Penelitian tindakan kelas atau
Cla ssroom Action Reaserch
CAR adalah proses pengkajian masalah bimbingan di dalam kelas melalui refleksi
diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap
pengaruh dari perlakuan tersebut Sanjaya, 2009: 26.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif, terencana dan dilaksanakan secara sistematis guna memperbaiki masalah
tertentu yang ada di dalam kelas, sehingga masalah tersebut teratasi serta kegiatan pendidikan dapat berlangsung secara optimal. Dede Rahmat dan
Badrujaman 2012 memaparkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendektesi dan memecahkan masalah,