Pemahaman Akhir DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Distribusi skor untuk soal pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5Distribusi skor akhir pilihan ganda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol Kode Siswa Skor Hasil Evaluasi Pilihan Ganda Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor dalam persentase Skor Skor dalam persentase 1 28 40 35 50 2 35 50 49 70 3 42 60 49 70 4 63 90 21 30 5 49 70 35 50 6 63 90 42 60 7 49 70 49 70 8 28 40 14 20 9 35 50 28 40 10 42 60 49 70 11 28 40 56 80 12 28 40 28 40 13 35 50 42 60 14 56 80 49 70 15 42 60 49 70 16 49 70 28 40 17 56 80 28 40 18 14 20 42 60 19 49 70 56 80 20 35 50 14 20 21 49 70 42 60 22 28 40 35 50 23 42 60 42 60 24 42 60 14 20 25 63 90 28 40 26 42 60 7 10 27 - - 35 50 28 - - 35 50 29 - - 49 70 Rata-rata 60 Rata-rata 51,72 Untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen dan control terdapat perbedaan atau tidak, maka data diatas dianalisi dengan SPSS menggunakan dengan uji-t untuk dua kelompok yang independen. Hasil statistik perbandingan skor pilihan ganda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut. Dari hasil analisis dapat dilihat hasil sebagai berikut : o Mean kelas eksperimen = 60,00 dan keals kontrol = 51,72 o Output memberikan nilai sig 0,104 o Karena nilai sig 0,104 0,05, maka antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan signifikan dalam menyelesaikan soal pilihan ganda. 2 Analisis skor essay Nilai ini bertujuan untuk melihat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam menyelesaikan soal yang dibuat oleh peneliti dengan tingkat kesulitan dan tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Distribusi skor soal essay untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Distribusi skor essay untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol Kode Siswa Skor Hasil Evaluasi Essay Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor dalam persentase Skor Skor dalam persentase 1 17 56,67 13 43,33 2 21 70 20 66,67 3 20 66,67 21 70 4 28 93,33 3 10 5 28 93,33 28 93,33 6 30 100 25 83,33 7 20 66,67 27 90 8 26 86,67 14 46,67 9 16 53,33 17 56,67 10 21 70 19 63,33 11 17 56,67 22 73,33 12 15 50 15 50 13 6 20 19 63,33 14 27 90 17 56,67 15 10 33,33 25 83,33 16 28 93,33 26 86,67 17 23 76,67 16 53,33 18 11 36,67 13 43,33 19 23 76,67 17 56,67 20 20 66,67 15 50 21 19 63,33 18 60 22 23 76,67 20 66,67 23 6 20 22 73,33 24 20 66,67 9 30 25 28 93,33 5 16,67 26 15 50 10 33,33 Kode Siswa Skor Hasil Evaluasi Essay Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor dalam persentase Skor Skor dalam persentase 27 - - 23 76,67 28 - - 12 40 29 - - 13 43,33 Rata-rata 66,04 Rata-rata 57,59 Untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan atau tidak, maka data diatas dianalisi dengan SPSS menggunakan dengan uji-t untuk dua kelompok yang independen. Hasil statistik perbandingan skor essay antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut. Dari hasil analisis dapat dilihat hasilnya sebagai berikut : o Mean kelas eksperimen = 66,04 dan kelas kontrol = 57,59 o Output memberikan hasil sig 0,153 o Karena nilai sig 0,153 0,05, maka antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan 3 Nilai Akhir Nilai ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat pemahaman antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Distribusi nilai akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7Distribusi nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol Kode siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1 48,34 46,67 2 60 68,34 3 63,34 70 4 91,67 20 5 81,67 71,67 6 95 71,67 7 68,34 80 8 63,34 33,34 9 51,67 48,34 10 65 66,67 11 48,34 76,67 12 45 45 13 35 61,67 14 85 63,34 15 46,67 76,67 16 81,67 63,34 17 78,34 46,67 18 28,34 51,67 19 73,34 68,34 20 58,34 35 21 66,67 60 Kode siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 22 58,34 58,34 23 40 66,67 24 63,34 25 25 91,67 28,34 26 55 21,67 27 - 63,34 28 - 45 29 - 56,67 Rata- rata 62,88 54,45 Untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan atau tidak, maka data diatas dianalisi dengan SPSS menggunakan dengan uji-t untuk dua kelompok yang independen. Hasil statistik perbandingan skor essay antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut. Dari hasil analisis untuk nilai ulangan akhir dapat dilihat hasilnya sebagai berikut: o Mean kelas eksperimen = 62,88 dan kelas kontrol = 54,45 o Output memberikan nilai sig 0,081 o Karena nilai sig 0,081 0,05, maka antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan secara signifikan.

4. Pembahasan Tingkat Pemahaman Siswa

Berdasarkan hasil analisis dengan SPSS dapat dilihat bahwa hasil akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan secara signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa antara kelas yang menggunakan pendekatan Understanding by Design dengan yang tidak menggunakan pendekatan Understanding by Design memiliki kemampuan atau pemahaman terhadap materi pembelajaran sama. Apabila hasil akhir dibandingkan dengan nilai ketuntasan KKM di SMA X dimana KKMnya 80, maka kedua kelas sama-sama memiliki hasil yang kurang baik.Siswa yang lulus KKM dikelas eksperimen sebanyak 6 orang, sedangkan di kelas kontrol hanya 1 orang. Untuk hasil evaluasi soal pilihan ganda yang lulus dikelas eksperimen 5 orang siswa, sedangkan dikelas kontrol 2 orang siswa. Untuk hasil evaluasi soal essay yang lulus di kelas ekperimen terdapat 7 orang, sedangkan di kelas kontrol 5 orang yang lulus. Walaupun kelas ekperimen memiliki jumlah siswa yang lulus lebih banyak, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa secara keseluruhan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama memiliki hasil yang kurang bagus. Mengapa hal ini bisa terjadi? Untuk mengetahui permasalahan tersebut peneliti bertanya dan berdiskusi dengan Pak Andi. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai acuan dimana kedua kelas memiliki hasil yang sama. Peneliti merefleksikan kembali bagaimana pelaksanaan penelitian yang terjadi.Saat melakukan diskusi bersama siswa lebih cenderung untuk bercerita dengan teman kelompok daripada mendiskusikan materi pelajaran. Jika ada kelompok lain yang sudah menyelesaikan diskusi maka guru meminta untuk melaporkan hasil dan berdiskusi bersama-sama maka siswa yang asik bercerita dengan teman kelompok meminta waktu lagi untuk menyelesaikan diskusi mereka. Hal ini membuat waktu pelajaran berkurang dan tidak cukup untuk diskusi bersama.Berkurangnya waktu juga berdampak pada kurangnya waktu untuk latihan soal, dan latihan soal yang tidak dibahas dijadikan tugas rumah.Pada pertemuan selanjutnya, tugas rumah tidak dibahas bersama.Jika tidak dibahas maka siswa tidak tahu apakah latihan yang mereka kerjakan benar atau salah. Guru juga mengatakan bahwa dengan penggunaan pendekatan Understanding by Design ini maka waktu yang digunakan lebih banyak karena kegiatannya berbeda dengan pembelajaran yang biasanya dilakukan.Tetapi, jika pendekatan ini diterapkan lagi dikali berikut kemungkinan untuk memperoleh hasil yang lebih baik lebih besar, karena sudah pernah mencoba sehingga guru lebih paham dalam melaksanakan pembelajarannya dan bisa mengatasi permasalahan yang terjadi saat pertama diterapkan.

5. Transkip Wawancara

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan guru mengenai pendapat dan tanggapan guru terhadap pendekatan Understanding by Design.Wawancara ini dilakukan pada tanggal 1 November 2013. 1 Bagaimana tanggapan guru dengan pendekatan Understanding by Design ini? Jawaban guru :Lha gimana Rin… udah dianalisis hasil Ulangan hariannya. Tapi menurut saya cukup baguslah untuk membuat variasi mengajar.Yang dibutuhkan memang persiapan yang banyak dan daya dukung sarana yang cukup.Sebab kalau mengisyaratkan pendekatan dengan percobaan, ya butuh peralatan. 2 Apakah guru merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan Understanding by Design ini dalam kegiatan pembelajaran? Jawaban guru :Kalau tinggal menerapkan saya pikir ok. Tetapi masalah persiapan yang cukup panjang, menemukan inti, menemukan metode, menemukan kata kunci, menemukan sarana, dll. Bagi saya pribadi bagus tapi kendalanya waktu. Beban saya mengajar 34 jam pelajaran perminggu. Mungkin kalau jam saya hanya mengajar 18 JP atau mentok 24 JP saya bisa banyak variasi. Lagi pula untuk ukuran “siswa saya “ butuh dari Jam pelajaran yang tersedia. Yang jelas untuk kemampuan siswa seperti di tempat saya belum mampu dan belum terbiasa. Sebenarnya saya juga belum terbiasa hahaha…. 3 Apakah guru merasa ada peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Understanding by Design? Jawaban guru :Ada, karena saya harus mengulang-ulang pelajaran sampai Jam Pelajaran melebihi waktu, hahahhaha…. Tapi seneng kok ada variasi bagi saya dan siswa. 4 Apa kelebihan dan kekurangan dari Understanding by Design? Jawaban guru :Kelebihan adalah penyampaian pelajaran benar-benar dirancang, bahkan sampai langkah langkah detailnya. Ribetnya menyiapkan persiapan design-nya. Memang sih keberhasilan pembelajaran tergantung rancangannya haha 5 Apakah ada perbedaan yang mencolok dengan KBM yang biasa diterapkan khususnya dari RPP? Jawaban guru :Ya. Masalah besar di UbD di rancangan sebagai tujuan.Sedangkan RPP dimulai dari hal-hal sederhana di jelaskan.Dari RPP anak di bimbing sedang dengan UbD siswa disuruh mencari sendiri.Sebenarnya ideal tapi sekali lagi untuk siswa sayahahaha tahu sendiributuh diulang-ulang. 6 Apakah guru tertarik untuk mengembangkan Understanding by Design ini dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya? Jawaban guru :Tertarik kalau ada waktu. Paling tidak design yang jadi ini saya akan gunakan terus sebagai variasi. Mungkin kalau sudah terbiasa sangat mudah.Dan kayaknya UbD bisa sejalan dengan Kurikulum 2013.