Analisis Kebutuhan Hasil Penelitian dan Pembahasan

45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian bab IV ini akan membahas dua hal yang berkaitan dengan penelitian, pertama peneliti membahas mengenai hasil dan pembahasan modul “Cintai Lingkungan Sekitarmu”. Kedua, membahas tentang deskripsi singkat kualitas materi.

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Peneliti mengembangkan sebuah produk berupa modul “Cintai Lingkungan Sekitarmu ”. Modul ini dikembangkan menggunakan lima langkah pengembangan materi menurut Tomlinson, antara lain sebagai berikut:

4.1.1 Analisis Kebutuhan

Langkah awal peneliti dalam pembuatan modul cintai lingkungan sekitarmu adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Peneliti mendapatkan data analisis kebutuhan melalui kegiatan observasi dan wawancara. Kegiatan observasi dilakukan di dalam dan di luar kelas. Peneliti melakukan kegiatan observasi di SD Negeri Petinggen Yogyakarta selama kegiatan Program Pengalaman Lingkungan PPL berlangsung yang dimulai bulan Juli 2016 sampai bulan Oktober 2016. Observasi pertama yang dilakukan peneliti adalah Peneliti mengamati kondisi lingkungan sekolah, khususnya halaman depan kelas III B. Kelas III B berada dilantai 2 dan halaman kelas terlihat cukup bersih, tidaka ada tanaman di halaman kelas. Beberapa siswa terlihat sengaja memetik daun yang ada di pinggir 46 lapangan dan ada juga yang sengaja meninggalkan pelastik jajanan di tempat duduk yang ada di depan kelas II. Peneliti melakukan observasi di kelas III B pada pada hari senin tanggal 8 Agustus 2016. Siswa kelas III B berjumlah 30, dengan jumlah siswa laki-laki 14 dan perempuan berjumlah 16 siswa. Observasi berlangsung pada pembelajaran terakhir, pada saat itu sedang belangsung pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA, guru mengawali pembelajaran dengan membahas tugas yang diberikan kemarin sebagai tugas rumah pada pembelajaran yang sedang dipelajari. Setelah itu barulah guru membahas pembelajaran atau materi yang akan dipelajari. Guru tidak menggunakan buku cetak IPA melainkan materi yang diambilnya dari sebuah website atau beberapa situs yang ada di internet sebagai panduan mengajar. Guru menjelaskan secara singkat materi perubahan pada makhluk hidup. Siswa menyimak penjelasan yang diberikan oleh guru, Selama kegiatan pembelajaran terlihat ada siswa yang duduk dilantai dan bermain-main dengan teman sebangkunya. Sehingga selama pembelajarn guru selalu menegur siswa yang ramai agar mengikuti pembelajaran dengan baik. Hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif bertanya, proses tanya jawab yang dilakukan guru dan siswa merupakan wujud terjalinnya dialog yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga siswa dan guru bersama-sama mencari solusi atas permasalahan yang ada dalam pembelajaran. Pada proses pembelajaran siswa juga diminta untuk mencatat apa yang dituliskan dipapan tulis dan kebanyakan siswa laki-laki sibuk bermain sendiri sehingga guru sering menegurnya. Siswa diminta untuk mengerjakan soal LKS 47 dan guru juga menambahkan soal tambahan kepada siswa yang berisik dan tidak bisa diam selama pembelajaran sebgai hukuman. Pada saat mengerjakan soal latihan suasana kelas sedikit hening dan semua siswa fokus pada tugas yang diberikan, namun A yang sedari tadi tidak bisa diam di tempat duduknya tanpa sengaja menjatuhkan botol minum milik temannya yang ada di atas meja. Seluruh anggota kelas terkejut karena pemlik botol minum teriak dan marah pada. Semua siswa berhenti mengerjakan tugas sejanak dan memperhatikan siswa tadi, Guru langsung menghampiri dan menangkan kedua siswa tadi supaya keadaan menjadi tenang kembali. Tidak lama dari kejadian A tersebut meminta izin untuk pergi ke toilet, guru memberikan izinkan. Pada saat itu guru memberitahu peneliti bahawa siswa yang bersangkutan cenderung aktif dan terkadang emosinya kurang stabil sehingga siswa dibiarkan saja selama tidak mengganggu proses pembelajaran. Guru kemudian melanjutkan mengoreksi dan memberikan penguatan terhadap jawaban yang diberikan siswa. Saat guru menbahas soal A kembali masuk kedalam kelas dan duduk di tempat duduknya ikut mengoreksi tugas yang sudah dikerjakannya dibantu D teman sebangkunya. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, namun tidak ada siswa yang bertanya maupun menanggapi penjelasan guru. Sebelum menutup pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa untuk membawa perlengkapan praktikum pada pembelajaran IPA yang akan datang sesuai yang di tuliskan guru dipapan tulis. Peneliti juga mengamati keadaan kelas, pada saat itu kondisi kelas begitu kotor. Tumpukan sampah berserakan dibarisan bagian belakang karena kotak sampah pada kelas ini diletakkan di belakang kelas dekat lemari. Ketika proses pembelajaran selesai siswa diingatkan kembali pada tugas piket kelas oleh guru 48 sebelum keluar kelas. Siswa membersihkann kelas dengan menaikkan kursi ke atas meja terlebih dahulu setelah itu menyapu kolong-kolong meja. Namun sayangnya setelah peneliti perhatikan hasil sapuan yang mereka sapu justru dikumpulkan dan diletakkan dibelakang kelas tepat pada kotak sampah yang berada dibarisan belakang. Sampah yang terkumpul tidak langsung dibuang ke penampungan sampah yang ada disamping gedung sekolah sehingga sampah bertumpuk didalam kelas yang berada pada belakang kelas. Peneliti mengamati kondisi lingkungan sekolah, khususnya halaman depan kelas III B. Kelas III B berada dilantai 2 dan halaman kelas terlihat cukup bersih, tidaka ada tanaman di halaman kelas. Beberapa siswa terlihat sengaja memetik daun yang ada di pinggir lapangan dan ada juga yang sengaja meninggalkan pelastik jajanan di tempa duduk yang ada di depan kelas II. Berdasarkan hasil observasi yang telah didapatkan diatas, Siswa yang terlihat aktif hanya beberapa. Berdasrkan pengalaman peneliti pada saat melaksanaan kegiatan Program Pengalaman Lapangan PPL, perilaku siswa belum terlihat sadar dan peduli terhadap lingkungan sepenuhnya. Selain data observasi, peneliti juga melaksanakan wawancara untuk menambah dan memperluas informasi. Peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur, artinya peneliti tidak membuat pertanyaan-pertanyaan secara terstruktur tetapi hanya menuliskan garis besar masalah yang akan ditanyakan. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III B dan siswa kelas III B pada hari senin tanggal 15 Agustus 2016 pada jam istirahat. Peneliti melakukan wawancara dengan bertatap muka langsung dengan guru kelas III B dan mencatat 49 hasil wawancara. Peneliti menggunakan panduan wawancara berupa garis besar pertanyaan, topik yang diajukan yaitu ketersediaan dan penggunaan sumber belajar serta materi ajar di sekolah, pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas, penggunaan sumber dan media pembelajran, kendala yang dihadapi ketika mengajar IPA, serta usaha untuk mengatasi masalah tersebut serta karakteristik dan latar belakang siswa kelas III B dan pandangan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah. Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan siswa dan guru kelas III B SD Negeri Petinggen Yogyakarta. Dari hasil wawancara kepada guru kelas III B peneliti mendapatkan hasil bahwa, sebagian besar siswa kelas III B tumbuh dan besar dilingkungan sekitar sekolah. Siswa rata-rata berasal dari lingkungan keluarga kalangan keatas namun ada juga yang bekerja sebagai buruh, pedagang dan PNS. Tempat tinggal mereka kebanyakan di perumahan heterogen penduduk bervariasi. Penilaian terhadap kemampuan akademik siswa belum dapat dilakukan secara detail oleh guru, dikarenakan guru belum terlalu lama mengenal kepribadian siswa. Namun secara umum nilai siswa kelas III B dilihat dalam bidang akademik mendapatkan nilai yang baik dan rata-rata diatas KKM terutama dalam mata pelajaran bahasa dan IPA. Minat belajar siswa juga terlihat pada pembelajaran SBK, dikarenakan mata pelajaran tersebut mendorong siswa untuk lebih bebas dalam berkreasi. Siswa kelas III B adalah siswa yang cukup aktif dalam belajar dan mereka akan lebih senang apabila pembelajaran dilakukan di luar kelas dan bertemu alam langsung saat pembelajaran IPA. Guru pernah melakukan pembelajaran IPA di luar kelas saat materi struktur daun namun pembelajaran jadi tidak efektif dikarenakan siswa bermain sendiri tidak mendengarkan penjelasan dari guru terutama siswa laki-laki. 50 Seperti yang dikatakan guru bahwa, siswa kelas III B cukup aktif di dalam kelas. Siswa kelas III B sangat antusias saat guru mengajak siswa untuk mengamati atau melakukan praktik, terutama saat kegiatan di luar kelas. Namun dibalik antusias siswa terhadap kegiatan tersebut, guru merasa kesulitan dalam mengelolah siswa ketika pembelajaran berlangsung. Suasana yang sulit dikendalikan karena siswa terlihat gaduh dan mulai tidak mendengarkan penjelasan saat melakukan kegaitan berlangsung diluar kelas membuat guru mengambil tindakan. Guru mengajak siswa untuk kembali ke dalam kelas dan membagi siswa menjadi bebarpa kelompok dan memberikan tugas yang berbeda setiap kelompoknya. Pembagian kelompok ini dilakukan oleh guru agar siswa mampu bekerjasama satu sama lain. Dari segi karakteristik siswa di kelas III B ini terdapat satu siswa yang memerlukan bimbingan khusus karena siswa memiliki sifat yang aktif dan emosi yang kurang stabil. Guru meminta siswa tersebut untuk duduk di barisan ke 2 dari depan agar mudah di pantau oleh guru. Namun siswa tersebut tetap mencari kesempatan untuk dapat mengganggu temannya yang lain. Sehingga guru harus memberikan perhatian lebih kepada siswa tersebut. Guru biasanya juga memberikan bimbingan tambahan kepada siswa yang belum memahami materi diakhir pembelajaran. Peneliti menanyakan pendapat guru tentang pembelajaran IPA di hari yang berbeda dikarenakan wawancara hari pertama terpotong oleh waktu mengajar guru. Guru kelas III B berpendapat bahwa pembelajaran IPA adalah mata pelajaran yang mengasikkan, IPA adalah mata pelajaran yang berisi materi yang berhubungan dengan alam sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi 51 tersebut. Guru berusaha menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami siswa. Guru mengajarkan siswa untuk saling membantu, siswa yang memiliki pemahaman yang tinggi diminta untuk membantu siswa yang pemahamannya rendah. Keterbatasan sumber belajar dan media menjadi hal yang menghambat proses pembelajaran IPA di kelas III B. sehingga guru mencari sumber belajar melalui internet. Guru menjelaskan bahwa siswa akan memberikan respon positif dan semangat dalam pelaksanaan uji coba. Namun guru kelas III B berpendapat bahwa tidak semua materi IPA bisa dikombinasikan dengan uji coba. Guru perlu memilih materi yang sekiranya membutuhkan uji coba. Kegiatan uji coba juga harus memperhatikan alat dan bahan yang akan di gunakan serta alokasi waktu yang harus diperhitungkan. Pada hari yang berbeda peneliti mewawancarai beberapa siswa kelas III B. pertanyaan pertama yang diajukan yaitu tentang antuias siswa dalam mengikuti kegiatan pembela jaran IPA. Kebanyakan dari mereka menjawab “biasa saja”, ada yang bilang “asik” dan ada juga yang merasa kurang jelas. Siswa yang berinisial W bercerita “belajar IPA yang asik itu saat kita melihat daun-daunan di luar kelas bu” dan pernyataan W dibenarkan oleh teman-temannya. Sehingga peneliti melanjutkan Pertanyaan yang menanyakan tentang pentingnya modul pembelajaran IPA, siswa berinisial L menjawab “sangat butuh soalnyakita belum dapat buku cetak bu, belum dibagikan” Peneliti mencoba untuk memahami pendapat siswa dan melanjutkan untuk menanyakan yang berkaitan dengan lingkungan. Pada saat ditanya kenapa siswa masih sering membuang sampah di dalam laci meja dan tidak mau mengeluarkan sampah yang terdapat didalam 52 kelas. Ada yang mengatakan “lupa, malas keluar kelas”, bahkan samapai mengatakan “nanti akan dibersihkan oleh teman yang piket bu”. Pernyataan siswa mengenai lingkungan membuktikan bahwa masih sedikit siswa yang peduli untuk menjaga lingkungan. Padahal siswa tahu cara menjaga lingkungan disekitarnya. Kebannyakan alasan mereka karena ada petugas yang akan membersihkan, selain itu siswa harus diingatkan untuk melakukan piket kelas setelah pulang sekolah. Tidak hanya itu kebanyakan dari mereka malas untuk membuang sampah pada tempatnya. Mereka membuang sampah atau meninggalkan sampah secara sengaja maupun tidak sengaja biasanya dilaci meja, area tanaman depan kelas, dan tempat duduk yang ada di depan kelas II. Peneliti meyakini bahwa berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan, siswa dan guru membutuhkan materi uji coba dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Materi ujicoba diharapkan sesuai dengan Standar Kompetensi SK, kompetensi Dasar KD dan indikator pembelajaran. Selain itu diharapkan modul yang berisikan materi uji coba nantinya akan bermanfaat unuk membantu guru dalam membimbing anak melakukan uji coba agar memiliki sikap aktif serta kesadaran akan peduli terhadap lingkungannya.

4.1.2 Desain Produk

Dokumen yang terkait

Pengembangan modul pelajaran IPA kelas III berbasis paradigma pedagogi reflektif di SD Kanisius Kalasan.

1 1 104

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif.

0 0 2

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen Yogyakarta.

0 0 133

Pengembangan modul pembelajaran IPA "Tumbuhan di Sekitarku" menggunakan pendekatan paradigma pedagogi refketif untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

0 2 112

Pengembangan perangkat pembelajaran dan modul materi pelestarian sumber daya alam berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IV A SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta.

0 3 168

Pengembangan modul cintai lingkungan sekitarmu menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III B SD Negeri Petinggen Yogyakarta

0 1 133

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif

1 1 129

Pengembangan modul pelajaran IPA kelas III berbasis paradigma pedagogi reflektif di SD Kanisius Kalasan

1 2 102

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen Yogyakarta

1 9 131

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran menghemat energi listrik berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta

0 1 159