Cooperative Learning Kajian Teori

20

4. Cooperative Learning

a. Pengertian Cooperative Learning Isjoni 2013: 20 mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai suatu pendekatan dimana peserta didik berkerjasama antara satu dengan yang lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas individu atau kelompok yang diberikan oleh guru. Sejalan dengan Isjoni, Jhonson dalam Isjoni, 2013: 23, berpendapat bahwa istilah pembelajaran kooperatif dalam pengertian bahasa Indonesia yaitu mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar dapat berkerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan saling memahami satu sama lain dalam kelompok tersebut. Suprijono 2013: 54 menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas mencakup semua jenis kerja sama kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Lebih lanjut Suprijono menjelaskan bahwa dalam pembelajaran kooperatif, guru sebagai pemberi arah, guru bertugas untuk menetapkan pertanyaan-pertanyaan, menyediakan bahan-bahan dan merancang informasi untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dalam kelompok- kelompok kecil yang memberikan kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk saling berinteraksi dan berkerja sama guna memahami suatu materi atau bahan pembelajaran. b. Unsur-unsur Cooperative Learning 21 Arends dan Ibrahim dalam Isjoni, 2013: 25 menjelaskan unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1 Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa “sehidup sepenanggungan”, 2 Setiap siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam kelompoknya disamping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi, 3 Semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4 siswa membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompok, 5 setiap siswa akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok, 6 Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, 7 Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secera individual materi yang ditangani di dalam kelompoknya. Roger dan Johnson dalam Suprijono, 2013: 58, berpendapat untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, ada lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan yaitu: 1 Saling ketergantungan positif positive interdependence . Dalam pembelajaran kooperatif, pendidik hendaknya mamu menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling memnutuhkan satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini yang dimaksud saling ketergantungan positif yaitu saling ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan mencari bahan atau sumber belajar, saling ketergantungan peran dan saling ketergantungan hadiah. 2 Tanggung jawab perseorangan personal responsibility . Dalam pembelajaran kooperatif, semua anggota kelompok diajarkan untuk saling membagi tanggung jawab. Setiap anggota kelompok memiliki tugas dan 22 tanggungjawab yang sama. Interaksi promotif face to face promotive interaction. Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok diharapkan mampu berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain seperti: saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan saran yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, serta saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama. 3 Komunikasi antaranggota interpersonal skill . Dalam pembelajaran kooperatif, unsur-unsur komunikasi antaranggota kelompok ini sangat penting karena dapat melatih keterampilan sosial setiap anggota kelompok misalnya: saling mengenal dan mempercayai teman, mampu berkomunikasi, saling menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara kondusif. 4 Pemrosesan kelompok group processing . Proses pemerosesan kelompok ini adalah suatu upaya yang digunakan sebagai evaluasi dari semua rangkaian kegiatan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas setiap anggota dalam memberikan konstribusi terhadap kegiatan kolaborasi untuk mencapai tujuan kelompok. Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kooperatif dibedakan dari pembelajaran lainnya karena memiliki ciri-ciri khusus dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif dilaksanakan secara sistematis dan harus memenuhi beberapa unsur sebagaimana telah diuraikan di atas. c. Tujuan Cooperative Learning Isjoni 2013: 9 berpendapat bahwa tujuan utama penerapan pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara 23 berkelompok bersama-sama dengan teman-temannya dengan saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang laian untuk mengemukakan gagasan atau menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Suprijono 2013: 61 menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif dikembangkan yaitu untuk mencapai hasil belajar berupaprestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Lebih lanjut Suprijono menekankan bahwa untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward- nya. Dari penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat dipahami bahwa tujuan pembelajaran kooperatif yaitu untuk mengembangkan keterampilan peserta didik mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.

5. Cooperative Learning tipe STAD

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

Perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Kramat 5 Magelang pada pelajaran Pkn menggunakan model Cooperative Learning tipe Stad.

0 0 164

Perbedaan motivasi dan hasil belajar berdasarkan model cooperative learning tipe STAD pada pelajaran IPS siswa kelas IV SD.

0 1 228

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PKn KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN

0 1 10

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD

0 0 10